Siap Isi Kekosongan Suplai Kendaraan di Australia, Mobil Ini Diprediksi Bisa Laku Keras
Indonesia berniat mengisi kekosongan suplai kendaraan di Australia usai negara tersebut ditinggal pabrik-pabrik otomotif sejak 2017
Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia berniat mengisi kekosongan suplai kendaraan di Australia usai negara tersebut ditinggal pabrik-pabrik otomotif sejak 2017.
Terakhir, General Motors (GM) berhenti produksi di Negeri Kanguru pada 20 Oktober 2017, mengikuti Toyota yang telah lebih dulu hengkang.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan Indonesia tengah berupaya untuk melakukan ekspor ke Australia yang akan dimulai pada Kuartal 1-2022.
Baca juga: Selain Australia, Indonesia Berpeluang Ekspor Mobil ke Selandia Baru
Melihat rencana tersebut, Pengamat otomotif dan Akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu, menyebut secara geografis Indonesia paling ekonomis mengisi kekosongan suplai kendaraan di Australia.
"Dengan habisnya industri perakitan di Australia, maka potensi kekosongan pasar tersebut paling ekonomis diekspor dari Indonesia yang secara geografis paling dekat dengan Australia," tutur Yannes kepada Tribunnews, Jumat (4/2/2022).
Lebih lanjut, Yannes memprediksi segmen kendaraan yang akan diminati pasar Negeri Kanguru berjenis double cabin, SUV, sedan dan hatchback.
Baca juga: RI Ekspor Mobil ke Australia, Baiknya Lewat Pelabuhan Patimban atau Tanjung Priok?
"Indonesia berpotensi untuk mengekspor Toyota HiLux, Toyota Fortuner, Toyota Corolla, Toyota Yaris, Mitsubishi Pajero Sport, Mitsubishi Xpander, Mitsubishi Outlander, Hyundai Creta, Mercedez Benz, Honda CRV, Honda HRV, Honda BRV dan berbagai produk double cabin, SUV, sedan dan hatchback lainnya yang sudah dirakit dengan TKDN tinggi di Indonesia," jelas Yannes.