Tesla Butuh Investasi Tambahan 5 Miliar Dolar untuk Bangun Pabrik di Shanghai
"Dalam jangka panjang, China akan menjadi pasar mobil yang paling penting bagi Tesla."
Laporan Reporter Kontan, Agung Jatmiko
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Produsen mobil listrik Tesla Inc sedang mencari dana sebesar US$ 5 miliar untuk membangun pabrik di Shanghai. Investasi tersebut diharapkan disumbang oleh mitra lokalnya, yakni perusahaan-perusahaan China.
Chief Executive Officer (CEO) Elon Musk bulan lalu telah mendapatkan kesepakatan untuk membangun pabrik pertama di luar Amerika Serikat (AS) yang akan menggandakan ukuran produksi Tesla.
"Kami mengharapkan beberapa pendanaan berasal dari investor China, tetapi mengharapkan pendanaan internasional (termasuk AS) juga diperlukan," kata analis CFRA Efraim Levy kepada Reuters, Rabu (1/8/2018).
China adalah pasar terbesar untuk kendaraan listrik. Analis memprediksi bahwa penjualan kendaraan listrik di negara itu akan dipercepat karena pemerintah China memiliki target 100% mobil listrik tahun 2030 mendatang.
Baca: Perang Dagang Memanas, Donald Trump Naikkan Tarif Impor Produk China Jadi 25 Persen
Untuk Tesla, yang hingga kini terus menghamburkan uang dan berjuang untuk menghasilkan keuntungan, China adalah pasar utama dengan kontribusi sebesar 17% terhadap total pendapatan tahun lalu.
"Dalam jangka panjang, China akan menjadi pasar mobil yang paling penting bagi Tesla. Perusahaan ini akan menghasilkan lebih dari sepertiga dari pendapatannya di China," kata analis NordLB, Frank Schwope.
Namun, setelah pengumuman Tesla membangun pabrik Shanghai, para analis mempertanyakan kemampuan perusahaan yang terus mencatatkan kerugian akan mampu mendapatkan modal yang dibutuhkan untuk membangun dan mengelola pabrik besar semacam itu.