Penerimaan Siswa Baru
Aturan Zonasi Enggak Ngaruh Buat Masuk ke Sekolah Favorit
Cerita Aufa Mutia Hasna, berhasil lolos ke SMAN 3 Bandung yang merupakan sekolah favorit melalui jalur prestasi lewat bimbel Ganesha Operation.
TRIBUNNEWS.COM - Banyak yang mengira bahwa sistem zonasi adalah penghalang untuk masuk ke sekolah favorit.
Padahal, masih ada banyak cara lain yang bisa ditempuh, salah satunya adalah jalur prestasi.
Di tengah kekhawatiran yang sering muncul setiap musim PPDB, selalu ada kisah siswa yang berhasil membuktikan bahwa usaha yang konsisten bisa membuka jalan.
Aufa Mutia Hasna, siswa asal SMP Negeri 7 Bandung, adalah salah satunya.
Sejak awal masuk SMP, ia sudah menargetkan diri untuk bisa lolos ke SMAN 3 Bandung, sekolah yang jadi impiannya sejak lama.
Ia tahu jalur zonasi tidak bisa dijadikan andalan karena jarak rumahnya yang cukup jauh dari sekolah tersebut. Karena itu, ia memilih jalur prestasi dan mulai mempersiapkan diri sejak kelas 7.
Cerita Aufa menunjukkan bahwa sistem PPDB bukanlah akhir dari segalanya. Dengan perencanaan yang matang, semangat belajar, dan manajemen waktu yang baik, sekolah impian tetap bisa diraih.
Regulasi Berganti, Mimpi Harus Tetap Diperjuangkan
Sistem penerimaan siswa baru di Indonesia memang tidak pernah lepas dari dinamika.
Setiap tahunnya, pemerintah terus mengevaluasi dan menyempurnakan mekanisme Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), demi menciptakan akses pendidikan yang lebih adil dan merata.
Perubahan-perubahan tersebut tentu menuntut siswa untuk lebih adaptif dalam menyusun strategi menuju sekolah impian.
Tahun 2025, PPDB resmi berganti nama menjadi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB).
Baca juga: Jenuh Belajar? Coba Tips Ini untuk Dapat Nilai 100 di Penilaian Sekolah
Meskipun struktur dasarnya masih mengacu pada empat jalur utama yaitu domisili, afirmasi, mutasi, dan prestasi, tapi tetap ada beberapa penyesuaian yang diberlakukan.
Misalnya, perubahan persentase kuota di masing-masing jenjang pendidikan dan penambahan unsur kepemimpinan sebagai pertimbangan pada jalur prestasi.
Bagi sebagian siswa, perubahan regulasi bisa menimbulkan kebingungan. Namun bagi Aufa, hal ini justru ia jadikan sebagai tantangan tersendiri yang harus dihadapi dengan perencanaan yang matang.
Ia menyadari bahwa dengan kekuatan nilai rapor, pencapaian akademik, dan semangat belajar yang konsisten, peluang untuk lolos ke SMA unggulan tetap terbuka, bahkan ketika sistem berubah.
Semangat Aufa dalam Meraih Sekolah Impian
Perjuangan Aufa menuju SMAN 3 Bandung bukanlah perjalanan yang mudah. Namun, semangat dan tekad yang kuat untuk masuk ke sekolah impiannya membuatnya terus berusaha.
Sejak kelas 7 SMP, Aufa sudah memiliki tujuan jelas tentang apa yang ia inginkan dan tahu apa yang harus ia persiapkan.
"Persiapan aku biar lolos ke SMA 3 ini pasti enggak hanya satu semester aja. Aku mulai dari kelas tujuh, semester satu aku udah ngegas. Aku punya target khusus biar nilai semester 1, 2, dan seterusnya bisa tercapai sesuai rencana, sampai akhirnya bisa masuk SMA 3 dengan prestasi rapor," jelas Aufa.
Salah satu faktor yang membantu Aufa mencapai tujuan tersebut adalah bimbel di Ganesha Operation (GO). Sejak kelas 9 SMP, Aufa memutuskan untuk bergabung dengan GO untuk mendapatkan latihan soal yang lebih terstruktur.
Keputusan ini, menurutnya, sangat membantu dalam membangun kebiasaan belajar yang lebih disiplin dan efektif.
"Semenjak belajar di GO, aku jadi lebih tekun karena ada platform yang benar-benar jadi wadah aku untuk berlatih. Belajar jadi lebih terarah, dan aku juga bertemu teman-teman dari berbagai sekolah yang membuat semangatku makin tinggi," kata Aufa.
