Senin, 29 September 2025

Kelompok Bersenjata di Papua

Pengamat Intelijen Sebut OPM Mulai Kehilangan Simpati Rakyat Papua Pasca-Penyerangan di Gereja

Pengamat intelijen Stepi Anriani nilai kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) sudah kehilangan simpati dari masyarakat Papua.

Tribun-Papua.com/Istimewa
WARGA PAPUA MENGUNGSI - Warga mengungsi dari Intan Jaya menuju Nabire akibat konflik bersenjata yang semakin memanas di Papua Tengah. Pengamat intelijen dan keamanan nasional, Stepi Anriani nilai kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) sudah kehilangan simpati dari masyarakat Papua, pasca mereka menyerang warga sipil, termasuk Orang Asli Papua (OAP).  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat intelijen dan keamanan nasional, Stepi Anriani menilai kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) sudah kehilangan simpati dari masyarakat Papua, pasca kelompok kriminal bersenjata ini menyerang warga sipil, termasuk Orang Asli Papua (OAP). 

Stepi menyebut kebrutalan OPM secara terang-terangan menargetkan gereja sebagai sasaran teror, kian memupuk kebencian masyarakat Papua terhadap kelompok sparatis tersebut. 

“Ditambah lagi dengan perilaku kriminal anggota OPM, seperti mencuri harta benda, ternak dan hasil bumi warga, merudapaksa gadis setempat dan memaksa pemuda desa untuk bergabung dengan mereka, semakin menambah daftar ketidaksukaan masyarakat khususnya OAP terhadap kelompok separatis OPM,” kata Stepi dalam keterangannya, Sabtu (14/6/2025).

Stepi yang kerap melakukan penelitian ilmiah terkait OPM ini menyebut ulah nyeleneh Egianus Kogoya selaku pimpinan Kodap III Nduga karena memiliki ladang ganja, kian mengubah paradigma masyarakat asli Papua.

Menurutnya perilaku nyeleneh itu semakin membuat masyarakat asli Papua sadar bahwa kelompok separatis ini bukan cuma menjalankan aksi kekerasan, tapi juga mengeksploitasi dan mengambil keuntungan dari tanah Papua untuk kepentingan pribadi.

"Wajar jika masyarakat kita, bahkan dunia internasional, kini melihat aksi OPM sebagai bentuk nyata terorisme dengan landasan etno-nasionalisme dan tidak mengindahkan HAM serta wujud nyata pelecahan terhadap nilai-nilai ketuhanan, agama dan kemanusiaan," jelas Stepi. 

Baca juga: Dua Pekerja Bangunan di Jayawijaya Papua Tewas Ditembak KKB Pimpinan Egianus Kogoya

Lulusan Master of Science bidang kajian Intelijen di Universitas Indonesia ini memastikan apa yang dilakukan OPM bukan sebuah perjuangan membela masyarakat Papua, melainkan pembunuhan terhadap warga dan orang asli Papua, sehingga menjadi preseden buruk bagi citra Indonesia di dunia internasional.  

Stepi mengungkap ada banyak warga dan simpatisan OPM beralih ke NKRI, setelah mereka melihat bahkan ikut menjadi korban kekejian kelompok tersebut. 

Di sisi lain, strategi humanis yang dijalankan personil aparat TNI-Polri terhadap warga Papua khususnya di daerah rawan, mulai menarik simpati masyarakat, bahkan Anggota OPM sendiri untuk kembali ke NKRI. 

Ia menyebut ada beberapa simpatisan OPM yang sudah beralih ke NKRI, dan bahkan diangkat sebagai anak oleh kepala suku. 

"Bahkan beberapa di antaranya diangkat menjadi anak oleh beberapa keluarga dan kepala suku di sana,” ungkap Stepi. 

Baca juga: Keponakan Egianus Kogoya Tewas saat Kontak Tembak di Wamena, Ganja Hasil Panen Siap Edar Disita

Stepi pun menyebut situasi ini jadi hal positif dalam perlawanan negara terhadap OPM. Menurutnya hanya tinggal menunggu waktu kelompok kriminal bersenjata di tanah Papua dapat diburu habis oleh TNI-Polri.

“Ini masalah waktu saja ya (penumpasan OPM), mengingat besarnya dukungan penuh masyarakat khususnya OAP kepada TNI dan aparat penegak hukum di Papua, Insya Allah saudara kita di timur Indonesia ini dapat segera hidup dengan aman dan damai,” tandas Stepi.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan