Manuver Politik Jokowi
Manut Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Relawan Jokowi Disindir: Jangan-Jangan Pengin Jadi Komisaris?
Relawan Jokowi disindir oleh Yunarto Wijaya lantaran manut alias patuh ke arahan dukung Prabowo-Gibran 2 periode.
Penulis:
Rizkianingtyas Tiarasari
Editor:
Febri Prasetyo
"Bukan kemudian menjorokkan Pak Jokowi dalam konstelasi politik praktis, seperti yang sering kali dilakukan oleh teman-teman relawan," tegasnya.
Toto menilai publik justru kasihan terhadap Jokowi jika para relawan terus mendorongnya ke arah politik praktis,
"Nggak salah kalau kemudian ada orang malah kemudian menyayangkan teman-teman relawan ini, kasihan loh Pak Jokowi," katanya.
Selanjutnya, Yunarto juga melontarkan kecurigaan, apakah para relawan Jokowi mengincar jabatan tertentu dengan cara mendompleng nama eks anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.
Ia pun mewanti-wanti relawan Jokowi nanti soal dinamika politik, jika Jokowi tak lagi punya kuasa, tidak akan ada yang menolong.
"Jangan-jangan karena Anda ingin jadi komisaris BUMN, BUMD, lalu kemudian Anda tetap pakai nama Jokowi harus tetap ada, sehingga bargaining position-nya [posisi tawar, red] ada," ujar Yunarto.
"Ketika Pak Jokowi ditinggalkan, sakit, siapa yang bisa kemudian bertanggung jawab dan menolong? Enggak ada juga," tegasnya.
Yunarto Wijaya lantas meminta agar para relawan mengarahkan Jokowi agar tidak lagi mendorong Gibran lebih jauh.
Hal ini demi menjaga legacy atau peninggalan dan kontribusi Jokowi yang bisa diingat publik sebagai mantan kepala negara Republik Indonesia.
"Saya pernah membantu Pak Jokowi, saya pikir alangkah baiknya orang-orang yang masih ada di sekitar Pak Jokowi, tempatkanlah dia sebagai seorang yang sudah menjadi negarawan," tutur Yunarto.
"Jangan tempatkan dia untuk mengurus anaknya lagi untuk kemudian masuk politik praktis," tambahnya.
"Karena orang tidak hanya diingat ketika sedang memimpin, tapi ketika sudah purna tugas, kontribusi apa yang masih bisa diberikan, bukan dalam konteks keluarganya, bukan dalam konteks politik praktis, bukan kepada relawan, tapi kepada bangsanya," katanya.

Lebih lanjut, Yunarto menegaskan seorang negarawan sejati tidak akan ikut campur alias cawe-cawe dalam dinamika politik.
Sehingga, menurutnya, Jokowi saat ini tidak mencerminkan seorang negarawan.
"Ya, tidak mungkin ada istilah negarawan cawe-cawe. Itu aja ada dua istilah yang enggak akan ketemu," tegas Yunarto.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.