Senin, 6 Oktober 2025

Virus Corona

Sekjen PBB: 1 Miliar Anak di Dunia Terganggu Sekolahnya Akibat Virus Corona

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengatakan, satu miliar anak di dunia terganggu sekolahnya akibat virus Corona.

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
SURYA/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Ilustrasi - Simulasi pembelajaran tatap muka di SMP 17 Agustus 1945, Selasa (4/8/2020). Simulasi proses pembelajaran tatap muka yang dilakukan Dinas Pendidikan Kota Surabaya dilakukan seminggu setelah pertemuan kepala SMP negeri dan Swasta bersama Wali Kota Surabaya. Sebanyak 10 sekolah swasta dari 21 sekolah pilot project pembelajaran tatap muka ditunjuk mewakili wilayahnya. 

Poin utama adalah membuka kembali sekolah.

"Setelah penularan Covid-19 dalam lokal terkendali, mengembalikan siswa ke sekolah dan lembaga pembelajaran seaman mungkin harus menjadi prioritas utama," tuturnya.

Baca: Kasus Lokal Covid-19 Menurun, China Siap Buka Sekolah Tatap Muka

Asisten Direktur Jenderal Pendidikan UNESCO, Stefania Giannini, menyatakan hal serupa.

Kepada wartawan, badan yang berbasis di Paris tersebut berencana mengadakan pertemuan virtual tingkat tinggi pada musim gugur, kemungkinan selama paruh kedua Oktober.

Tujuannya, untuk menegaskan komitmen dari para pemimpin dunia dan komunitas internasional untuk menempatkan pendidikan di garis depan agenda pemulihan dari pandemi.

"Mungkin ada trade-off ekonomi, tetapi semakin lama sekolah tetap ditutup, dampaknya semakin menghancurkan, terutama pada anak-anak miskin dan paling rentan," ungkap Giannini.

Sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) melakukan kegiatan belajar mengajar bersama sistem online di ruang aula Kelurahan Jatirahayu, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (5/8/2020). Di tengah pandemi Covid-19, proses belajar mengajar dilakukan tanpa tatap muka, pembelajaran daring pun diberlakukan. Namun keterbatasan sarana perangkat, fasilitas, dan ekonomi menjadi salah satu kendala yang harus di hadapi oleh masyarakat setempat. Demi memudahkan siswa/pelajar di Kota Bekasi, Pemerintah Kota Bekasi tepatnya di Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, memfasilitasi warganya dalam belajar online dengan menyediakan WiFi gratis di ruang aula Kelurahan Jatirahayu. Tribunnews/Jeprima
Sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) melakukan kegiatan belajar mengajar bersama sistem online di ruang aula Kelurahan Jatirahayu, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (5/8/2020). Di tengah pandemi Covid-19, proses belajar mengajar dilakukan tanpa tatap muka, pembelajaran daring pun diberlakukan. Namun keterbatasan sarana perangkat, fasilitas, dan ekonomi menjadi salah satu kendala yang harus di hadapi oleh masyarakat setempat. Demi memudahkan siswa/pelajar di Kota Bekasi, Pemerintah Kota Bekasi tepatnya di Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, memfasilitasi warganya dalam belajar online dengan menyediakan WiFi gratis di ruang aula Kelurahan Jatirahayu. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/Jeprima)

Ia menekankan, sekolah tidak hanya tempat untuk belajar.

Sekolah juga memberikan perlindungan sosial dan gizi, terutama bagi anak muda yang rentan.

Giannini mengatakan, krisis virus Corona telah memperkuat ketidaksetaraan digital, sosial, dan gender.

Anak-anak perempuan, para pengungsi, penyandang cacat, anak terlantar, dan anak-anak muda di daerah pedesaan paling rentan dalam menghadapi kesempatan terbatas untuk melanjutkan studi mereka.

Oleh karena itu, Guterres menambahkan, peningkatan pembiayaan pendidikan harus menjadi prioritas.

Pasalnya, sebelum pandemi, negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah menghadapi kesenjangan pendanaan pendidikan sebesar 1,5 triliun dolar.

Kesenjangan dalam pembiayaan pendidikan secara global dapat meningkat hingga 30 persen karena pandemi tersebut.

"Pendidikan harus menargetkan mereka yang paling tertinggal, termasuk anak-anak muda yang dalam krisis, minoritas, pengungsi, serta penyandang cacat."

"Dan inisiatif ini harus segera diupayakan untuk menjembatani kesenjangan digital yang semakin nyata selama krisis Covid-19," katanya.

Sejumlah siswa saat mengikuti uji coba kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di SMPN 2 Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/8/2020). Pemkot Bekasi memperbolehkan aktivitas tatap muka di sekolah kembali berlangsung dengan alasan angka penularan Covid-19 di Kota Bekasi sudah di bawah satu. Tribunnews/Jeprima
Sejumlah siswa saat mengikuti uji coba kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di SMPN 2 Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/8/2020). Pemkot Bekasi memperbolehkan aktivitas tatap muka di sekolah kembali berlangsung dengan alasan angka penularan Covid-19 di Kota Bekasi sudah di bawah satu. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)
Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved