Sabtu, 4 Oktober 2025

Ramadan 2025

Sidang Isbat Awal Ramadan 2025 Hari Ini, Penjelasan Menag dan MUI soal Potensi Beda Awal Puasa

Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Sidang Isbat untuk menentukan awal Ramadan 1446 Hijriah.

Editor: Glery Lazuardi
Tribunnews.com
AWAL PUASA Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut adanya kemungkinan perbedaan jatuhnya awal puasa Ramadan 1446 H antara Pemerintah dengan Muhammadiyah. BRIN memprediksi tanggal 1 Ramadan 1446 H akan jatuh pada 2 Maret 2025 berdasarkan metode penentuan hisab dan rukyat.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Sidang Isbat untuk menentukan awal Ramadan 1446 Hijriah.

Sidang Isbat akan digelar di Auditorium H.M. Rashida, Kementerian Agama, Jakarta Pusat pada Jumat 28 Februari 2025. 

Ada potensi awal puasa 1 Ramadan 1446 Hijriah berbeda. 

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut adanya kemungkinan perbedaan jatuhnya awal puasa Ramadan 1446 H antara Pemerintah dengan Muhammadiyah.

BRIN memprediksi tanggal 1 Ramadan 1446 H akan jatuh pada 2 Maret 2025 berdasarkan metode penentuan hisab dan rukyat. 

Prediksi kapan awal puasa Ramadan 2025 tersebut berbeda dengan yang telah ditetapkan Muhammadiyah, di mana 1 Ramadan 1446 H jatuh pada 1 Maret 2025.

Baca juga: Bacaan Niat Puasa Ramadhan dan Doa Buka Puasa, Dilengkapi Amalan Sunnah saat Sahur dan Berbuka Puasa

Menanggapi hal tersebut, Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan semua pihak bisa memprediksi waktu awal Ramadan.

Meski begitu, Nasaruddin mengatakan bahwa keputusan Pemerintah mengenai awal Ramadan ditentukan oleh Sidang Isbat.

"Ya, semua orang bisa memprediksi. Tapi keputusan rapat menentukan esok," kata Nasaruddin di kantor Kemenko PMK Jakarta, Kamis, 27/2/2025.

Baca juga: Muhammadiyah Mulai Puasa Ramadan 1 Maret, Pemerintah Bisa Jadi 2 Maret: Tapi Lebarannya Bersama

Dirinya mengatakan jika ada masyarakat yang telah menyaksikan hilal, maka bulan baru dalam kalender Hijriah sudah bisa ditetapkan. Hilal adalah bulan sabit muda yang pertama dilihat setelah terjadinya bulan baru.

Terlihatnya hilal selama ini menjadi penentu awal Ramadhan hingga Idul Fitri.

"Kalau ada yang menyaksikan bulan, kenapa harus ditunda? Kalau enggak, baru kita diskusi," kata Nasaruddin.

Nasaruddin mengatakan penentuan awal Ramadhan akan dilakukan pada sidang Isbat.

"Besok kita sidang isbat. Besok kita tentukan. Hadirlah besok ya," pungkasnya.

MUI

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Cholil Nafis mengungkapkan awal Ramadan 1446 H/2025 M bisa berbeda antara pemerintah dan Muhammadiyah.

Tetapi untuk Idul Fitri 1446 Hijriyah dikatakannya sudah sepakat untuk bersama. 

"Mulai puasa tahun 1446 H/2025 potensi berbeda tapi lebaran sepakat bersama," kata Cholil Nafis melalui akun media sosial X-nya, Jumat (28/2/2025). Postingan tersebut sudah diizinkan Tribunnews kutip.

Ia melanjutkan sebab menurut kriteria menteri-menteri agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura atau MABIMS, pada 28 Februari 2025, untuk imkanurru’yah di Indonesia hanya bisa terpenuhi di Aceh.

Sedangkan di Jawa Timur dan daerah timurnya lagi lebih sulit untuk imkan melihat bulan.

Baca juga: Syarat Sah Puasa Ramadhan, Niat hingga Berakal

"Pada Akhir Sya'ban, 28 Februari tinggi hilal di Jakarta sudah 4 derajat, elongasi (sudut antara titik pusat bulan dan matahari saat terbenam) 6,02 derajat. Kriteria MABIMS tinggi 3, dan elongasi 6,4. Sedangkan di Jawa Timur tinggi hilal 3, elongasi 5,9 (elongasinya belum masuk kriteria MABIMS)," terang Cholil Nafis.

"Nanti akhir Ramadan saat ijtimak 29 Maret jam 10.02 WIB. Tinggi hilal saat Maghrib di Jakarta 1° 28’ dan elongasi 6,5. Tinggi kriteria. Tapi sementara ini kesepakatan MABIMS tinggi dan elongasi terpenuhi. Awal Syawal InsyaAllah tidak ada perbedaan antar ormas," lanjutnya.

Diungkapkannya jika terpaku pada kriteria MABIMS, potensi beda sangat mungkin.

"Jika terpaku pada hasil Rukyah mu'tabar di zona Aceh, maka awal puasa Sabtu. Kalau tidak ada hasil Rukyah, maka istikmal Sya'ban. Pemerintah bisa punya skenario, tetap diisbatkan Sabtu, baik rukyah berhasil atau tidak," kata Ketua MUI ini.

"Kalender NU dan MU 2025 M, menyebutkan 1 Ramadan 1446 jatuh pada Sabtu (1/3/2025). Namun, NU selalu disertai keterangan bahwa putusan awal bulan hijriyah menunggu hasil ru’yat. Jika hilal gagal terlihat, maka bulan Sya’ban digenapkan 30 hari, maka 1 mulai puasa pada Minggu 2 Maret 2025," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved