Driver Ojol Demonstrasi
Tuntutan Para Pengemudi Ojek Online: Fleksibilitas, Pesanan Melimpah, dan Perlindungan Sosial
Mayoritas pengemudi ojol di Jabodetabek lebih memilih potongan aplikasi 20 persen, asalkan mendapat jumlah pesanan lebih banyak
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mayoritas pengemudi ojek online (ojol) di Jabodetabek lebih memilih potongan aplikasi 20 persen, asalkan mendapat jumlah pesanan lebih banyak dan manfaat tambahan, seperti asuransi kesehatan, kecelakaan, hingga bantuan servis motor.
Berdasarkan survei Tenggara Strategics terhadap 1.052 driver aktif, 82 persen responden menyatakan lebih nyaman dengan skema ini dibanding potongan 10 persen tapi order terbatas.
Bahkan 54 persen menilai potongan 20 persen masih wajar jika disertai perlindungan tambahan.
Selain isu potongan komisi, survei menunjukkan 33 persen pengemudi ojol menuntut skema mitra yang memberikan jaminan sosial, seperti BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Ini sejalan dengan tuntutan komunitas driver ojol yang selama ini menekankan perlunya perlindungan hukum, sosial, dan finansial bagi pekerja platform digital.
“Driver ingin lebih dari fleksibilitas jam kerja. Mereka berharap ada jaminan kesehatan, asuransi kecelakaan, hingga bantuan perawatan motor yang dapat meringankan beban operasional sehari-hari,” ujar analis Tenggara Strategics, Jumat (19/9/2025).
Mayoritas pengemudi (52 persen) masih menghargai fleksibilitas sebagai mitra, sementara 15 persen menginginkan status karyawan tetap.
Hal ini relevan dengan wacana pemerintah dan DPR RI terkait perlindungan pekerja platform digital yang tengah dibahas untuk mengurangi risiko pekerja informal terpinggirkan.
Dampak Pandemi dan PHK
Mayoritas pengemudi berusia 31–40 tahun, dengan pengalaman 3–6 tahun sebagai driver, terutama setelah pandemi Covid-19.
Sebagian baru bergabung dua tahun terakhir karena meningkatnya pemutusan hubungan kerja (PHK); data Kemnaker mencatat lebih dari 42 ribu pekerja terdampak PHK sejak pandemi.
Hal ini menegaskan bahwa ojol menjadi sumber pendapatan alternatif bagi pekerja terdampak ekonomi.
Survei juga mengungkap potensi skema kombinasi antara komisi, jumlah pesanan, dan manfaat tambahan.
Driver bersedia menerima potongan lebih tinggi asal ada jaminan tambahan, termasuk asuransi dan bantuan perawatan kendaraan, sehingga mereka tetap bisa menjaga penghasilan tanpa mengorbankan kesehatan atau keselamatan.
Survei Tenggara Strategics ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error ±3,04 persen, cukup representatif untuk menggambarkan pandangan driver ojol di Jabodetabek.
Tenggara Strategics adalah lembaga riset dan penasihat bisnis dan investasi yang didirikan oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS), The Jakarta Post, dan Universitas Prasetiya Mulya.
Baca juga: Viral! Karyawan SPBU Swasta di Ciputat Tangsel Jualan Kopi saat Stok BBM Kosong dan Isu PHK Santer
Lembaga ini menyediakan layanan intelijen bisnis yang komprehensif bagi komunitas bisnis.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Driver Ojol Demonstrasi
Meski Hujan Mengguyur, Massa Pengemudi Ojol Tetap Lakukan Demonstrasi, Cari Pimpinan DPR |
---|
Sosok Dudy Purwagandhi, Menteri Perhubungan yang Didesak Mundur oleh Driver Ojol |
---|
Satu Regu Prajurit TNI Bersenjata Merapat ke Gerbang Utama DPR RI Jelang Demo Ojol Hari Ini |
---|
Sejumlah Komunitas Ojol Ini Pilih Tak Ikut Aksi, Berikut Alasannya |
---|
Daftar 7 Tuntutan Ojol yang akan Demo Hari Ini: Copot Menhub Dudy hingga Potongan 10 Persen |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.