Virus Corona
Sekjen PBB: 1 Miliar Anak di Dunia Terganggu Sekolahnya Akibat Virus Corona
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengatakan, satu miliar anak di dunia terganggu sekolahnya akibat virus Corona.
Poin utama adalah membuka kembali sekolah.
"Setelah penularan Covid-19 dalam lokal terkendali, mengembalikan siswa ke sekolah dan lembaga pembelajaran seaman mungkin harus menjadi prioritas utama," tuturnya.
Baca: Kasus Lokal Covid-19 Menurun, China Siap Buka Sekolah Tatap Muka
Asisten Direktur Jenderal Pendidikan UNESCO, Stefania Giannini, menyatakan hal serupa.
Kepada wartawan, badan yang berbasis di Paris tersebut berencana mengadakan pertemuan virtual tingkat tinggi pada musim gugur, kemungkinan selama paruh kedua Oktober.
Tujuannya, untuk menegaskan komitmen dari para pemimpin dunia dan komunitas internasional untuk menempatkan pendidikan di garis depan agenda pemulihan dari pandemi.
"Mungkin ada trade-off ekonomi, tetapi semakin lama sekolah tetap ditutup, dampaknya semakin menghancurkan, terutama pada anak-anak miskin dan paling rentan," ungkap Giannini.

Ia menekankan, sekolah tidak hanya tempat untuk belajar.
Sekolah juga memberikan perlindungan sosial dan gizi, terutama bagi anak muda yang rentan.
Giannini mengatakan, krisis virus Corona telah memperkuat ketidaksetaraan digital, sosial, dan gender.
Anak-anak perempuan, para pengungsi, penyandang cacat, anak terlantar, dan anak-anak muda di daerah pedesaan paling rentan dalam menghadapi kesempatan terbatas untuk melanjutkan studi mereka.
Oleh karena itu, Guterres menambahkan, peningkatan pembiayaan pendidikan harus menjadi prioritas.
Pasalnya, sebelum pandemi, negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah menghadapi kesenjangan pendanaan pendidikan sebesar 1,5 triliun dolar.
Kesenjangan dalam pembiayaan pendidikan secara global dapat meningkat hingga 30 persen karena pandemi tersebut.
"Pendidikan harus menargetkan mereka yang paling tertinggal, termasuk anak-anak muda yang dalam krisis, minoritas, pengungsi, serta penyandang cacat."
"Dan inisiatif ini harus segera diupayakan untuk menjembatani kesenjangan digital yang semakin nyata selama krisis Covid-19," katanya.
