Senin, 29 September 2025

Riset dan Produktivitas Pemuda Kunci Indonesia Keluar dari Middle Income Trap

ASSIGN 2025 mengangkat tema Kontribusi Riset dan Inovasi Pelajar Indonesia di Jepang Menuju Indonesia Emas 2045

Editor: Eko Sutriyanto
ISTIMEWA
SIMPOSIUM ASSIGN - Para pelajar Indonesia di Jepang dan pembicara Annual Scientific Symposium of Indonesian Collegian in Japan (ASSIGN) ke-8th berpose di sekolah republik Indonesia Tokyo (SRIT) 27 Juli 2025 

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO — Para pelajar Indonesia di Jepang bersama sejumlah tokoh nasional dan akademisi sepakat bahwa riset dan produktivitas pemuda merupakan kunci utama untuk membawa Indonesia keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap) menuju Indonesia Emas 2045.

Hal ini mengemuka dalam acara puncak Annual Scientific Symposium of Indonesian Collegian in Japan (ASSIGN) ke-8 yang digelar 26–27 Juli 2025 di Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT).

“Kebijakan negara seringkali hanya didasarkan pada kompromi politik tanpa dasar akademik yang kuat. ASSIGN hadir sebagai wadah gagasan dan riset ilmiah para pelajar Indonesia di Jepang untuk berkontribusi dalam kebijakan nasional,” ujar Ketua PPI Jepang, Prima Ghandi, kepada Tribunnews.com, Senin (28/7/2025).
 
ASSIGN 2025 mengangkat tema Kontribusi Riset dan Inovasi Pelajar Indonesia di Jepang Menuju Indonesia Emas 2045, dan menghadirkan berbagai tokoh penting nasional serta akademisi terkemuka.

Tokoh nasional yang hadir antara lain:  Brian Yulianto – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Indonesia;  Bambang P.S. Brodjonegoro – Dekan Asian Development Bank Institute (ADBI);  Abdul Mu’ti – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah;  Rachmat Pambudy – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional;  Andre Rosiade – Wakil Ketua Komisi VI DPR RI;  Inggriani Liem – Pembina NBO Berkas Indonesia;  Amzul Rifin – Atase Pendidikan KBRI Tokyo.

Baca juga: Transformasi Birokrasi Kunci Indonesia Keluar dari Middle Income Trap

Turut hadir pula para akademisi dari dalam dan luar negeri, di antaranya: Arif Satria – Rektor IPB University;  Heri Hermansyah – Rektor Universitas Indonesia;  Widodo – Rektor Universitas Brawijaya; Nur Atik – Direktur Riset Universitas Padjadjaran;  Riskina Juwita – Asisten Profesor, Tokyo University of Agriculture.

Kemudian  Eko Heru Prasetyo – Asisten Profesor, Institute of Science Tokyo;  Muhammad Aziz – Associate Professor, The University of Tokyo;  Rudy Yusuf – Asisten Profesor, Chuo University dan Provi Riela Diandra – Associate Professor, Tokyo City University.
 
Dalam sambutan pembuka yang disampaikan secara daring, Menteri Brian Yulianto menekankan pentingnya semangat dan tekad pelajar Indonesia untuk membawa nilai-nilai kemajuan dari Jepang ke tanah air.

“Pelajar Indonesia harus meniru tekad kuat dan etos kerja tinggi masyarakat Jepang agar dapat mendorong kemajuan bangsa,” katanya, Sabtu (26/7/2025).

Senada, Bambang Brodjonegoro menilai Indonesia sedang berada di masa emas karena menikmati bonus demografi, saat banyak negara lain justru mengalami penurunan populasi dan krisis tenaga kerja.

“Namun, bonus demografi ada batasnya. Ini harus dimanfaatkan dengan mendorong produktivitas pemuda melalui riset dan inovasi,” jelasnya saat hadir langsung di Balai Indonesia KBRI Tokyo.

Sementara itu, Menteri Abdul Mu’ti menyoroti rendahnya budaya riset di Indonesia yang menurutnya disebabkan oleh mentalitas yang belum terbentuk sebagai peneliti.

“Kalau mental menjadi peneliti tidak terbangun, maka selengkap apa pun fasilitasnya, riset tidak akan berjalan,” ujarnya via Zoom.

Ia menambahkan, Kemendikbudristek kini tengah fokus menggalakkan kecintaan terhadap sains sejak dini.

“Sains bukan momok, tapi bagian dari kehidupan sehari-hari yang harus diperkenalkan sejak kecil,” tegas Abdul Mu’ti.
 
ASSIGN ke-8 ini menjadi bukti nyata bahwa pelajar Indonesia di luar negeri memiliki semangat tinggi untuk berkontribusi terhadap pembangunan nasional melalui pendekatan ilmiah dan kolaboratif.

Selain sesi ilmiah, forum ini juga menjadi ajang diskusi lintas generasi dan jaringan kolaborasi akademik antara Indonesia dan Jepang.

Diskusi pendidikan juga terbuka untuk umum melalui komunitas Pencinta Jepang. Bagi yang tertarik, dapat bergabung secara gratis dengan mengirimkan nama, alamat, dan nomor WhatsApp ke email: [email protected].

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan