Selasa, 30 September 2025

Idul Adha 2025

Makna Wukuf di Arafah, Rangkaian Puncak Ibadah Haji

Makna wukuf, bagian dari ibadah haji yang dilaksanakan di hari Arafah yang bertepatan 9 Dzulhijjah atau Kamis, 5 Juni 2025.

TRIBUNNEWS.COM/Dewi Aguistina
IBADAH HAJI - Sejumlah Jemaah Haji Indoensia yang tengah melakukan Wukuf di Arafah. Arab Saudi, Kamis (5/6/2025). Dalam artikel mengulas tentang makna wukuf, bagian dari ibadah haji yang dilaksanakan di hari Arafah yang bertepatan 9 Dzulhijjah. 

TRIBUNNEWS.COM - Umat Muslim yang menunaikan haji 2025 kini tengah melaksanakan ibadah wukuf di Arafah

Wukuf dilaksanakan di hari Arafah yang bertepatan 9 Dzulhijjah atau Kamis, 5 Juni 2025.

Pada saat itu, jemaah haji bakal memadati Arafah, padang luas yang terletak sekitar 25 km sebelah tenggara Makkah.

Dikutip dari situs resmi Badan Pengelolaan Keuangan Haji, Gus Arifin dalam bukunya Ensiklopedi Fiqih Haji dan Umrah mengatakan, wukuf di Arafah merupakan bagian dari rukun Haji.

Apabila tidak wukuf di Arafah, maka jemaah haji tidak akan mendapat pahala ibadah haji.

Terkait arti dan makna Arafah, Gus Arifin mengutip pendapat dari Atha (tabiin generasi pertama), ia berkata: “Sesungguhnya dinamakan Arafah oleh sebab suatu ketika Jibril memperlihatkan Nabi Ibrahim As cara beribadah, maka Jibril bertanya.

“Tahukah engkau? Kemudian Jibril memperlihatkannya (lagi) lalu bertanya “Tahukah Engkau? Maka dinamakan Arafah.”

Dijelaskan, Arafah adalah tempat di mana Allah SWT memperkenalkan diri-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang sedang wukuf

Namun, ada pendapat lain yang mengatakan, Arafah berasal dari kata Arafah yaitu Ketika Nabi Adam dan Siti Hawa mengenal kembali setelah berpisah sekian lamanya. 

Ada juga pendapat yang menyebut, kata Arafah berasal dari kata i’tiraf yang berarti pengakuan dosa dari jemaah haji ketika wukuf di tempat.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Wukuf di Arafah bagi Jemaah Haji dan Ketentuannya

Makna Wukuf di Arafah 

Dikutip dari uin-alauddin.ac.id, wukuf di Arafah menjadi bagian dari rangkaian puncak ibadah haji yang akan dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah.

Puncak ibadah haji merupakan momen penting yang terjadi pada 9 sampai 13 Dzulhijjah.

Dalam rangkaian ibadah haji, terdapat berbagai rukun yang harus dipenuhi, termasuk wukuf di Padang Arafah

Pada saat wukuf, para jamaah berkumpul untuk berdiam diri, merenung, dan berdoa.

Namun, Padang Arafah bukan hanya sekadar tempat berkumpul, tetapi memiliki makna mendalam. 

Wukuf di Arafah mengandung pesan mengenai kefanaan dunia, kesetaraan di hadapan Tuhan, kesadaran akan pengawasan Ilahi, dan pengenalan diri serta Tuhan. 

Diharapkan para jamaah dapat menjalani ibadah haji dengan lebih khusyuk dan penuh kesadaran spiritual.

Dari informasi yang dihimpun, ada sejumlah makna wukuf di Padang Arafah, seperti:

1. Wukuf merupakan Sebuah Pemberhentian

Wukuf berasal dari kata "waqafa" yang berarti berhenti atau berdiri. 

Secara filosofis, wukuf mengandung makna dalam kehidupan, yakni setiap manusia harus menyadari bahwa segala sesuatu akan mengalami pemberhentian. Bisa diartikan, tidak ada yang abadi di dunia ini, semua akan berakhir pada waktunya.

Wukuf di Padang Arafah mengingatkan manusia akan kefanaan dunia dan pentingnya persiapan untuk kehidupan setelah mati.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, Surah Al-Hajj ayat 29:

 ثُمَّ لْيَقْضُوا تَفَثَهُمْ وَلْيُوفُوا نُذُورَهُمْ وَلْيَطَّوَّفُوا بِالْبَيْتِ الْعَتِيقِ

Artinya:
“Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan menyempurnakan nazar-nazar mereka dan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Ka'bah).”

Ayat ini, menunjukkan bahwa setelah menjalani berbagai ritual haji, umat Islam harus melakukan thawaf di Ka'bah, akhir dari perjalanan spiritual mereka.

Ini mencerminkan pemberhentian sejenak dari kehidupan duniawi untuk merenungi kebesaran Allah.

“Haji itu (wukuf di) Arafah.” (HR. Tirmidzi)

Dalam hadits ini, menunjukkan betapa pentingnya wukuf di Arafah sebagai inti dari pelaksanaan haji. 

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering kali terlena pada hiruk pikuk duniawi. Ibadah Wukuf pun mengajarkan kita untuk berhenti sejenak, melakukan introspeksi, dan menyadari kehidupan dunia hanya sementara. 

