Bos Daihatsu Sebal Rugi Rp 6 M Gara-gara Mobil Murah
Beban moral lainnya, perusahaan pemasok terpaksa berhenti beroperasi karena Agya-Ayla tidak kunjung diproduksi.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tak jelas kapan terbitnya aturan mobil murah membuat PT Astra Daihatsu Motor (ADM) merugi. ATPM Daihatsu itu menghitung rugi sekitar Rp 6 miliar gara-gara tak bisa memproduksi mobil murah Agya-Ayla.
”Rencana bisnis saya berantakkan! Seharusnya produksi sudah dilakukan dari Januari, dengan 1.000 unit per bulan, selanjutnya menjadi 2.000 unit dan 3.000 unit. Saat ini seharusnya sudah 6.000 unit. Kini semuanya jadi hilang," komentar Sudirman MR, Presiden Direktur ADM di Sunter, Jakarta Utara, kemarin (10/4/2013).
Kerugian itu, sambung Sudirman, berangkat dari kalkulasi kalau mobil dijual Rp 100 juta maka potensi kerugian mencapai Rp 6 miliar. "Itu belum termasuk Agya. Jadi Ayla saja. Soal nilainya bisa dihitung sendiri, kira-kira berapa," lanjut Sudirman.
Beban moral lainnya, perusahaan pemasok terpaksa berhenti beroperasi karena Agya-Ayla tidak kunjung diproduksi. Saat ini, ADM memanfaatkan pasokan dari 114 perusahaan komponen lokal untuk mobil tersebut.
"Dari seluruh perusahaan, 30 adalah pemasok baru dan hanya memasok untuk kami. Akhirnya mereka menganggur," lanjutnya.
Daihatsu satu-satunya produsen yang sudah siap memproduksi mobil murah di Indonesia. Empat merek Jepang lain, Suzuki, Honda dan Nissan memulainya tahun depan.
Budi Darmadi, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian optimistis, regulasi LCGC bisa keluar tahun ini. "Saya rasa pasarnya bisa berkisar sampai 10.000an unit per bulan jika sudah mulai dipasarkan. Sebentar lagi, tunggu saja," tutup Budi.