Kemendikbudristek: Humas jadi Kunci Keterlibatan Industri pada Pendidikan Vokasi
Usaha perguruan tinggi vokasi akan sia-sia jika pemangku kepentingan pendidikan vokasi tidak mengetahui usaha mereka
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto meminta perguruan tinggi vokasi melibatkan semua pemangku kepentingan dalam program di instansi masing-masing.
Dirinya mengatakan hubungan masyarakat (humas) berperan penting agar para pemangku kepentingan pendidikan vokasi terlibat.
"Industri harus tahu, mengerti, dan mendukung program-program kita. Masing-masing perguruan tinggi vokasi akan memiliki daftar pemangku kepentingan yang panjang dan masing-masing akan berbeda tergantung koneksi, kerja sama, dan kemitraan yang dibangun,” ujar Wikan melalui keterangan tertulis, Senin (4/10/2021).
Usaha perguruan tinggi vokasi, menurut Wikan, akan sia-sia jika pemangku kepentingan pendidikan vokasi tidak mengetahui usaha mereka.
Pemangku kepentingan pendidikan vokasi antara lain, industrialis, pengusaha menengah, dan pengusaha kecil. Pemerintah dan anggota legislatif juga termasuk kepentingan pendidikan vokasi.
"Ini signifikansi dari hubungan masyarakat di perguruan tinggi vokasi. Humas adalah posisi strategis di perguruan tinggi vokasi," ucap Wikan.
Baca juga: Kemendikbudristek: Masih Ada Dua Kesempatan Guru Honorer Ikut Seleksi PPPK
Wikan mengatakan hubungan antara penyelenggara pendidikan vokasi dengan para pemangku kepentingan harus kuat.
"Keberhasilan pendidikan vokasi tergantung dari kemampuan membangun relasi, komunikasi, kepercayaan, dan keterlibatan dunia usaha dunia industri, pemerintah, serta masyarakat,” kata Wikan.
Humas memiliki peran kunci dalam memastikan dunia usaha dunia industri memiliki persepsi yang positif terhadap kompetensi lulusan perguruan tinggi vokasi.
Publik pun perlu mengetahui hal tersebut agar orangtua mau menyekolahkan anaknya ke politeknik, akademi, dan sekolah vokasi.
Humas, kata Wikan, memiliki tugas berat untuk menjadikan perguruan tinggi vokasi sebagai preferensi pertama anak-anak muda Indonesia dalam melanjutkan pendidikan.
“Saya mengimbau tiap kampus pendidikan vokasi bertransformasi memberikan dukungan lebih besar kepada biro atau bagian kehumasan di kampus masing-masing," pungkas Wikan.
Seperti diketahui, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi telah melakukan beberapa program dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di perguruan tinggi vokasi.
Program tersebut antara lain, mendorong penguatan ekosistem riset terapan vokasi lewat program riset Match Funding dan Program Riset Keilmuan Terapan yang didanai LPDP.
Lalu peningkatan kualitas pendidik, peningkatan sarana dan prasarana, serta pengembangan potensi mahasiswa melalui program kewirausahaan.
Program Penguatan Kehumasan Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PTPPV) tahun 2021 merupakan lanjutan dari program sama yang dilaksanakan tahun 2020.