Virus Corona
Pandemi, Kementerian Perdagangan Ambil Langkah Extraordinary dan Transformatif
Di dalam negeri, ketersediaan dan stabilitas kebutuhan masyarakat, pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui perdagangan terus ditingkatkan.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menegaskan, pihaknya tengah bekerja keras untuk menjaga kepentingan perdagangan Indonesia melalui langkah extraordinary dan transformatif.
Menurutnya, banyak agenda perdagangan yang harus dijaga dan ditingkatkan. Di dalam negeri, Wamendag menyebut ketersediaan dan stabilitas kebutuhan masyarakat, pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui perdagangan terus ditingkatkan.
Sedangkan ke luar, Jerry menyebut perluasan pasar ekspor, peningkatan nilai tambah produk ekspor, dan perdagangan antar negara yang adil dan terbuka menjadi fokus kementerian.
Indonesia juga telah berhasil menyelesaikan sejumlah perundingan dagang bilateral maupun regional. Yang terbaru adalah IA-CEPA dan AHK-FTA.
Baca: Impor di Juli Anjlok 32,55 Persen, BPS Sebut Pemulihan Covid-19 Masih Butuh Waktu
“Merdeka dalam perdagangan itu harus. Itu visi saya dan teman-teman di Kemendag dalam mengisi Kemerdekaan. Kita total, extraordinary dan transformatif melakukannya sebagaimana arahan presiden dalam Pidato di depan Sidang MPR kemarin,” kata Jerry dalam keterangan di Jakarta Selasa (18/8/2020).
Jerry menyebut pidato Presiden Joko Widodo di depan MPR Jumat kemarin sebagai arahan untuk melaksanakan tugas negara dalam konteks mitigasi dan pemulihan akibat pandemi.
Baca: Daya Beli Merosot, Indonesia Alami Inflasi Terendah Sejak Tahun 2000
Dia membuat dua catatan terkait pidato Presiden RI yakni catatan makro yaitu bahwa Indonesia masih berada dalam mode darurat dalam menghadapi pandemi dan harus meneruskan upaya-upaya yang serius khususnya dalam bidang kesehatan dan ekonomi.
Catatan kedua masing-masing Kementerian dan Lembaga harus menyesuaikan diri serta saling berkoordinasi untuk mewujudkan visi yang disebutkan presiden.
Kebijakan pembangunan dalam status mitigasi dan pemulihan ini harus dilihat secara utuh oleh semua kementerian dan Lembaga
Dalam berbagai kesempatan Presiden mengingatkan untuk meninggalkan ego sektoral.
“Saya kira begitu juga cara kita dalam melihat pidato presiden, khususnya dalam pengantar nota keuangan RAPBN,” pungkasnya.