Baca juga: Isi Lengkap Khutbah Wukuf di Tenda Misi Haji Indonesia di Arafah Siang Ini, Tekankan Persaudaraan

2. Lambang Padang Mahsyar: Kesetaraan di Hadapan Tuhan

Padang Arafah sering diibaratkan sebagai miniatur Padang Mahsyar. Di tempat tersebut, seluruh umat manusia akan dikumpulkan untuk menunggu keputusan Allah SWT pada hari kiamat. 

Di sini, semua manusia sama di hadapan Tuhan, tanpa memandang status sosial, kekayaan, atau keturunan.

Seperti yang tertuang dalam Surah Al-Hajj ayat 37.  “Daging-daging (kurban) itu tidak akan sampai kepada Allah dan tidak pula darahnya, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu.”

Ayat ini menegaskan, di hadapan Allah, yang diukur adalah ketakwaan seseorang, bukan status atau harta. 

3. Maqam Ma’rifat Billah: Menyadari Keberadaan Tuhan

Masih mengutip situs resmi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, wukuf di Arafah juga melambangkan maqam ma’rifat billah, yaitu tingkat kesadaran yang tinggi akan kehadiran Allah SWT dalam setiap aspek kehidupan. 

Jemaah haji diingatkan bahwa setiap tindakan, baik yang lahir maupun batin, selalu dalam pengawasan Tuhan.

Maqam ma’rifat billah mengajarkan bahwa hidup ini selalu dalam pengawasan Tuhan. 

Nah, kesadaran inilah yang membuat seseorang lebih hati-hati dalam setiap tindakan dan perkataannya, karena ia menyadari Allah selalu melihat dan mengetahui segalanya. 

4. Kesadaran terhadap Kebesaran dan Kekuasaan Allah

Wukuf di Arafah juga mengingatkan jamaah akan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. 

Berkumpulnya manusia di satu tempat dan melakukan doa-zikir, menunjukkan betapa besar dan maha kuasanya Allah yang mengatur segala sesuatu di alam semesta ini.

Kesadaran akan kebesaran Allah pun menumbuhkan rasa takut (khasyah) dan cinta (mahabbah) kepada-Nya.

Di Arafah, para jamaah merasakan betapa kecil dan tidak berartinya mereka di hadapan kebesaran Allah. 

Hal inilah yang mendorong seseorang untuk lebih bersyukur, taat, dan lebih ikhlas dalam menjalani hidup.

Baca juga: Jemaah Haji Mulai Wukuf di Arafah, Ini Bacaan Doa, Dzikir, dan Kegiatan yang akan Dilaksanakan

Suasana Wukuf di Arafah 2025

Wukuf bagi jemaah haji akan dilaksanakan pada 9 Zulhijjah 1446 H atau Kamis (5/6/2025) ini.

Pantauan Tribunnews, jemaah haji di Arafah mulai mempersiapkan diri jelang wukuf pada Kamis pagi.

Sejak dini hari, para jemaah sudah mulai antre di kamar mandi untuk membersihkan dan menyucikan dirinya. Meski demikian, kondisi tetap kondusif.

Ada pula jemaah yang mengisi waktunya dengan bersantai di dalam tenda sembari berinteraksi dengan jemaah lainnya.  

Lalu, ada yang memilih keluar dari tenda dan duduk di taman atau di tenda di luar bangunan.

Di lokasi lainnya, sejumlah jemaah tengah mendapatkan bimbingan ibadah dari pembimbing kloternya. 

Sebagian jemaah terpantau sedang mengumpulkan batu kerikil di sekitar tenda mereka. Batu kerikil tersebut, akan digunakan jemaah untuk prosesi lempar jumroh di Jamarat, Mina.

Menurut Kepala Bidang Bimbingan Ibadah, Zaenal Muttaqin, jemaah akan menjalani ibadah wukuf di tenda masing-masing. 

Rangkaian wukuf di Arafah diawali khutbah wukuf, salat jama’ qashar Zuhur dan Ashar, serta zikir dan doa.

“Wukuf dimulai setelah masuk waktu Zuhur atau sekitar pukul 12.20 Waktu Arab Saudi. Di tenda misi haji, Khutbah Wukuf akan disampaikan oleh Katim Am PBNU, KH Ahmad Said Asrori dengan tema ‘Wukuf Di Arafah; Meneguhkan Persaudaraan dan Semangat Kebangsaan’,” kata Zaenal Muttaqin di Makkah, Rabu (4/6/2025).

Adapun imam Salat jama’ qashar Zuhur dan Asar adalah Tg Dr. Lalu Ahmad Zaenuri, Lc, MA.

Setelah mengikuti proses wukuf, jemaah haji Indonesia akan diberangkatkan ke Muzdalifah secara bertahap, mulai pukul 19.00 WAS atau setelah masuk waktu Magrib. 

Bagi jemaah yang mengikuti program murur, mereka hanya akan mabit dengan cara melintas di Muzdalifah, tidak turun dari bus, dan langsung menuju Mina. 

Untuk jemaah non murur, jemaah akan turun dan mabit di Muzdalifah dan diberangkatkan secara bertahap ke Mina setelah pertengahan malam.

Sementara di Arafah, jemaah haji diminta untuk tidak ke luar tenda mulai pukul 10.00 WAS sampai pukul 16.00 WAS, lantaran cuaca panas di Arafah.

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Dewi Agustina)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved