Kementerian Lingkungan Hidup: Perubahan Perilaku, Kunci Atasi Krisis Sampah Plastik
Kementerian Lingkungan Hidup menilai, Tantangan polusi plastik kini tidak lagi sekadar soal teknis pengelolaan limbah.
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tantangan polusi plastik kini tidak lagi sekadar soal teknis pengelolaan limbah, melainkan telah menjadi isu mendasar terkait pola pikir dan perilaku masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Direktur Pengurangan Sampah dan Pengembangan Ekonomi Sirkular, Kementerian Lingkungan Hidup, Agus Rusly dalam seminar bertema “Stop Polusi Plastik” yang digelar oleh Universitas Mercu Buana (UMB) di Jakarta, Rabu (25/6/2025).
“Kita tidak bisa menghindari plastik sama sekali, tapi perilaku kita dalam menggunakan plastik secara bijaksana menjadi sangat penting untuk diterapkan,” ujar Agus.
Ia menekankan bahwa masyarakat, termasuk kalangan akademik, harus lebih sadar bahwa plastik yang tidak dikelola dengan benar akan membawa dampak jangka panjang bagi ekosistem dan generasi mendatang.
Sebagai bentuk nyata dari komitmen lingkungan, Rektor UMB Prof. Dr. Andi Adriansyah, M. Eng., bersama Agus Rusly, perwakilan Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat, serta Lurah Meruya Selatan, melakukan penanaman pohon di lingkungan kampus.
Aksi simbolis ini menjadi pengingat bahwa setiap kontribusi terhadap lingkungan—sekecil apa pun—merupakan investasi penting bagi keberlanjutan bumi dan perguruan tinggi ini juga memperkenalkan program inovatif SPAHITS (Sistem Pengumpulan Air Hujan Berbasis IoT dan Sel Surya).
Teknologi ini memungkinkan konservasi air hujan untuk kebutuhan kampus tanpa ketergantungan pada botol plastik sekali pakai, sekaligus mendorong kebiasaan mahasiswa membawa wadah minum sendiri sebagai bagian dari gerakan bijak plastik.
Untuk memperluas partisipasi civitas academica digelar Lomba Poster dan Video Pendek bertema Stop Polusi Plastik yang diikuti 182 mahasiswa dari program Sarjana hingga Pascasarjana.
Menurut Rika Hindraruminggar, S.Sn., M.Sn., selaku juri, karya-karya peserta merupakan bentuk advokasi visual yang kuat dan inspiratif dalam menyuarakan kesadaran lingkungan.
“Setiap tindakan kecil, dari pemilahan sampah hingga penggunaan ulang wadah minum, dapat menjadi pemicu perubahan besar,” ujar Anton Supriyadi, pengelola Bank Sampah UMB.
Pimpinan UMB menegaskan bahwa isu perubahan iklim, polusi plastik, dan degradasi lingkungan bukan lagi sekadar ancaman masa depan, melainkan realitas yang harus direspons secara kolektif dan berkelanjutan.
Baca juga: BPKH dan Muhammadiyah Gagas Haji Hijau untuk Kurangi Sampah Plastik
“Menjadi kampus hijau bukan hanya soal program, tetapi soal membangun pola pikir dan warisan kepedulian,” ungkapnya.
Hijaukan Cianjur dari Rumah, Warga Sawahgede Jadi Pelopor Pilah Sampah Lewat Program ISWMP |
![]() |
---|
Tengku Dewi Putri Akui Sudah Berencana Oplas dari sebelum Cerai, Bantah karena Sakit Hati |
![]() |
---|
Jalani Oplas di Korsel, Tengku Dewi Putri Akui Tak PD dengan Bentuk Tubuh setelah Melahirkan |
![]() |
---|
Jamaludin Malik Desak Pemerintah Perkuat Tata Kelola Sampah dan Sistem Peringatan Banjir |
![]() |
---|
Tengku Dewi Lakukan Oplas di Korea Selatan, Rela Rogoh Kocek Seharga Rumah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.