Senin, 6 Oktober 2025

Gempa Berpusat di Yogyakarta

Pasca-gempa 6,4 Magnitudo Guncang Yogyakarta Jumat Malam, Warga Sudah Kembali ke Rumah

Lumi Ristiyanti (31) karyawan swasta di Yogyakarta menceritakan kondisi terkini pasca-gempa berkekuatan 6,4 magnitudo yang mengguncang Yogyakarta

Editor: Adi Suhendi
Istimewa
Gempa magnitudo 6,4 guncang Yogyakarta, warga Gowongan berhamburan lari keluar rumah, pada Jumat (30/6/2023) malam. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lumi Ristiyanti (31) karyawan swasta di Yogyakarta menceritakan kondisi terkini pasca-gempa berkekuatan 6,4 magnitudo yang mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya pada Jumat (30/6/2023) malam.

Saat ini, aktivitas warga sudah berjalan normal kembali.

Tidak ada warga yang berjaga-jaga di luar rumah.

"Begitu gempa sudah nggak terasa. Semua warga masuk ke rumah, tidak ada yang berjaga di luar," ujar Lumi saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (30/6/2023).

Lumi menceritakan, saat gempa terjadi semua warga berhamburan lari keluar rumah.

Baca juga: Ada 4 Kali Gempa Susulan setelah Gempa 6,4 M di Bantul DIY

Selepas pulang kerja di daerah Mangkubumi kota Yogyakarta sekira pukul 19.57 WIB, Lumi mengaku, merasakan getaran amat kencang seperti pagar dan dinding di sekitarnya mau roboh.

"Saat gempa lagi jalan kaki, pulang sedang beli makan. Cuma kerasa tiba-tiba kenceng getarannya. Kayak pagar-pagar dan dinding mau roboh," kata dia.

Ia mengatakan, guncangan gempa kuat tersebut dirasakannya sekira 1 menit.

Baca juga: Gempa M 6,4 di Bantul, Pembeli Warung Bakmi Berhamburan, Warga Solo Jauhi Bangunan

Setelah itu, ia juga merasakan gempa susulan.

"Gempa susulan merasakn juga tapi biasa aja nggak terlalu kencang," ujarnya.

Pasca-gempa tersebut juga disebutkan tidak ada pemadaman listrik terjadi, sehingga warga sudah bisa kembali ke rumah dan melanjutkan aktivitas mereka.

"Di sekitar Gowongan sudah sepi dan Alhamdulillah tidak ada kerusakan, tapi dari laporan sekitar ada rumah yang temboknya retak," ungkap dia.

Menurut data BMKG, pusat gempa berlokasi di laut tepatnya 86 kilometer barat daya Bantul, Yogyakarta.

Pusat gempa berada pada kedalaman 25 km dengan lokasi 8.63 LS dan 110.08 BT.

BMKG memastikan gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

BMKG mengimbau masyarakat untuk berhati-hati terhadap gempa susulan.

Gempa dirasakan di Kulonprogo (IV MMI), Nganjuk (IV MMI), Kebumen (IV MMI), Ponorogo (IV MMI), Kediri (IV-III MMI), dan Mojokerto (III MMI).

Memahami Arti Skala MMI

MMI merupakan singkatan dari Modified Mercalli Intensity.

Dikutip dari laman resmi BMKG, skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.

Satuan ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902.

Skala Mercalli terbagi menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebut dan juga dengan melihat serta membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut.

Berikut arti dari Skala MMI mulai dari MMI I sampai MMI XII:

I MMI

Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang.

II MMI

Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

III MMI

Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.

IV MMI

Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.

V MMI

Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

VI MMI

Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.

VII MMI

Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.

VIII MMI

Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.

IX MMI

Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.

X MMI

Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.

XI MMI

Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.

XII MMI

Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved