Selasa, 30 September 2025

Hari Raya Waisak

Mengenal Ritual Thudong, Perjalanan Para Banthe Menuju Candi Borobudur Jelang Hari Raya Waisak 2023

Mengenal ritual Thudong, perjalanan spiritual Bhante menuju Candi Borobudur, dilakukan 31 bisku atau Bhante dari Thailand, Malaysia, dan Indonesia.

kolase Tribunnews/KOMPAS.com/JOY ANDRE T.
Puluhan biksu lintas negara yang berjalan kaki dari Thailand dan melintas di Kota Bekasi, Jumat (12/5/2023) - Mengenal ritual Thudong, perjalanan spiritual Bhante menuju Candi Borobudur, dilakukan 31 bisku atau Bhante dari Thailand, Malaysia, dan Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM - Mengenal ritual Thudong, perjalanan spiritual para Bhante menuju Candi Borobudur.

Sebanyak 31 biksu atau Bhante dari Thailand, Malaysia, dan Indonesia menjalankan ritual Thudong menuju Candi Borobudur pada Kamis (11/5/2023).

Prosesi ritual Thudong atau berjalan kaki menuju Candi Borobudur dilakukan menjelang Perayaan Waisak 2567 BE, pada Minggu, 4 Juni 2023.

Para biksu ini sebelumnya mulai berjalan kaki dari Nakhon Si Thammarat, sebuah kota di Selatan Thailand, pada 23 Maret 2023.

Kemudian, mereka melewati Malaysia dan Singapura.

Setelah beristirahat selama tiga hari di Singapura, para Bhante melanjutkan perjalanan dan tiba di Pelabuhan Internasional Harbour Bay, Kota Batam pada Senin (8/5/2023).

Setelah tiba di Batam, mereka menuju Jakarta menggunakan pesawat dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada Rabu (10/5/2023).

Baca juga: Kapan Hari Raya Waisak 2023? Tanggal 6 Mei atau 4 Juni? Simak Penjelasan Kemenag

Setibanya di Jakarta, mereka disambut oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Supriyadi di kantor Kementerian Agama.

Apa Itu Ritual Thudong?

Mengutip laman Bimas Buddha Kemenag, Thudong merupakan perjalanan ritual para Bhante yang dilakukan dengan berjalan kaki ribuan kilometer.

Selama melakukan thudong, para biksu hanya makan satu kali sehari, menerima makanan serta minuman dari sedekah umat, dan bermalam di suatu tempat pada malam hari.

Ritual tapak tilas atau Thudong ini merupakan inisiasi biksu asal Indonesia, Bhante Kantadhammo atau Bhanten Wawan.

Ketika berada di Kantor Kemenag, Bhante Dhammavuddho, menjelaskan zaman dulu Thudong ini merupakan tradisi berjalan di mana pada zaman Sang Buddha.

Waktu itu belum ada vihara, belum ada tempat tinggal para Bhante.

Pada zaman itu mereka tinggal dari hutan ke hutan, dan oleh sang Buddha para Bhante di kasih kesempatan tinggal di hutan, gunung atau gua.

Jadi ritual ini dilakukan selama empat bulan menjelang Hari Raya Waisak.

Para Biksu berjalan menuju Indonesia, karena kebetulan di Indonesia terdapat Candi Borobudur.

“Jadi dalam setahun mereka akan berjalan seperti ini selama empat bulan untuk melaksanakan tradisi ini dan kebetulan karena di Indonesia ada Candi Borobudur bertepatan Hari Raya Waisak dan mereka jalan dari Thailand,” jelas Bhante Dhammavuddho.

Selama perjalanan menuju Candi Borobudur, para biksu diharapkan dapat melatih kesabaran, karena mereka akan terkena panas dengan satu kali makan dan minum seadanya.

Pelepasan keberangkatan para Bhante Thudong asal Thailand yang akan berjalan dari Kantor Kemenag menuju Candi Borobudur
Pelepasan keberangkatan para Bhante Thudong asal Thailand yang akan berjalan dari Kantor Kemenag menuju Candi Borobudur (kemenag.go.id)

Baca juga: Puluhan Bhante Asal Thailand Jalan Kaki ke Candi Borobudur untuk Ikuti Perayaan Waisak 2023

"karena Sang Buddha bilang kesabaran adalah praktik dhamma yang paling tinggi, meraka kena panas, hujan, dan ini juga makan satu hari satu kali dan minuman seadanya," sambung Bhante.

Selepas dari kantor Kemenag di Jalan MH. Thamrin Jakarta Pusat, para Bhante melanjutkan perjalanan menuju Candi Borobudur.

Mereka akan melewati Jalan Raya Bekasi, Cirebon, Semarang dan sampai di Magelang untuk mengikuti perayaan Waisak 2567 BE /2023 tanggal Minggu (4/6/2023).

Dirjen Kemenag dalam momen tersebut, juga menyampaikan harapannya.

"Semoga perjalanan penuju Candi Borobudur dapat dijalankan dengan baik dan lancar, semoga para Buddha Bodhisattva senantiasa melindungi para Bhante Dhutanga yang akan berjalan," harap Supriyadi, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha dikutip Tribunnews dalam laman Kemenag pada Jumat (12/5/2023).

Supriyadi juga berharap, agar tekad dari para Bhante dapat terwujud dengan baik dan dijadikan pehamaman dalam menyambut peringatan Tri Suci Waisak.

Serta semua umat Budha dapat merayakan Tri Suci Waisak, yang nanti di Indonesia akan dirayakan detik-detik waisak pada pukul 10.40 WIB.

“Semoga tekad bapak dan ibu semua bisa menjadikan seluruh upaya itu terwujudkan harapan yang sangat baik akan dapat diraih dan dijadikan sebagai pemahaman atas kita menyambut dan memperingati Tri Suci Waisak, yang nanti di Indonesia akan dirayakan detik-detik waisak pada pukul 10.40 WIB, mudah-mudahan kita dapat melaksanakan dan mendapatkan berkah dari apa yang kita peringati dan kita rayakan,” pungkas Supriyadi.

(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan