Selasa, 30 September 2025

Idul Adha 2025

Apakah Idul Adha Versi Muhammadiyah dan Pemerintah Bersamaan? Ini Jadwal Sidang Isbatnya

Hari Raya Idul Adha akan segera tiba, menurut versi muhammadiyah dan pemerintah kemungkinan akan berlangsung bersamaan, berikut penjelasannya.

Freepik
ILUSTRASI HEWAN KURBAN - Foto diambil dari Freepik, Minggu (4/5/2025). Idul Adha versi pemerintah dan Muhammadiyah kemungkinan berlangsung secara bersamaan, simak penjelasannya berikut ini. 

TRIBUNNEWS.COM - Idul Adha atau idul kurban merupakan hari raya yang diperingati oleh umat muslim di seluruh dunia.

Perayaan Hari Raya Idul Adha dilaksanakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah.

Momen perayaan Hari Raya Idul Adha versi Pemerintah dan Muhammadiyah kemungkinan terjadi bersamaan.

Jika merujuk pada kalender Hijriah dari Kemenag, tanggal 10 Dzulhijjah jatuh pada hari Jumat, 6 Juni 2025.

Hal ini sama dengan penetapan Idul Adha yang disampaikan oleh pihak Muhammadiyah.

Mengutip dari muhammadiyah.or.id, PP Muhammadiyah menyampaikan Hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 6 Juni 2025, mendatang.

Namun Pemerintah masih akan menggelar sidang isbat terlebih dahulu untuk memastikan kapan perayaan Hari Raya Idul Adha tahun 2025.

Baca juga: Kapan Boleh Potong Kuku bagi yang Berkurban saat Idul Adha? Ini Penjelasan Para Ulama

Kapan Sidang Isbat Kemenag 2025?

Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) sudah menyampaikan jadwal sidang isbat untuk menentukan awal Zulhijah 1446 H.

Mengutip dari Kompas.com, Sidang Isbat penetapan awal Zulhijah 1446 H akan dilaksanakan pada Selasa, 27 Mei 2025.

Sidang Isbat juga dilaksanakan untuk menentukan kapan waktu penetapan Idul Adha 2025 versi Pemerintah akan dilaksanakan.

Pelaksanaan sidang isbat akan dimulai pada pukul 16.30 WIB.

Agenda awal berupa seminar posisi hilal, dan kemudian dilanjutkan dengan sidang penetapan pada pukul 18.00 WIB.

Pengumuman hasil sidang isbat dijadwalkan pukul 19.00 WIB.

Baca juga: Tanggal Berapa Hari Raya Idul Adha 2025? Sejarahnya Bermula dari Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail

Sejarah Hari Raya Idul Adha

Mengutip dari jabar.kemenag.go.id, Hari Raya Idul Adha atau Idul Qurban diperingati karena Allah memberi kesempatan kepada umat Islam untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. 

Idul Adha dinamai juga “Idul Nahr” yang artinya hari raya penyembelihan.

Hal ini untuk memperingati ujian paling berat yang menimpa Nabi Ibrahim.

Kesabaran dan ketabahan Ibrahim dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan, Allah memberinya sebuah anugerah, sebuah kehormatan "Khalilullah" (kekasih Allah).

Dalam kitab Misykatul Anwar disebutkan, konon, Nabi Ibrahim memiliki kekayaan 1.000 ekor domba, 300 lembu, dan 100 ekor unta.

Ketika Ibrahim ditanya oleh seseorang, "milik siapa ternak sebanyak ini?"

Maka dijawabnya, "Kepunyaan Allah, tapi kini masih milikku, sewaktu-waktu bila Allah menghendaki, aku serahkan semuanya. Jangankan cuma ternak, bila Allah meminta anak kesayanganku Ismail, niscaya akan aku serahkan juga."

Kemudian Allah menguji iman dan takwa Nabi Ibrahim melalui mimpinya yang haq, agar ia mengorbankan putranya yang kala itu masih berusia 7 tahun.

Baca juga: 8 Tanggal Merah di Bulan Juni 2025: Idul Adha dan Tahun Baru Islam jadi Long Weekend

Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, tertulis dalam Al-Quran

قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Ibrahim berkata, “Hai anakkku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu “.

Ismail menjawab, "Wahai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (QS Aa-saffat: 102).

Setelah keduanya siap, tiba-tiba Allah berseru dengan firmannya, menyuruh menghentikan perbuatannya.

Allah telah meridai keduanya, sebagai imbalan keikhlasan mereka, Allah mencukupkan dengan penyembelihan seekor kambing sebagai korban, sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an surat As-Saffat ayat 107-110:

وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ

“Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”

وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ

“Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian.”

سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ

“Yaitu kesejahteraan semoga dilimpahkan kepada Nabi Ibrahim.”

كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ

“Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Kisah pengorbanan Nabi Ibrahim AS yang paling besar dalam sejarah umat umat manusia itu membuat Ibrahim menjadi seorang Nabi dan Rasul yang besar.

(Tribunnews.com/Oktavia WW)(Kompas.com/Wahyu Wachid Anshory)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan