Pergeseran Peta Politik Pascapilkada, Kemenangan Gerindra Hingga Migrasi Elite Parpol Jadi Faktornya
Perubahan dinamika politik di daerah juga berdampak pada efektivitas pemerintah dalam menjalankan program-program strategis.
Penulis:
Mario Christian Sumampow
Editor:
Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial Center for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, mengungkapkan adanya pergeseran nominasi kekuatan partai politik setelah Pilkada 2024.
Hal ini ia sampaikan dalam diskusi bertajuk "Jelang Pelantikan Kepala Daerah Terpilih: Perubahan Peta Politik Lokal dan Arah Pemilihan Langsung ke Depan" yang berlangsung di Auditorium CSIS, Tanah Abang, Jakarta, Rabu (19/2/2025).
Baca juga: Akademisi: Partai Politik Jangan Hanya Mengejar Kekuasaan, Harus Ikut Mencerdaskan Generasi Muda
"Ada pergeseran nominasi terutama kekuatan politik pasca-Pilkada di 2024, terutama yang bergeser dari PDI Perjuangan dan Partai Golkar. Sekarang di sebagian besar provinsi dan sebagian besar daerah di Indonesia, itu bergeser," ujar Arya.
Menurut Arya, pergeseran ini terlihat dari kemenangan yang diraih oleh banyak calon kepala daerah yang diusung Partai Gerindra dibandingkan dengan calon dari PDIP atau Partai Golkar.
Baca juga: Eddy Soeparno: Keterlibatan Perempuan di Politik Syarat Utama Demokrasi Berkualitas
"Jadi, misalnya, banyak calon yang diusung oleh Partai Gerindra itu mengalami kemenangan dibandingkan oleh calon yang diusung Partai PDIP atau Partai Golkar," lanjutnya.
Perubahan dinamika politik di daerah juga berdampak pada efektivitas pemerintah dalam menjalankan program-program strategis.
Dengan minimnya keberadaan kelompok oposisi, implementasi kebijakan dapat lebih mudah dilakukan. Namun, kondisi ini juga menjadi catatan penting dalam peta politik lokal.
Selain itu, Arya juga mencatat adanya fenomena migrasi politik di kalangan elite partai.
"Kita juga menemukan fakta lain di mana proses migrasi juga terjadi. Sepertiga dari elite-elite partai yang sebelumnya memiliki afiliasi dengan partai politik tertentu itu berpindah ke partai lain," ungkapnya.
Beberapa politisi memilih berpindah ke partai lain dapat disebabkan oleh konflik internal atau kurangnya dukungan dari partai asal dalam pencalonan.
Baca juga: Prabowo dan Jokowi Tunjukkan Harmoni Politik, Jadi Teladan Bagi Bangsa
Mereka, tegas Arya, cenderung mencari partai yang dapat memberikan kepastian dalam karier politik mereka.
Reshuffle Jilid 3 Kabinet Prabowo Dinilai Perlihatkan Makin Kuatnya Peran Politik Gerindra di Istana |
![]() |
---|
Komposisi Menteri-Wamen dari Parpol usai Prabowo Lakukan Reshuffle: Gerindra Terbanyak, Ada 12 Orang |
![]() |
---|
Gantikan Ipar Haji Isam Sulaiman Umar, Rohmat Marzuki Bendahara Gerindra Jateng Jadi Wamenhut |
![]() |
---|
Profil Angga Raka yang Dilantik Jadi Kepala Badan Komunikasi Pemerintah: Lulusan HI Jayabaya |
![]() |
---|
Sosok Rohmat Marzuki, Bendahara DPD Gerindra Jateng Resmi Jadi Wamenhut, Baru Dilantik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.