Pemikiran Soekarno Lampaui Zaman, Rektor UNJ Beberkan Gagasan Sang Proklamator soal Kota Mahasiswa
Di kampus semestinya dirancang dan dikaji bangunan masa depan peradaban bangsa dengan membekali generasi muda ilmu pengetahuan, keterampilan,seni
Bung Karno juga yang pertama kali memperkenalkan pusat keunggulan (center of excellence) pada sejumlah kampus.
Baca juga: Kemendikbud Gelontorkan Insentif Rp500 Miliar ke Kampus Negeri dan Swasta Lewat Competitive Fund
Misalnya memperkenalkan pusat keunggulan agronomi dan veterinary medicine di IPB, Unhas untuk hukum dan ekonomi. Sistem inipun diadopsi oleh anggota Asean hingga kini ada 26 pusat keunggulan sejenis di kawasan regional Asia Tenggara ini.
Yang jelas, prasasti Kota Mahasiswa memberi simbol agar universitas berperan sebagai pusat koordinasi kegiatan tri-dharma perguruan tinggi di sejumlah universitas di seluruh Indonesia.
"Di kampus lah semestinya dirancang dan dikaji bangunan masa depan peradaban suatu bangsa dengan membekali generasi muda ilmu pengetahuan, keterampilan, seni dan teknologi baru," kata Abbas.
Sekjen DPP PDI PDIP, Hasto Kristiyanto, mengatakan, ketika Bung Karno meneken prasasti UNJ dan membubuhkan 'Kota Mahasiswa' atau City of Intellect, sebenarnya bermuara pada falsafah bangsa dan tujuan bernegara seperti dimuat Konstitusi.
Yakni memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan menurut Bung Karno, kata Hasto, adalah cermin kehidupan sebuah bangsa. Dan melalui pendidikan lewat sekolah, merupakan salah satu lokus untuk memulai revolusi mental.
Di masa lalu, Bung Karno berusaha untuk menumbuhkan etos warga negara melalui pendidikan di sekolah yakni melalui penerapan sistem pendidikan Panca Wardhana. Sistem pendidikan yang menekankan pada nation and character building. '
Hasto lalu mengutip salah satu pernyataan Bung Karno saat penganugerahan gelar doktor kehormatan di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1951.
Bung Karno menyatakan dirinya selalu mencoba menghubungkan ilmu dengan amal; menghubungkan pengetahuan dengan perbuatan sehingga pengetahuan ialah untuk perbuatan, dan perbuatan dipimpin oleh pengetahuan. Ilmu dan amal, kennis dan daad, harus ‘wahyu-mewahyui’ satu sama lain.
“Kata Bung Karno, 'Bagi saya, ilmu pengetahuan hanyalah berharga penuh jika ia dipergunakan untuk mengabdi kepada praktek hidup manusia, atau prakteknya bangsa, atau praktek hidupnya dunia kemanusiaan'," pungkas Hasto.