Minggu, 5 Oktober 2025

Tak Hanya Saat Terpapar Covid-19, Badai Sitokin juga Bisa Terjadi pada Kondisi Ini

Ternyata selain saat terpapar Covid-19, kondisi-kondisi ini juga bisa memicu terjadinya badai sitokin. Apa saja?

Ilustrasi Parapuan Foto 2021-08-23 19:00:44 

Baca Juga: Deddy Corbuzier Ungkap Nyaris Meninggal Akibat Badai Sitokin, Apa Itu?

2. Sindrom genetik

Orang dengan sindrom genetik tertentu cenderung mengalami badai sitokin.

Misalnya orang sengan kondisi yang disebut familial hemophagocytic lymphohistiocytosis (HLH).

HLH adalah kondisi genetik yang menyebabkan masalah spesifik pada sel sistem kekebalan tertentu.

Di mana orang yang memiliki kondisi genetik cenderung mengembangkan badai sitokin sebagai respons terhadap infeksi, biasanya terjadi dalam beberapa bulan pertama kehidupan.

3. Penyakit autoimun

Orang dengan sindrom autoimun memiliki risiko lebih tinggi terkena sindrom badai sitokin.

Contohnya pada penyakit Still, lalu pada remaja dengan arthritis idiopatik sistemik (JIA), dan lupus.

Dalam kondisi tersebut, badai sitokin sering disebut sebagai sindrom aktivasi makrofag.

Selain ketiga kondisi di atas, badai sitokin juga terkadang timbul karena efek samping dari terapi medis tertentu.

Misalnya terjadi setelah seseorang terapi leukimia atau lebih dikenal dengan terapi CAR-T (sel T reseptor antigen chimeric).

Baca Juga: Apa Itu Badai Sitokin, Kondisi yang Sempat Dialami Raditya Oloan Sebelum Meninggal

Jenis lain dari imunoterapi juga kadang-kadang disebabkan badai sitokin sebagai efek samping.

Badai sitokin juga dapat terjadi dalam situasi medis lainnya seperti setelah menerima transplantasi organ atau sel induk.

Tak sampai di situ saja, jenis kanker tertentu pun mampu menyebabkan badai sitokin, seperti halnya kondisi yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh layaknya AIDS. (*)

Sumber: Parapuan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved