Senin, 6 Oktober 2025

Tambang Nikel di Raja Ampat

Setelah Dikepung Demonstran dan 'Kabur', Bahlil Naik Helikopter Tinjau Tambang Nikel Raja Ampat

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menaiki helikopter untuk meninjau tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Nuryanti
Kolase foto dari Tribun Sorong dan Tribunnews
BAHLIL LAHADALIA - (Kiri) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia Bahlil Lahadalia menggunakan helikopter untuk meninjau tambang nikel di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat Daya, Sabtu (7/6/2025) dan (kanan) Bahlil di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (22/5/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dikepung para demonstran ketika di berada di area Bandara DEO Sorong, Papua Barat Daya, Sabtu pagi, (7/6/2025).

Para demonstran ini adalah aktivis penolak aktivitas tambang nikel di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya. Mereka tergabung dalam Koalisi Selamatkan Alam dan Manusia Papua.

Melalui seorang utusan, Bahlil sempat meminta perwakilan massa bertemu dengannya di kawasan bandara. Akan tetapi, situasi berubah ketika demonstran hendak memasuki terminal bandara.

Bahlil terpaksa keluar melalui pintu belakang bandara sekitar pukul 07.02 WIT. Tindakannya itu membuat para demonstran marah dan kecewa.

Demonstran menuding Bahlil melakukan penipuan karena dia hanya menyebut satu perusahaan tambang nikel, yaitu PT Gag Nikel. Padahal, di Raja Ampat terdapat empat perusahaan besar yang beroperasi.

Naik helikopter

Kendati kedatangannya ditolak oleh para aktivis, Bahlil tetap melanjutkan perjalanannya ke Pulau Gag untuk meninjau tambang nikel. Dia menggunakan helikopter pada pukul 09.00 WIT.

Di pulau itu Bahlil dijadwalkan memimpin paparan teknis dari pihak PT Gag Nikel, meninjau area tambang dan kawasan reklamasi, dan menggelar wawancara terbatas dengan media.

Lawatan Bahlil dilangsungkan di tengah sorotan tajam terhadap aktivitas pertambangan nikel di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. 

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sebelumnya telah menjatuhkan sanksi kepada empat perusahaan tambang nikel di Kabupaten Raja Ampat, yakni PT Gag Nikel, PT Kawei Sejahtera Mining, PT Anugerah Surya Pratama dan PT Mulia Raymond Perkasa.

Bahlil menghentikan sementara tambang nikel

Baca juga: Anggota DPR Sebut Tambang Nikel di Raja Ampat Tidak Beri Manfaat Bagi Warga Lokal

Tempo hari Bahlil sudah menghentikan sementara kegiatan operasi PT Gag Nikel di Pulau Gag. Penghentian sementara dilakukan untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat tentang dampak pertambangan terhadap kawasan wisata di Raja Ampat.

Menurut Bahlil, PT Gag Nikel adalah satu-satunya perusahaan yang saat ini berproduksi di wilayah tersebut.

Kontrak karya (KK) perusahaan anak usaha PT Antam Tbk itu terbit pada 2017 dan mulai beroperasi setahun kemudian setelah mengantongi analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).

Untuk memastikan seluruh prosedur dipatuhi, tim inspeksi Kementerian ESDM telah diturunkan ke lapangan.

"Izin pertambangan di Raja Ampat itu ada beberapa, mungkin ada lima. Nah, yang beroperasi sekarang itu hanya satu, yaitu PT GAG," kata Bahlil di Jakarta, Kamis (5/6/2025), dikutip dari siaran pers.

Bahlil menyebut lokasi tambang tersebut tidak berada di destinasi pariwisata di Piaynemo, Raja Ampat, tetapi berada kurang lebih 30-40 kilometer  dari destinasi wisata.

EKOLOGI RUSAK - Kerusakan ekologis terlihat nyata akibat aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya. 
EKOLOGI RUSAK - Kerusakan ekologis terlihat nyata akibat aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya.  (Kolase Tribunnews/Greenpeace Indonesia)

Tim Polsus diterjunkan

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved