Senin, 29 September 2025

Kinestetik Learner si Paling Gamau Diam!

Simak penjelasan mengenai gaya belajar kinestetik, ciri-ciri, kelebihan dan tantangan, hingga strategi belajar efektif dari Ganesha Operation.

|
Editor: Sri Juliati
ISTIMEWA/GANESHA OPERATION
GAYA BELAJAR KINESTETIK - Simak penjelasan mengenai gaya belajar kinestetik, ciri-ciri, kelebihan dan tantangan, hingga strategi belajar efektif dari Ganesha Operation. 

oleh: Sugih Ahmad Rizal

TRIBUNNEWS.COM - Stop berpikir kamu aneh! Hanya karena cara belajarmu yang tidak bisa diam atau bahkan hyperactive. Mungkin itulah cara kamu dalam memproses dan menyerap materi. 

Apalagi, di dunia pendidikan masa kini, gaya belajar seperti ini makin mendapat perhatian. Karena pendekatan kinestetik terbukti bisa meningkatkan pemahaman dan retensi, terutama untuk siswa yang tidak cocok dengan metode belajar pasif seperti ceramah panjang.

Bagi sebagian siswa, belajar itu bukan soal duduk manis dan menyimak. Justru sebaliknya, mereka baru benar-benar ngeh saat tangan dan tubuhnya ikut terlibat, seperti menyentuh alat peraga, menjajal eksperimen, bahkan sekadar berpindah tempat bisa bikin pelajaran terasa lebih hidup dan nempel di kepala.

Inilah yang disebut gaya belajar kinestetik. Gaya belajar yang di mana kamu akan lebih bisa memproses dan menyerap materi saat melibatkan aktivitas fisik. Mari kita cari tahu, apakah kamu termasuk seorang kinesthetic learner atau bukan.

Apa Itu Gaya Belajar Kinestetik?

Gaya belajar kinestetik atau kadang disebut juga tactile learning adalah gaya belajar yang mengandalkan aktivitas fisik, pengalaman langsung, dan gerakan tubuh untuk memahami informasi. 

Siswa kinestetik menyerap pelajaran paling efektif saat mereka terlibat secara fisik, bukan cuma duduk dan mendengarkan guru bicara atau membaca buku.

Mereka suka belajar sambil bergerak, memegang benda, membuat proyek, atau terlibat langsung dalam kegiatan yang memancing pengalaman nyata. Dengan kata lain, mereka belajar dengan melakukan dan bukan sekadar melihat atau mendengar.

Dalam jurnal berjudul Kinesthetic Learning: Hands-On Learning and Active Engagement (Oluwaseyi Kolawole Oladele, 2024), disebutkan bahwa metode kinestetik membantu menciptakan proses belajar yang menyenangkan, karena memberi ruang untuk eksplorasi. 

Jadi kalau kamu merasa lebih paham setelah ngulik sendiri dibanding sekadar mendengarkan, bisa jadi kamu seorang kinesthetic learner!

Baca juga: Benarkah Si Cerewet Itu Seorang Auditory Learner?

Ciri-Ciri Kinesthetic Learner

Anak dengan gaya belajar kinestetik bukan tipe yang betah duduk diam terlalu lama sambil menyimak penjelasan secara pasif. 

Justru, proses belajar terasa menyenangkan dan lebih melekat ketika tubuh mereka ikut terlibat secara langsung.

Sejak usia dini, anak kinestetik cenderung menunjukkan minat pada aktivitas bongkar-pasang, suka membongkar mainan, membangun sesuatu dari balok atau LEGO, dan senang memecahkan teka-teki seperti puzzle. 

Beberapa ciri khas lain dari kinesthetic learner antara lain:

  1. Belajar paling efektif saat melakukan kegiatan langsung (hands-on experience).
  2. Senang berolahraga, kegiatan fisik, dan eksplorasi di luar ruang kelas.
  3. Cenderung menggunakan tangan saat berbicara dan suka membuat kerajinan.
  4. Sering kali menyukai tantangan seperti teka-teki atau maze karena memicu respons logika motorik.

Bersumber dari Bay Atlantic University, anak-anak kinestetik juga berpikir lebih jernih ketika mereka bisa bergerak. 

Mereka cenderung mempercayai apa yang bisa mereka rasakan dan lakukan secara langsung, bukan hanya sekadar didengar atau dibaca. 

Inilah alasan mengapa mereka biasanya memiliki pemahaman lebih dalam terhadap materi ketika terlibat aktif di dalamnya.

Kelebihan dan Tantangan Gaya Belajar Kinestetik

Gaya belajar kinestetik punya kekuatan utama, di mana siswa efektif belajar saat berinteraksi langsung dengan materi pelajaran. 

Ini membuat gaya belajar kinestetik sering disejajarkan dengan active learning, karena sama-sama mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar. Salah satu keunggulan utamanya adalah meningkatkan perkembangan kognitif.

Penelitian menunjukkan bahwa gerakan fisik dapat meningkatkan aliran oksigen dalam darah, yang pada akhirnya berdampak positif pada performa otak. Dengan kata lain, semakin aktif tubuh, semakin bugar pula otak dalam menerima dan mengolah informasi.

Kelebihan lain dari pembelajar kinestetik adalah kemampuan mereka dalam berpikir kreatif dan menyelesaikan masalah. 

Saat mereka aktif memanipulasi alat peraga atau menyelesaikan tantangan fisik, mereka terdorong untuk berpikir dari berbagai sudut dan menemukan solusi-solusi inovatif. 

Gaya belajar ini juga mendukung pengembangan keterampilan observasi karena siswa terbiasa memperhatikan detail saat berinteraksi langsung dengan materi.

Di samping itu, keterlibatan dalam kegiatan seperti role-playing atau kerja kelompok juga mendorong tumbuhnya keterampilan sosial. 

Pembelajar kinestetik cenderung lebih ekspresif dan aktif secara fisik, yang secara alami mempermudah mereka untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan belajar dari interaksi dengan orang lain.

Namun, meskipun penuh keunggulan, gaya belajar ini bukan tanpa tantangan. Beberapa kesulitan yang umum dialami pembelajar kinestetik antara lain:

  1. Ketergantungan pada alat bantu atau media konkret untuk memahami topik abstrak.
  2. Kurang nyaman dalam situasi belajar yang pasif, seperti kelas yang hanya berisi ceramah atau diskusi tanpa aktivitas fisik.
  3. Mudah bosan dan frustrasi jika harus duduk dalam waktu lama tanpa jeda gerak.

Karena itu, penting bagi guru dan siswa untuk menyadari bahwa gaya belajar kinestetik butuh pendekatan yang lebih fleksibel dan interaktif. 

Memberikan aktivitas langsung bisa membuat proses belajar terasa lebih efektif dan menyenangkan bagi mereka.

Strategi Belajar Efektif untuk Gaya Kinestetik

1. Ubah kelas menjadi ruang eksplorasi

Alih-alih mengandalkan penjelasan panjang lebar, pengajar bisa menyisipkan berbagai aktivitas seperti demonstrasi, eksperimen, bermain peran, atau proyek kelompok. 

Aktivitas seperti ini bukan sekadar variasi, tapi justru menjadi jalan utama untuk pembelajar kinestetik menyerap informasi.

2. Bergerak saat belajar boleh, kok!

Gerakan kecil seperti menggoyangkan kaki, mencoret-coret kertas, atau berdiri sesaat bisa membantu pembelajar kinestetik tetap fokus. 

Bahkan, stretching ringan atau permainan sederhana di tengah sesi belajar bisa menjadi momen "refresh" yang memperkuat daya serap terhadap materi.

3. Membuat catatan aktif

Buatlah catatan dengan tangan! Proses menulis dan menandai membuat informasi lebih mudah diingat karena melibatkan gerakan. 

Bahkan pemilihan warna bisa menjadi bagian dari pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna.

Pembelajar kinestetik punya kekuatan yang unik dan ketika mereka diberi ruang untuk bergerak dan bereksperimen, belajar pun jadi pengalaman yang menyenangkan dan bermakna.

Apakah Gaya Ini Cocok untuk Kamu?

Setelah membaca seluruh penjelasan tentang gaya belajar kinestetik, apakah kamu merasa ini adalah gayamu?

Apakah kamu merasa lebih "nyambung" saat bisa memegang, mempraktikkan, dan mengalami langsung materi pelajaran?

Kalau iya, selamat! Kamu telah menemukan gaya belajar yang paling mendekatimu. Dengan mengenali gaya ini, kamu bisa belajar lebih optimal karena tahu cara terbaik otakmu bekerja dalam menyerap informasi.

Pembahasan tentang Visual, Auditori, dan Kinestetik ini bukan sekadar memberi label, tapi jadi ajakan untuk mengenal diri sendiri. 

Setiap siswa punya gaya belajar yang unik, dan dengan mengenali gaya ini akan membantumu belajar lebih efektif.

Tidak ada gaya belajar yang paling hebat, karena semuanya punya kelebihan dan tantangan. Yang paling penting adalah bagaimana kamu bisa menyiasati proses belajarmu agar sesuai dengan caramu sendiri.

Ayo Temukan Gayamu Lewat Tes Modalitas di GO!

Masih bingung kamu tergolong pembelajar visual, auditori, atau kinestetik

Di Ganesha Operation, kamu bisa mengikuti Tes Modalitas yang akan membantumu menemukan jawabannya. 

Hasil tes ini bisa menjadi gerbang untuk menyusun strategi belajar yang tepat, bukan hanya buat ujian tapi juga untuk sukses jangka panjang.

Belajar bukan sekadar menghafal, tapi juga memahami caramu belajar. 

Yuk, kenali dirimu lebih dalam bersama GO, daftar sekarang supaya kamu bisa dapat jawaban apakah gaya belajarmu visual, auditori, atau kinestetik! (*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan