PDIP-Gerindra Kakak Adik, Hendarsam Singgung Histori Panjang Prabowo-Megawati
Hendarsam Marantoko mengomentari pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyebut hubungan PDIP dan Gerindra seperti kakak dan adik.
Penulis:
Muhamad Deni Setiawan
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Politikus Partai Gerindra, Hendarsam Marantoko, mengomentari pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyebut hubungan PDI Perjuangan (PDIP) dan Gerindra seperti kakak dan adik.
Menurut Hendarsam, pernyataan Presiden Prabowo mengenai hubungan PDIP-Gerindra bisa dilihat dari tiga variabel.
Pertama, Hendarsam Marantoko menyebut bahwa kedua partai tersebut memiliki kesamaan ideologi, yaitu nasionalisme kerakyatan.
Hal itu, sambungnya, merupakan sesuatu yang penting bagi Prabowo Subianto selaku Ketua Umum Gerindra dan Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDIP.
Jadi, meskipun PDIP tak berada di dalam koalisi pemerintahan, kedua partai itu tetap mempunyai kesamaan ide dalam membangun Indonesia.
"Ini merupakan sesuatu hal yang bagi kedua belah pihak, bagi Pak Prabowo dan Bu Mega, bagi PDIP dan Gerindra itu sendiri itu menjadi sesuatu hal yang merekatkan."
"Jadi terlepas daripada adanya perbedaan posisi (di pemerintahan) ya, hal tersebut tentunya mempermudah bagi PDIP dan Gerindra untuk kemudian mempunyai satu ide dan gagasan terhadap bangsa ini," ucap Hendarsam dalam acara Sapa Indonesia Pagi di Kompas TV, Kamis (24/7/2025).
Kemudian, yang kedua, lulusan Universitas Lampung itu berujar bahwa Prabowo dan Megawati mempunyai sejarah hubungan yang panjang.
Megawati dan Prabowo pernah menjadi calon presiden dan calon wakil presiden pada Pemilu 2009 silam.
"Yang kedua juga milestone-nya ya kalau kita lihat ke belakang Pak Prabowo dengan Bu Mega pernah bersama-sama berpasangan, historinya panjang (Pemilu) 2009."
"Dan yang ketiga hubungan pribadi antara kedua belah pihak, makanya saya katakan, bukan hanya PDIP dan Gerindra yang kakak adik ya, secara politik Pak Prabowo dan Bu Mega ini memang kakak adik di politik, tidak sedarah tapi seideologi," tutur Hendarsam.
Baca juga: 3 Momen Prabowo Singgung Serakahnomics, Terbaru di Harlah PKB
Menurutnya, dari segi ekonomi Prabowo menganut paham dari ayahnya yang merupakan eks Menteri Keuangan Sumitro Djojohadikusumo.
Sedangkan dari sisi nasionalismenya, lanjut Hendarsam, Prabowo menganut pemikiran ayah dari Megawati, yaitu Presiden ke-1 RI Soekarno.
"Nah makanya, kalau kita bisa lihat dari outlook dan cara berpikir Pak Prabowo itu sangat Soekarno sekali, dari sisi nasionalismenya."
"Tapi dari sisi ekonomi, beliau menganut paham Pak Sumitro. Jadi Pak Prabowo ini saya anggap adalah gabungan dari Bung Karno dan Prof. Sumitro," terang Hendarsam.
Sebelumnya, Prabowo menyebut bahwa dirinya juga menganggap Bung Karno sebagai bapak bangsa yang menjadi panutan pribadi.
Hal itu disampaikan Prabowo di hadapan ribuan kepala desa dan sejumlah elite politik saat meresmikan peluncuran 80 ribu Koperasi Merah Putih di Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7/2025).
“Nuwun sewu Mbak Puan, Bung Karno itu bapak saya juga. Mungkin kalau saya dipotong, yang keluar marhaen juga,” kata Prabowo disambut tepuk tangan dan gelak tawa hadirin.
Puan Maharani yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPR RI adalah cucu dari Bung Karno yang juga putri dari Megawati Soekarnoputri dan Taufiq Kiemas, mantan Ketua MPR.
Lebih lanjut, Prabowo menyebut dirinya melihat kedekatan ideologis antara PDIP dan Gerindra yang sama-sama mengusung semangat nasionalisme dan kerakyatan.
“PDIP sama Gerindra ini sebenarnya kakak adik,” ujarnya.
Prabowo menyoroti pentingnya kebersamaan antar elemen bangsa untuk memajukan Indonesia.
Ia mengingatkan bahwa persatuan tidak boleh dikerdilkan oleh perbedaan partai atau kelompok.
“Demokrasi kita kan diajarkan oleh negara barat jadi nggak boleh koalisi satu itu memang benar harus ada yang di luar, koreksi kita gitu ngoreksi tapi ya sedulur, ya kan?"
"Kalau bahasanya itu jaksa Agung hopeng, bahasanya Pak Utut hopeng, karena suhunya sama dia ini," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Deni/Igman)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.