Aufa juga menceritakan betapa sulitnya saat dulu ia belajar di rumah sendirian. Tanpa wadah latihan yang memadai, Aufa merasa sulit untuk mengukur kemajuan belajarnya. Namun, setelah bergabung dengan GO, segala sesuatu berubah.
"Sebelum bimbel di GO, aku sering bingung cari soal yang pas buat berlatih. Tapi di GO, aku bisa latihan soal terus, dan itu membantu aku lebih paham soal-soal yang sulit, terutama soal cerita di matematika," ujarnya.
Melalui bimbel ini, Aufa juga bisa mengatur target belajar hingga berlatih soal setiap hari.
"Aku biasanya targetin sekitar 50 soal setiap hari. Kalau ada waktu luang, aku bisa ngerjain lebih banyak lagi. Yang penting, aku konsisten dalam latihan."
Konsistensi itulah yang kemudian membuahkan hasil. Aufa berhasil menunjukkan peningkatan signifikan dalam prestasinya, baik di sekolah maupun dalam ujian.
"Waktu SMP, rankingku sempat turun, tapi setelah belajar di GO, aku bisa naik jadi ranking satu dan masuk SMAN 3 Bandung dengan prestasi rapor," cerita Aufa dengan senyum bangga.
Bimbel sebagai Partner Belajar Siswa: Ganesha Operation (GO) dan Adaptasi terhadap Perubahan
Bimbel yang berkualitas adalah bimbel yang mampu mengikuti perkembangan dunia pendidikan yang dinamis, baik dari sisi materi, sistem, maupun kebijakan terbaru.
Bimbel seperti ini bukan hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga menjadi pendamping siswa dalam memahami arah perubahan, termasuk dalam menghadapi regulasi seperti transisi dari PPDB ke SPMB.
Siswa tidak perlu repot memantau perubahan aturan atau format ujian, karena seluruh pembaruan sudah dikemas dalam program pembelajaran yang terarah dan relevan.
Materi yang diajarkan pun selaras dengan pelajaran di sekolah, sehingga siswa tidak merasa kebingungan antara materi yang didapatkan di sekolah dengan yang diajarkan di bimbel.
Dengan pendekatan yang terintegrasi dan adaptif, bimbel seperti ini memberikan rasa tenang bagi siswa, karena siswa hanya cukup fokus belajar, tanpa harus mengkhawatirkan perubahan di luar kendali mereka.
Dan semua kualitas ini ditemukan di Ganesha Operation (GO), bimbel yang telah menjadi partner belajar banyak siswa dalam meraih tujuan akademik mereka.
Bimbel dengan segudang fasilitas dan fitur yang inovatif, tidak hanya memberi pelayanan yang baik tapi memberi rasa aman kepada siswa dan orang tua.
Pesan Inspiratif dari Aufa
Di akhir cerita tentang perjuangannya, Aufa memiliki pesan yang sangat berharga siswa yang sedang berjuang mengejar cita-cita mereka, terutama dalam masuk ke sekolah favorit.
Pesan yang disampaikan adalah "Tetap semangat dan jangan pernah merasa minder dengan diri sendiri."
Aufa menekankan bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk meraih impian mereka, dan yang membedakan adalah bagaimana mereka memanfaatkan kesempatan yang ada.
Hal itu sudah Aufa rasakan sendiri manfaatnya, berkat semangat dan kedisiplinan yang sudah ditanamkan selama ini membentuk kebiasaan ia hingga di bangku SMA.
Aufa kini bisa lebih bijak dalam mengatur waktu belajar dan bermain.
"Di SMA, aku jadi lebih disiplin dalam membagi waktu. Aku selalu ngeplan dulu apa yang harus dilakukan dalam seminggu. Belajar dulu, baru setelah itu bisa santai," jelasnya.
Selain belajar, Aufa juga aktif berorganisasi dan berteman dengan teman-teman sekelas.
Dengan segala yang ia lakukan, ia semakin terbiasa membagi waktu antara kewajiban dan kesenangan, sesuatu yang penting bagi kehidupan akademik dan sosialnya.
Jadi, bagi kamu yang sedang berjuang meraih mimpi, ingatlah pesan Aufa: "Manfaatkan waktu dan kesempatan dengan baik, tetap semangat, dan percayalah bahwa kamu bisa meraih apa yang kamu impikan."
Ke depan, Aufa tidak hanya ingin menjadi siswa berprestasi di SMAN 3 Bandung, tetapi juga menargetkan masuk ke jurusan hukum di Universitas Padjajaran.
"Aku ingin jadi ranking satu di kelas, jadi 5 besar di angkatan, dan lulus dengan prestasi yang bisa bawa aku ke jurusan hukum UNPAD," katanya dengan penuh semangat. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.