Waspada, Tipu Daya Crazy Rich di Bisnis Kripto Memanfaatkan Kepolosan Investor Newbies
Meskipun investasi ini memiliki risiko yang cukup tinggi, namun hal tersebut tak menurunkan minat masyarakat untuk terjun ke bisnis kripto
Ketika harga suatu aset sudah naik, individu atau sekelompok orang tersebut lantas akan menjual aset kripto mereka, hingga menimbulkan harganya jatuh, alias “dump”. Karena siklus pump and dump berlangsung sangat cepat, hingga membuat banyak investor baru yang tak bisa menghindarinya. Hal inilah yang kemudian memicu kerugian hingga miliaran rupiah.
Prof. Rhenald menambah meski kasus penipuan dengan strategi kripto Pump and dump tidak bisa sepenuhnya di berantas, namun pihaknya berharap agar otoritas Indonesia lebih gencar melakukan edukasi dan pencegahan pada para masyarakat sebelum terjun ke dunia cryptocurrency.
Rhenald Kasali juga berpesan, agar calon investor baru terutama para generasi milenial untuk mau belajar sebelum memulai investasi mereka. Hal ini perlu dilakukan agar nantinya mereka tak lagi mudah terpengaruh oleh strategi kripto pump and dump di masa yang akan datang.
Investor Kawakan Dinilai Pasti Sadar Kripto Gorengan, Beda dengan Amatiran
Profesor Rhenald Kasali mengatakan, para pemain cryptocurrency atau mata uang kripto kebanyakan merasa optimistis berlebihan.
Rasa optimistis tersebut muncul dengan mendapatkan informasi harga sebuah koin akan naik secara signifikan dalam waktu singkat alias digoreng.
Diduga ada kelompok memanfaatkan pemain amatiran ini melalui publisitas yang masif lewat grup chatting, untuk kemudian harga koin tersebut dijatuhkan.
"Kalau pemain kawakan sudah sadar, tapi kalau amatir ini memiliki sensasi bahwa koin itu adalah bitcoin killer. Sebab, dalam jangka pendek naik ke atas," ujar dia mengutup laman YouTube-nya, yang berjudul 11,2 Juta Orang Indonesia Main Crypto, Tidak Sadar..., Minggu (20/3/2022).
Dalam praktik pump and dump, para penipu diduga memanfaatkan rasa keceriaan dari awalnya menaikkan harga koin, lalu bekerjasama dengan komplotannya untuk menjatuhkan.
"Di tengah keceriaan, mereka kirim sinyal ke grup (komplotannya), lalu harga ke banting ke bawah. Harga jatuh, mereka lepas dulu, ambil keuntungan," kata Rhenald.
Langkah terorganisasi secara bersama-sama, dengan memengaruhi pikiran, harga, dan setelahnya dijatuhkan ini tidak disadari oleh para member grup tersebut.
"Member dapat iming-iming keuntungan, ini tidak disadari kaum muda. Mereka masukkan uang besar sekali, usianya 18 tahun sampai 29 tahun," pungkas Rhenald.
Selengkapnya bisa disaksikan di link YouTube di bawah ini:
https://www.youtube.com/watch?v=v0miuShQKMU&ab_channel=RhenaldKasali