Kunjungan Presiden Macron ke Indonesia
Heboh Macron Diduga Langgar Aturan Candi Borobudur, Rogoh Stupa dan Tak Pakai Upanat
Kunjungan Macron ke Borobudur menuai kritik usai merogoh stupa dan tak memakai sandal khusus. Young Buddhist Association soroti aturan.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Glery Lazuardi
Heboh Macron Diduga Langgar Aturan Candi Borobudur, Rogoh Stupa dan Tak Pakai Upanat
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Kunjungan Presiden Macron beserta rombongan ke Candi Borobudur, Jawa Tengah disoroti karena melanggar aturan.
Seperti aksi merogoh stupa hingga tidak menggunakan sandal khusus atau upanat sebagai upaya pelestarian warisan dunia ini.
Kritikan ini disampaikan lembaga Young Buddhist Association (YBA).
YBA menyoroti adanya tebang pilih dalam penerapan aturan pelestarian Borobudur.
Sudah sejak lama, pengunjung yang datang ke Borobudur wajib bersikap hormat pada objek destinasi wisata religi ini.
Seperti tidak menaiki atau menduduki stupa-stupa.
Kemudian pengunjung juga harus menggunakan sandal khusus atau upanat.
Baca juga: Soal Pemasangan Stairlift, Dharmapala Nusantara: Borobudur Amanah Sejarah, Bukan Objek Eksploitasi
Rogoh Stupa Dilarang
Mitos Kunto Bimo sudah lama berkembang di masyarakat.
Sayangnya mitos ini bisa berdampak buruk pada pelestarian Candi Borobudur.
Kunto Bimo adalah sebuah stupa yang didalamnya dijumpai arca, dimana orang banyak memasukkan tangan untuk menyentuh jari dari arca yang ada di dalam estupa itu.
Dengan maksud, apabila berhasil menyentuh, maka akan mempunyai keinginan yang terkabul.
"Mitos ini sekarang menjadi masalah pelestarian dari Candi Borobudur," ujar Perwakilan dari Museum Cagar Budaya Dr. Hari Setyawan, S.S., M.T, dalam video edukasi yang diunggah @konservasiborobudr pada 2023 lalu.
Ia mengatakan, arca yang ada didalam stupa merupakan obyek pemujaan atau simbol religius dari umat Buddha.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.