Menuju Pusat Industri Halal Dunia, Ribuan Pendamping Halal Disiapkan
bertambahnya kebutuhan akan produk halal bersertifikasi, UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional juga dituntut untuk bertransformasi.
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Editor:
Wahyu Aji
Hasiolan EP/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Upaya memperkuat ekosistem industri halal nasional terus digalakkan menjelang penyelenggaraan Indonesia International Halal Festival (IIHF) 2025 yang akan berlangsung pada 20–22 Juni 2025 di Jakarta Convention Center.
Acara tersebut dibuka oleh Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Ahmad Haikal Hassan.
Salah satu lembaga pendamping proses produk halal, ESQ Halal Center, memastikan keterlibatannya dalam ajang tersebut dengan agenda utama memperluas perekrutan pendamping halal.
Dalam festival ini, ESQ Halal Center tidak hanya berperan sebagai peserta pameran, tetapi juga meluncurkan inisiatif untuk merekrut ribuan Pendamping Proses Produk Halal (P3H) sebagai bagian dari kontribusi terhadap sistem jaminan produk halal di Indonesia.
Sebagai lembaga pendamping yang telah terakreditasi oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), ESQ Halal Center menyatakan komitmennya dalam mencetak sumber daya manusia yang profesional, khususnya dalam mendampingi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam proses sertifikasi halal yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.
"Festival ini menjadi momen strategis untuk memperkenalkan program pelatihan sekaligus mengajak masyarakat berperan dalam penguatan industri halal melalui peran sebagai P3H," ujar Pendiri ESQ Corp, Ary Ginanjar Agustian, dalam keterangan pers, Kamis (19/06/2025).
Ia menambahkan bahwa keberadaan pendamping halal sangat dibutuhkan, terlebih dengan semakin luasnya cakupan kewajiban sertifikasi bagi produk makanan, minuman, kosmetik, obat tradisional, hingga barang gunaan.
"Indonesia memiliki peluang besar menjadi pusat industri halal dunia. Namun, potensi itu baru bisa terwujud jika ditopang SDM yang kompeten dan sistem yang kredibel. Di sinilah peran P3H sangat penting," lanjut Ary.
Dengan bertambahnya kebutuhan akan produk halal bersertifikasi, UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional juga dituntut untuk bertransformasi.
Dalam hal ini, pendamping halal diharapkan dapat menjadi jembatan antara pelaku usaha dan proses sertifikasi halal yang transparan serta sesuai regulasi.
"Pendamping bukan hanya bertugas secara teknis, tetapi juga membawa misi pelayanan dan edukasi kepada masyarakat. Oleh karena itu, pelatihan kami menekankan pentingnya integritas dan pengetahuan mendalam dalam setiap tahap sertifikasi," tegasnya.
Ary Ginanjar menekankan bahwa keberhasilan Indonesia menjadi pusat industri halal dunia tidak hanya tergantung pada regulasi atau pasar, melainkan juga pada sinergi antara pemerintah, masyarakat, pelaku usaha, dan lembaga pendamping seperti ESQ Halal Center.
Baca juga: BPJPH: Layanan Sertifikasi Halal Juga untuk Pengusaha Non-Muslim
"Kolaborasi semua pihak sangat krusial untuk mewujudkan sistem sertifikasi halal yang cepat, mudah, dan terpercaya. Ini bukan semata-mata soal kepatuhan, melainkan tentang membangun peradaban halal yang berkelanjutan," katanya.
industri halal
Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH)
Ahmad Haikal Hasan
Ary Ginanjar Agustian
Perkuat Pengembangan Industri Halal Dalam Negeri, BPJPH dan DPR Kunjungi KEK Sidoarjo |
![]() |
---|
Kemenperin Perkuat Jaringan Laboratorium Halal |
![]() |
---|
DPR Dukung Pengembangan KEK Industri Halal Sidoarjo, Butuh Infrastruktur dan Sistem Logistik |
![]() |
---|
AMAN Targetkan Pendapatan Rp 218,82 Miliar Tahun 2025, Ingin Ekspansi Industri Halal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.