Startup Ula Raih Pendanaan Tambahan Seri B Senilai Rp 328,4 Miliar dari Tiger Global
Ula meraup penambahan dana lebih dari 23 juta dolar AS dari Tiger Global dalam putaran pendanaan terakhirnya.
Ula mengatakan pihaknya berencana menggunakan pendanaan baru ini untuk memperluas kehadirannya di seluruh Indonesia dan mengeksplorasi ekspansi internasional di kawasan Asia Tenggara.
Perusahaan ini juga berencana untuk memperluas penawaran beli sekarang bayar nanti atau Buy Now Pay Later (BNPL), membangun rantai pasokan lokal serta infrastruktur logistik.
"Misi inti kami untuk mendukung peritel tradisional sangat relevan selama pandemi. Kami sengaja memperkuat kehadiran, seleksi, dan layanan kami di daerah pedesaan dan lingkungan yang sulit dijangkau, membantu peritel lokal mempercepat pemulihan bisnis mereka," kata Sakti, salah satu Founder dan Chief Commercial Officer Ula.
Baca juga: Negara G7 Tetapkan Aturan Baru, Facebook dan Amazon Bersiap Bayar Pajak Sebesar 15 Persen
Dikutip dari laman Techcrunch, ketertarikan Bezos pada Ula yang mengoperasikan platform e-commerce Business to Business (B2B) ini muncul saat Amazon belum memasuki sebagian besar negara Asia Tenggara atau mempertahankan kehadirannya secara terbatas di sana.
Sejauh ini, Ula telah membantu peritel kecil mengatasi inefisiensi yang mereka hadapi dalam rantai pasokan, inventaris, dan modal kerja.
Startup ini mengoperasikan pasar e-commerce grosir untuk membantu pemilik toko hanya menyimpan inventaris yang mereka butuhkan dan memberikan modal kerja pada mereka.
Salah Satu Founder Startup Ula Ternyata Mantan Karyawan Amazon
Ada 4 Founder yang mendirikan Ula, yakni Nipun Mehra, Alan Wong, Derry Sakti, dan Riky Tenggara.
Mereka merupakan sosok yang memiliki segudang pengalaman dalam bidang e-commerce maupun consumer goods.
Dari 4 Founder itu, satu diantaranya adalah mantan karyawan Bezos, Nipun Mehra.
Baca juga: Google Siapkan 50 Juta Dolar AS untuk Investasi di Perusahaan Startup Afrika
Lalu siapa Nipun Mehra ?
Mehra mengambil gelar Master of Science untuk jurusan Ilmu Komputer di Stanford University pada 2002 hingga 2024.
Kemudian melanjutkan studinya di The Wharton School untuk mengambil gelar MBA bidang manajemen pada 2008 hingga 2010.
Kariernya pun dimulai sebagai CEO VidyaJyoti Technologies yang berbasis di New Delhi, India, pada Januari 2000 hingga Januari 2001.

Di perusahaan ini, ia memulai bisnis layanan pendidikan berbasis Internet yang menyediakan materi studi serta logistik bagi perguruan tinggi.