Jumat, 3 Oktober 2025

Pertemuan Prabowo dengan Megawati

Ganjar Nilai Pertemuan Lanjutan Prabowo-Megawati Masih Terbuka: Nasi Gorengnya Belum Dimakan

Ganjar menanggapi dengan pernyataan bernada gurauan yang mengacu pada simbol pertemuan keduanya yakni nasi goreng.

Penulis: Reza Deni
Tribunnews.com/Reza Deni
PERTEMUAN PRABOWO-MEGAWATI - Ketua DPP PDIP Ganjar Pranowo menilai masih besar kemungkinan pertemuan lanjutan antara Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Presiden Prabowo Subianto, meski keduanya telah bertemu terakhir di Hari Lahir Pancasila, Senin (2/6/2025) lalu. Dia menjelaskan dengan pernyataan bernada gurauan yang mengacu pada metafora “nasi goreng”. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP PDIP Ganjar Pranowo menilai pertemuan lanjutan antara Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Presiden Prabowo Subianto masih berpotensi terjadi.

Keduanya bertemu terakhir kali pada peringatan Hari Lahir Pancasila, Senin (2/6/2025) lalu.

Baca juga: Prabowo Titip Pesan Rahasia untuk Megawati, Sebentar Lagi Gabung Koalisi?

Ganjar menanggapi dengan pernyataan bernada gurauan yang mengacu pada simbol pertemuan keduanya yakni nasi goreng.

“Mungkin (akan ada pertemuan lanjutan), karena nasi gorengnya belum dimakan. Nanti kalau nasi gorengnya sudah dimakan berarti akan ada pertemuan. Kan satu berharap dimasaki nasi goreng, satu sudah menyiapkan bumbunya untuk dimasak kan. Cuman momentumnya saja, karena kedua beliau masih sibuk," kata Ganjar di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu (7/6/2025).

Baca juga: Sufmi Dasco Silaturahmi ke Rumah Megawati, Dapatkan Wejangan hingga Titip Pesan untuk Prabowo

Meski belum mengetahui secara pasti kapan pertemuan tersebut akan berlangsung, Eks Gubernur Jawa Tengah itu mengatakan, setahunya belum ada pengaturan resmi untuk mempertemukan kedua tokoh tersebut.

Ganjar juga menanggapi kehadiran Megawati, Prabowo, dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam satu panggung pada peringatan Harlah Pancasila. 

Menurutnya, pertemuan itu merupakan hal wajar karena berlangsung dalam konteks acara kenegaraan.

"Menurut saya itu sebuah sunnahtullah saja, pasti akan terjadi. Pejabat ketemu pejabat. Kan Ibu juga di BPIP, jadi buat saya itu pertemuan biasa saja. Kebetulan event-nya perayaan Hari Lahir Pancasila, bagus sih,” ucapnya.

Ganjar juga menilai kehadiran para tokoh dalam satu acara nasional memberi sinyal positif bagi persatuan dan pembangunan bangsa.

“Kita harapkan itu tidak hanya sekadar simbol, tapi betul-betul mari kita bersama-sama membangun bangsa, saling menghormati. Kita ikuti rel konstitusi, rel regulasi, dan tidak boleh dilupakan, dasar negara,” pungkas  Ganjar.

Diketahui, Peringatan Hari Lahir Pancasila yang digelar pada 2 Juni 2025 di Gedung Pancasila, Pejambon, Jakarta Pusat, menjadi sebuah peristiwa yang penuh makna dan bersejarah bagi bangsa Indonesia. 

Baca juga: PDIP Bongkar Hubungan Prabowo-Megawati: Sangat Dalam, Lebih Baik Ketimbang Politik Dagang Sapi

Dalam suasana khidmat itu, menyuguhkan pertemuan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dengan Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri.

Kehadiran Prabowo dan Megawati dalam satu forum resmi kenegaraan menjadi sorotan utama. 

Momen ini merupakan kali pertama keduanya tampil bersamaan dalam acara resmi negara sejak Prabowo dilantik sebagai Presiden pada Oktober 2024. 

Meski memiliki latar belakang sejarah politik yang berwarna, pertemuan ini memperlihatkan kedewasaan sikap kenegarawanan yang luar biasa. 

Prabowo tampak menghampiri Megawati dengan senyum hangat, lalu keduanya saling bersalaman dan bertukar sapa dengan penuh rasa hormat. 

Keduanya tampak berdiri berdampingan dengan penuh wibawa, menyapa tamu undangan serta menyimak jalannya upacara dengan khidmat.

Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menekankan pentingnya menjadikan Pancasila sebagai dasar moral dan ideologis dalam membangun Indonesia yang adil, makmur, dan berdaulat. 

"Pancasila bukan hanya dasar negara, tetapi juga bintang penuntun dalam setiap langkah pembangunan bangsa ini. Hari ini, kita tidak hanya mengenang sejarah, tetapi meneguhkan kembali tekad kita sebagai anak bangsa untuk terus merawat nilai-nilai luhur Pancasila,” ujar Prabowo.

Momen kebersamaan antara Prabowo dan Megawati menjadi simbol kuat kesatuan dan persatuan nasional. 

Dalam beberapa kesempatan selama acara, keduanya terlihat berbincang santai dan saling menunjukkan rasa hormat satu sama lain.

Baca juga: Bahlil Tanggapi Pertemuan Megawati - Dasco: Makan Bareng Itu Sunnah Nabi Ibrahim

Gestur akrab itu menjadi penanda penting bahwa perbedaan di masa lalu tidak menjadi penghalang untuk bekerja bersama demi kepentingan yang lebih besar, yaitu Indonesia.

Megawati sendiri hadir dengan kharisma seorang negarawan senior dan dihormati. Ia duduk di barisan depan bersama jajaran pejabat tinggi negara lainnya.

Sebagai putri dari Presiden Soekarno, penggagas utama Pancasila, kehadiran Megawati dalam momen ini menjadi simbol kontinuitas sejarah bangsa.

Tak hanya tokoh-tokoh nasional, berbagai elemen masyarakat turut hadir dalam acara tersebut, yakni Menteri Kabinet Merah Putih, tokoh agama, hingga perwakilan organisasi kemasyarakatan. 

Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025 ini tidak hanya menjadi agenda rutin tahunan, namun memiliki makna historis mendalam bahwa tanpa Pancasila, bangsa ini akan hancur. 

Hal ini ditekankan betul oleh Presiden RI dalam amanatnya dan Ketua Dewan Pengarah BPIP, Megawati Soekarno Putri melalui pernyataannya seperti yang ditayangkan dalam Profil BPIP.  

Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025 ini juga menjadi momentum terjalinnya hubungan yang harmonis dan keteladanan para negarawan. 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved