Daihatsu: Metode Pembayaran Cash Meningkat Sejak Adanya Pandemi Covid-19
"Hal ini kemungkinan karena pemberi layanan angsuran lebih berhati-hati, dalam memberikan layanan kredit untuk pembelian mobil," ucap Amel
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor, Ameila Tjandra mengatakan saat ini ada perubahan metode pembelian pada konsumen saat melakukan pembelian mobil.
Menurut Amel, saat ini di tengah pandemi virus corona atau Covid-19 konsumen yang membeli mobil Daihatsu lebih banyak menggunakan metode cash atau pembayaran langsung dibandingkan angsuran atau kredit.
Baca: Trik Membeli Mobil Bekas Agar Tak Tertipu dan Salah Pilih yang Bikin Nyesel
"Menurut data kami, saat sebelum adanya wabah ini pembelian mobil Daihatsu 80 persen didominasi metode pembelian secara angsuran dan sisanya pembayaran langsung," ucap Amel dalam diskusi online Astra Daihatsu bersama Merdeka.com, Selasa (23/6/2020).
Tetapi saat ini, lanjut Amel, pembelian mobil Daihatsu didominasi dengan metode pembayaran langsung dan yang menggunakan metode angsuran hanya 32 persen.
"Hal ini kemungkinan karena pemberi layanan angsuran lebih berhati-hati, dalam memberikan layanan kredit untuk pembelian mobil," ucap Amel.
Amel menjelaskan, dirinya pernah menemukan pemberi layanan kredit menaikan nilai down payment di tengah wabah Covid-19 ini. Biasanya rata-rata down payment diangka 15 persen sampai 20 persen dari harga jual mobil.
"Tetapi dalam situasi ini, pemberi layanan menaikan nilai down payment. Ada yang menaikannya menjadi 30 persen atau 35 persen, bahkan ada berhenti memeberikan layanan angsuran untuk pemebelian di tengah wabah Covid-19 ini," ujar Amel.
Kemudian Amel mengungkapkan, meski metode pembayaran langsung meningkat hingga 74 persen dibanding pembayaran angsuran, tetapi volume mobil yang dibeli sedikit.
Selain itu Amel juga menanggapi adanya pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) saat ini. Ia mengatakan, pelonggaran ini dapat mendukung laju perekonomian.
"Meski saat ini pelonggaran tersebut belum maksimal, karena wabah ini masih berlangsung tetapi setidaknya ada harapan untuk kembali memulai ekonomi dan bangkit," ucap Amel.
Pelonggaran PSBB ini, menurut Amel, tidak serta merta akan meningkatkan gairah pasar mobil seperti sebelum adanya Covid-19 di Indoenesia.
Baca: Survei Membuktikan, Pameran Mobil Bukan Lagi Referensi Utama Saat Orang Akan Beli Kendaraan Baru
"Apabila pada 2019 Daihatsu mampu menjual 80 ribu sampai 100 ribu mobil perbula, dalam keadaan ini mungkin akan sulit. Hal ini karena daya beli yang belum meningkat di masyarakat," ucap Amel.
Tetapi Amel juga optimis apabila GDP naik 5 persen, makan kemungkinan pasar mobil bisa kembali seperti tahun 2019 dan akan lebih bergairah.