Senin, 6 Oktober 2025

Distribusi Elpiji 3 Kg

Bahlil Minta Maaf Antrean Elpiji 3 Kg 'Telan' Korban: Ini Semata-mata demi Perbaikan

Bahlil mewakili pemerintah menyampaikan permintaan maaf atas meninggalnya seorang warga setelah mengantre pembelian gas elpiji 3 kilogram

TribunTangerang.com/Gilbert Sem Sandro
WARGA PROTES - Effendi (kiri) meluapkan emosi permasalahan gas LPG 3 kg ke Menteri Bahlil Lahadalia (kedua dari kanan) di Pangkalan Gas LPG 3 kg Budi Setiawan di Jalan Palem Raya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Provinsi Banten, Selasa (4/2/2025). Effendi menilai kebijakan yang diterapkan pemerintah sangat menyengsarakan warga menengah ke bawah. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menanggapi kabar adanya seorang warga yang meninggal dunia setelah mengantre pembelian gas elpiji 3 kilogram (kg). 

Bahlil mewakili pemerintah menyampaikan permintaan maaf atas peristiwa tersebut.

Hal itu diungkapkan Bahlil saat mengecek langsung pangkalan gas Elpiji di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat pada Selasa (4/2/2025).

"Tadi kan saya baca banyak berita juga. Kita membaca banyak berita, katanya ada yang begitu (meninggal dunia setelah mengantre Elpiji 3 kg), ada berita juga yang tidak sesuai dengan itu."

"Ya kami pemerintah pertama memohon maaf kalau ini terjadi, karena ini semata-mata kita lakukan untuk penataan. Yang kedua adalah kita melakukan perbaikan," kata Bahlil.

Ketua Umum Partai Golkar ini menyebut perbaikan tetap akan terus dilakukan demi kesejahteraan rakyat dan subsidi yang diberikan pemerintah bisa dinikmati bagi keluarga yang membutuhkan.

"Apa yang kita lakukan pagi ini dan malam ini sebagai respons untuk kita ingin rakyat kita mendapat Elpiji dengan baik dan gampang," jelas Bahlil.

Antrean Elpiji Memakan Korban

Sebelumnya, kabar seorang warga di kawasan jalan Beringin, Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan meninggal dunia setelah mengantre elpiji 3 kg, ramai dibicarakan.

Nurhadi, Ketua RW 007 Kelurahan Pamulang Barat, mengatakan korban bernama Yonih (62).

Yonih, kata Nurhadi, ternyata tidak mengantre panjang pada Senin (3/2/2025).

Baca juga: Prabowo Perintahkan Elpiji 3 Kg Tetap Bisa Dijual di Pengecer, Ketua Fraksi PAN DPR: Langkah Solutif

Hal itu diketahui dari rekaman CCTV milik pemilik agen.

"Saya ngobrol sama Pak Haji (Bahrudin yakni pemilik agen penjualan Elpiji)."

"Ada CCTV-nya, memang saat Mpok Yonih beli gas nggak mengantre, dia cuma berdua dengan pembeli lain," kata Nurhadi, Senin malam.

Kala itu, Haji Bahrudin sempat menawarkan pengantaran tabung gas Elpiji sampai ke rumah Yonih.

Namun, Yonih menolak bantuan tersebut.

"Tapi Mpok Yonih menolak. Menurut dia bisa bawa (tabung gas) sendiri," ujar Nurhadi.

Dua tabung gas yang dibeli Yonih pun dibawa pulang sendiri ke rumah yang jaraknya 500 meter dari agen tersebut.

Sesampainya di rumah Yonih pingsan dan tak sadarkan diri.

Keluarga segera membawanya ke Rumah Sakit Permata Pamulang untuk memperoleh perawatan.

Namun, setibanya di rumah sakit, Yonih dinyatakan meninggal dunia.

Adik Yonih, Rohaya, mengaku keluarga sempat melarang Yonif mengantre.

Namun, almarhumah memutuskan tetap antre langsung di pangkalan selama satu jam.

"Pas ditanya dia (jawab) mau antre gas."

"Saya pikir dia di agen biasa, taunya antre (di pangkalan)," ucap Rohaya saat ditemui di rumah duka, Pamulang, Tangerang Selatan, Senin.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Wahyu Gilang Putranto/Abdi Ryanda Shakti)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved