Krisis Rusia-Ukraina Tekan Harga Aset Kripto, Bitcoin Jatuh, Dogecoin Shiba Inu Naik Tipis
Memanasnya suhu politik di perbatasan Rusia dengan Ukraina ternyaa berpengaruh terhadap perdagangan di pasar kripto.
TRIBUNNEWS.COM -- Memanasnya suhu politik di perbatasan Rusia dengan Ukraina ternyaa berpengaruh terhadap perdagangan di pasar kripto.
Harga-harga mata uang kripto tertekan, Bitcoin mengalami penurunan bersama sebagian besar ata uang kripto lainnya.
Sementara harga mata uang kripto berbasis meme Dogecoin dan Shiba Inu naik tipis, Senin (14/2/2022).
Mengacu data CoinMarketCap pada Senin (14/1) pukul 09.25 WIB, harga Bitcoin ada di US$ 41.789,73 atau turun 1,11% dibanding posisi 24 jam sebelumnya.
Baca juga: Waspada, Kasus Penipuan Asmara Kripto Meningkat Menjelang Perayaan Valentine
Lalu, harga Ethereum melorot 2,28% menjadi US$ 2.854,06, harga Cardano merosot 3,28% ke posisi US$ 1,03, dan Solana anjlok 4,30% jadi US$ 92,00
Sebaliknya, harga Dogecoin naik 1,28% ke US$ 0,1463 dan harga Shiba Inu mendaki 1,61% menjadi US$ 0,00002942.
“Secara keseluruhan, kripto turun, termasuk penurunan harga pada Jumat (pekan lalu) yang diyakini beberapa orang berkorelasi dengan laporan latihan militer Rusia yang menunjukkan invasi dan kemungkinan perang sudah dekat,” kata Joe DiPasquale, CEO BitBull Capital.
Baca juga: Warganet Keluhkan Nilai Kripto ASIX Token Turun 50 Persen, Ini Tanggapan Ashanty
Tapi, volume perdagangan selama seminggu terakhir sekitar setengah dari level tahun lalu, yang mengarah ke volatilitas harga yang tinggi.
"Minggu lalu telah melihat harga kripto utama naik dan turun tajam," ujarnya, seperti dikutip CoinDesk.
Kinerja berombak mata uang kripto sebagian besar meniru indeks saham utama, yang turun tajam pada Jumat (11/2) pekan lalu. S&P 500 turun hampir 2% pada Jumat dan Nasdaq yang berfokus pada teknologi anjlok 2,7%.
Yang jelas, harag Bitcoin dan Ethereum siap untuk Februari setelah bulan pertama tahun ini lesu.
Baca juga: Lari dari Kejaran Pajak, Penambang Kripto Ramai Ramai Kabur ke Portugal
Tetapi, Solana dan mata uang kripto alternatif alias altcoin lainnya turun "karena kegelisahan atas ketidakamanan dalam protokol wormhole," DiPasquale menyebutkan.
Hanya, dia menambahkan, "apa pun bisa terjadi" jika harga Bitcoin mendekati US$ 40.000 karena volume perdagangan yang lebih rendah.
"Jika garis support bertahan, kita bisa melihat pantulan yang besar. Jika tidak, kita bisa melihat penurunan yang signifikan," imbuhnya. (SS Kurniawan)