5 Perbedaan Startup dengan Bisnis Rintisan Konvensional, Salah Satunya Pendanaan!
Meski sama-sama bisnis, ternyata ada 5 perbedaan startup dengan bisnis rintisan konvensional. Salah satunya ialah terkait sumber pendanaan.
Parapuan.co - Bukan hal baru ketika kini anak-anak muda mendirikan bisnis rintisan yang masih dalam tahap pengembangan atau startup.
Namun, tidak jarang kerap hadir pertanyaan, perbedaan startup dengan bisnis rintisan konvensional? Apakah semua bisnis yang dirintis bisa disebut startup?
Melansir Kompas.com, ternyata ada beberapa hal yang membedakan startup dengan perusahaan atau bisnis rintisan konvensional.
Managing Director OCBC NISP Ventura Darryl Ratulangi yang menyebut salah satu yang membedakannya ialah orientasi bisnis.
Bisnis rintisan konvensional yang lebih berorientasi pada kewirausahaan dan melayani pasar lokal dengan model bisnis yang lebih konvensional.
Sedangkan, "Sebuah startup melakukan kegiatan operasionalnya sekaligus perkembangan inovasi secara cepat dan seringkali menyebabkan disrupsi industri yang signifikan," ujar Darryl.
Selain hal tersebut, PARAPUAN telah merangkum 5 perbedaan startup dan bisnis rintisan konvesional. Yuk, simak!
1. Tujuan Bisnis
Ketika kamu membangun startup, maka kamu perlu memiliki tujuan inovasi teknologi yang jelas dan juga model bisnis yang terukur.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Proposal Bisnis yang Jadi Judul Drakor A Business Proposal
Selaras dengan itu, kamu juga harus mengumpulkan dana demi bisa mengembangkan perusahaan secepat mungkin sehingga bisa mengalahkan pesaing.
Akan tetapi, ternyata hal ini berbeda dengan bisnis rintisan konvensional yang cenderung berfokus pada dua tujuan bisnis.
Tujuan pertama ialah memulai bisnis untuk menghasilkan pendapatan yang lebih besar dari pada pengeluaran atau dengan kata lain yang menguntungkan.
Lalu, kedua adalah keinginan untuk memulainya dengan model bisnis tradisional di pasar yang lebih mudah dijangkau secara efektif.