Jumat, 3 Oktober 2025

Reshuffle Kabinet

PKS Respons Isu Reshuffle Kabinet: Itu Hak Prerogatif Presiden, Kami Hormati Penuh

Isu perombakan kabinet atau reshuffle kembali mengemuka setelah sejumlah pihak memberikan sinyal adanya evaluasi di lingkaran pemerintahan. 

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Adi Suhendi
KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D
PRESIDEN PKS - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Al Muzzammil Yusuf dalam konferensi pers di Kantor DPP PKS, Jakarta, Sabtu (2/9/2023). PKS menghormati sepenuhnya hak prerogatif Presiden Prabowo Subianto soal isu reshuffle kabinet. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Isu perombakan kabinet atau reshuffle kembali mengemuka setelah sejumlah pihak memberikan sinyal adanya evaluasi di lingkaran pemerintahan. 

Menanggapi hal itu, Presiden PKS Al Muzzammil Yusuf menegaskan PKS menghormati sepenuhnya hak prerogatif Presiden Prabowo Subianto.

“Saya kira itu adalah hak prerogatif Presiden. Semua pihak harus menghormati. Itu dijamin oleh Undang-Undang Dasar dan undang-undang,” ujar Muzammil di Kantor DPTP PKS, Jakarta, Kamis (5/6/2025).

Ia mengatakan, sebagai bagian dari koalisi pemerintahan, PKS akan tetap memberi masukan yang konstruktif dan solutif kepada Presiden Prabowo. 

Termasuk saat berdialog dalam forum resmi antarpimpinan partai koalisi.

Baca juga: Istana: Reshuffle Bisa Dilakukan Presiden Kapanpun, Orang di Luar Cuma Nebak Saja

“Dalam dialog sesama partai koalisi tentu kita akan bahas hal-hal strategis, tapi dengan penghormatan penuh terhadap kewenangan Presiden. Beliau yang menilai siapa yang kinerjanya baik atau kurang,” ucapnya.

Muzzammil menekankan posisi PKS dalam pemerintahan bukan sekadar formalitas, melainkan sebagai mitra yang bertugas mengawal keberhasilan kabinet.

"Kami ingin Pak Prabowo berhasil, karena keberhasilan beliau adalah kebahagiaan 280 juta rakyat Indonesia. Dan sebagai mitra, kami tentu akan menyampaikan kritik yang membangun,” ujarnya.

Baca juga: Rocky Gerung Usul Reshuffle Kabinet Merah Putih, 3 Menteri Beri Tanggapan, Ungkap Langkah Prabowo

Sebelumnya, Kepala Presidential Communications Office (PCO), Hasan Nasbi, menegaskan bahwa isu reshuffle kabinet sepenuhnya merupakan hak prerogatif Presiden Prabowo Subianto

Ia meminta publik tidak berspekulasi berlebihan karena keputusan tersebut hanya diketahui Presiden sendiri.

“Reshuffle itu bisa saja dilakukan oleh Presiden kapan pun Presiden mau. Tapi sepanjang tidak diumumkan oleh Presiden, tidak disampaikan langsung oleh Presiden, semua informasi yang beredar di luar tentu sifatnya masih spekulasi,” kata Hasan di Kantor PCO, Gedung Kwarnas, Jakarta, Selasa (3/6/2025).

Menurut Hasan, suara-suara di luar terkait reshuffle bisa dianggap sebagai dinamika demokrasi yang wajar.

“Orang yang di luar kan nebak-nebak saja, melakukan spekulasi saja. Atau aspirasi, ‘tolong ganti ini’, ‘tolong ganti itu’, itu bisa juga berupa aspirasi. Tapi Presiden tentu punya penilaian yang menyeluruh, yang objektif,” ujar Hasan.

Ia menyebut Presiden memiliki penilaian tersendiri terhadap kinerja para pembantunya di kabinet.

Termasuk, jajaran menteri mana yang masih layak untuk dipertahankan atau tidak.

“Apa kelebihan, apa kekurangan, masih dibutuhkan atau tidak, ini masih bisa dipertahankan atau tidak, Presiden tentu punya penilaian yang lebih menyeluruh. Dan hanya Presiden yang tahu. Karena ini hak prerogatif Presiden. Jadi suara-suara di luar anggap saja bagian dari bunga-bunga demokrasi,” katanya.

Hasan pun menegaskan tidak ada pernyataan resmi dari Presiden terkait adanya reshuffle dalam waktu dekat.

Ia menyebut isu tersebut terus hangat karena menjadi perbincangan publik, namun belum ada keputusan final.

“Apakah akan ada? Ya reshuffle itu sesuatu hal yang mungkin saja terjadi. Tapi kapan dan siapa orang yang akan terkena reshuffle, itu betul-betul hak prerogatif Presiden,” ujarnya.

Ia juga merujuk pada pernyataan Presiden Prabowo baru-baru ini soal integritas pejabat publik.

“Kalau tidak bisa mengikuti apa yang diinginkan oleh Presiden, sesuai dengan tugas, mandat, atau tidak bisa menjalankan pemerintahan yang bersih, yang tidak korupsi, yang tidak mencuri uang rakyat, ya sebaiknya mengundurkan diri sebelum saya berhentikan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Hasan menambahkan pesan tersebut berlaku umum dan tidak ditujukan pada pihak atau nama tertentu.

“Itu peringatan secara umum, dan itu berlaku buat siapa saja. Tidak ditujukan ke orang-orang atau nama-nama tertentu. Kira-kira begitu,” pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved