Niat Puasa Tasua Dibaca Kapan? Simak Hukum, Keutamaan, dan Cara Melaksanakannya

TRIBUNNEWS.COM - Puasa tasua merupakan salah satu amalan sunnah yang dianjurkan dilaksanakan pada bulan Muharram.

Dikutip dari baznas.go.id, puasa tasua dilaksanakan pada 9 Muharram.

Puasa sunnah tasua memiliki keutamaan dan keistimewaan, karena memiliki hikmah dan kemuliaan.

Allah swt memberikan banyak keutamaan pada bulan ini, di antaranya adalah kesunnahan puasa tanggal 9 (Tasu’a).

Sebaiknya sebelum melaksanakan puasa tasua, umat muslim disunnahkan membaca niatnya terlebih dahulu.

Niat puasa sunnah dapat dibacakan pada saat waktu setelah sahur.

Baca juga: Jadwal serta Niat Puasa Tasua dan Asyura 9-10 Muharram 1447 Hijriah, Bertepatan dengan Akhir Pekan

Bacaan Niat Puasa Tasua

نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُعَاءْ سُنَّةَ ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu sauma tasua sunnatal lillahita’ala

Artinya:

"Saya niat puasa hari Tasua, sunah karena Allah ta’ala".

Jadwal Puasa Tasua

Mengutip dari kemenag.go.id, bulan Muharram 1447 Hijriah dimulai pada Jumat, 27 Juni 2025.

Maka apabila puasa tasua dilaksanakan pada tanggal 9 Muharram 1447 Hijriah, maka puasa tasua dilaksanakan pada tanggal 5 Juli 2025.

Baca juga: 9 dan 10 Muharram 1447 Hijriah Tanggal Berapa? Simak Jadwal-Bacaan Niat Puasa Tasua dan Asyura 2025

Tata Cara Melaksanakan Puasa Tasua

Puasa tasua umumnya merupakan amalan puasa sunnah.

Puasa tasua ini dapat dikerjakan sama dengan puasa-puasa lainnya, hanya yang membedakan adalah waktu pelaksanaannya.

Orang yang berpuasa tasua wajib membaca niat terlebih dahulu.

Setiap orang yang puasa tasua sebaiknya diawali dengan sahur dan diakhiri dengan berbuka puasa.

Puasa tasua dilaksanakan dengan cara menahan diri dari hal-hal yang dpaat membatalkan puasa.

Sahur sebaiknya dilakukan sebelum azan subuh berkumandang atau waktu imsak.

Buka puasa dilakukan pada saat adzan maghrib berkumandang.

Baca juga: 4 Puasa Sunnah Bulan Juli 2025, Lengkap dengan Jadwalnya

Keutamaan dan Hikmah Melaksanakan Puasa Tasua

Keutamaan dari puasa tasua adalah dapat menghapus dosa pada tahun sebelumnya.

Dikutip dari baznas.go.id, Sayyid Muhammad Syatho dalam kitab Ianah-nya menyebutkan tiga hikmah disunnahkannya puasa tasua sebagai berikut:

• Untuk berhati-hati, sebab ada kemungkinan dalam menentukan awal bulan Muharram terjadi kesalahan.
• Agar tidak menyamai dengan orang Yahudi yang hanya berpuasa pada hari ‘Asyura saja.
• Untuk menghindari puasa hanya satu hari saja sebagaimana mengkhususkan puasa pada hari Jumat tanpa didahului hari sebelumnya dan tidak diikuti hari setelahnya.

(Tribunnews.com/Oktavia WW)