Senin, 6 Oktober 2025

Gempa di Sumatera Barat

BMKG: Sempat Terjadi Tsunami Kecil Pasca Gempa Magnitude 6,9 di Sumbar

BMKG menyatakan sempat terjadinya tsunami kecil akibat gempa bumi tektonik 7,3 SR di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Selasa (25/4/2023).

Editor: Choirul Arifin
dok. BMKG
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. 

TRIBUNNEWS.COM, PADANG - Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) menyatakan sempat terjadinya tsunami kecil akibat gempa bumi tektonik 7,3 SR di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Selasa (25/4/2023).

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, mengatakan gempa terjadi sekitar pukul 03.00 WIB.

Gempa terjadi dengan magnitudo 7,3 dan mendapat parameter update magnitude 6,9. Gempa tektonik terjadi di pantai barat Sumatera, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumbar," kata Dwikorita Karnawati melalui zoom meeting.

Gempa ini berlokasi di 177 km barat laut Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, pada kedalaman 23 km.

Memperhatikan lokasi episenter, ini merupakan gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia.

"Gempa ini dirasakan di daerah Siberut, Kepulauan Mentawai dengan skala intensitas VI MMI. Artinya getaran gempa dirasakan semua masyarakat, kebanyakan semua terkejut dan lari keluar. Akibat gempa ini membuat beberapa bangunan mengalami kerusakan ringan," ujarnya.

Selain itu, guncangan dirasakan juga di daerah Pasaman Barat, Padang Pariaman, Agam, dan Padang dengan skala intensitas V MMI.

Getaran hampir dirasakan oleh semua penduduk, semua orang terbangun, barang-barang berjatuhan, dan tiang bergoyang.

"Secara pemodelan secara sistematis gempa ini berpotensi tsunami, daerah yang terdampak tsunami dengan status waspada yaitu ketinggian maksimum 50 cm berada di daerah Pulau Tanabala, Kecamatan Hibala, Kabupaten Nias Selatan Sumatera Utara," kata Dwikorita Karnawati.

Baca juga: BNPB Belum Terima Laporan Kerusakan Infrastruktur dan Rumah Warga Pasca Gempa di Sumbar

Dwikorita Karnawati mengatakan tercatat benar terjadi kenaikan muka air laut atau ketinggian tsunami di lokasi Pulau Tanabala, Kecamatan Hibala, Kabupaten Nias Selatan Sumatera Utara, pukul 03.17 WIB.

"Ketinggian tsunami 11 cm pukul 03.17 Wib berdasarkan hasil pengamatan tinggi permukaan air laut Pulau Tanabala, Kecamatan Hibala, Kabupaten Nias Selatan Sumatera Utara," katanya.

Baca juga: Warga Mentawai Berlarian ke Wilayah Lebih Tinggi Pasca Gempa 7,3 Magnitudo Selasa Dini Hari

Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa saat ini peringatan dini tsunami yang disebabkan oleh gempa dinyatakan telah berakhir.

Warga Desa Sikabaluan Mengungsi

Sekitar 90 persen warga Desa Sikabaluan Siberut Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengungsi akibat gempa bumi yang mengguncang wilayah setempat pada Selasa (25/4/2023) pukul 03.00 WIB.

Informasi tersebut disampaikan oleh Camat Siberut Utara Agustinus kepada TribunPadang.com, Selasa pagi.

Sebanyak 90 persen warga yang mengungsi itu berjumlah sekira 100-an orang.

Baca juga: BNPB: Gempa Kuat M6,9 di Kepulauan Mentawai Dirasakan Selama 30 Detik

Agustinus mengatakan, ia dan warga mengungsi ke daerah Tamaerang pasca gempa dini hari dalam guyuran hujan.

Bahkan hingga pagi ini daerah setempat masih diguyur hujan, namun intensitas hujan sudah berkurang.

Selain warga Kepulauan Mentawai, warga kota Padang juga berbondong-bondong menuju kawasan lebih tinggi seperti By Pass Kuranji di Kota Padang, setelah BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami akibat gempa Mentawai 7,3 SM, Selasa (25/4/2023) dinihari.
Selain warga Kepulauan Mentawai, warga kota Padang juga berbondong-bondong menuju kawasan lebih tinggi seperti By Pass Kuranji di Kota Padang, setelah BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami akibat gempa Mentawai 7,3 SM, Selasa (25/4/2023) dinihari. (TribunPadang.com/Rezi Azwar)

Pagi ini sebagian warga masih bertahan di titik pengungsian di Tamaerang.

"Sebagian warga ada yang kembali ke rumah masing-masing untuk mengambil bekal," katanya.

Warga, ujarnya, masih bertahan di titik pengungsian lantaran masih mewaspadai potensi gempa susulan, meski diprediksi semakin melemah.

Agustinus mengatakan, titik pengungsian di Tamaerang itu bukan daerah ketinggian, melainkan lokasi yang lebih jauh dari bibir pantai.

"Tentu yang kami butuhkan saat ini makanan cepat saji, karena di Tamaerang tidak ada alat-alat masak," tambah dia.

Saat ini pihaknya belum menerima laporan kerusakan bangunan dan sejauh ini belum ada informasi korban jiwa akibat gempa.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita mengatakan, potensi tsunami pasca gempa M 7,3 yang di-update menjadi M 6,9 di Kepulauan Mentawai Sumatera Barat (Sumbar) sudah diakhiri pada Selasa (25/4/2023) pukul 05.17 WIB.

Untuk itu, Dwikorita mengimbau masyarakat di Sumatera Barat (Sumbar), Sumatera Utara (Sumut) dan sekitarnya yang masih mengungsi ke tempat yang lebih tinggi agar kembali ke rumah masing-masing.

"Mohon yang masih ada di gunung (perbukitan) silahkan kembali ke tempat masing-masing, InsyaAllah kondisi sudah aman, dengan tetap tenang, namun waspada," kata Dwikorita melalui siaran pers, Selasa pagi.

GEMPA MENTAWAI -

Sekitar 90 persen warga Desa Sikabaluan Siberut Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengungsi akibat gempa bumi yang mengguncang wilayah setempat pada Selasa (25/4/2023) pukul 03.00 WIB.

"Yang dikhawatirkan bukan lagi tsunami, namun masih ada kemungkinan gempa susulan yang semakin lemah," tambahnya.

Selama rumah dipastikan masih utuh, tidak rusak, tidak retak, masyarakat diimbau kembali ke rumah masing-masing.

Jika rumah dalam kondisi rusak atau retak, untuk tidak berada di lokasi yang rusak atau retak itu, untuk kemudian mencari lokasi yang lebih aman.

"Ini sudah semakin lemah, kalau rumah utuh, silahkan ke rumah, InsyaAllah tidak tsunami," ujar Dwikorita.

Belum Ada Laporan Kerusakan

Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Daerah (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, saat ini pihaknya belum menerima laporan kerusakan infrastruktur akibat gempa bumi M 7,3 yang di-update menjadi M 6,9 yang mengguncang Sumatera Barat (Sumbar) pada Selasa (25/4/2023) pukul 03.00 WIB.

"Hingga pagi ini pukul 06.00 WIB, kami belum menerima informasi adanya kerusakan infrastruktur dari BPBD di daerah," kata Abdul Muhari melalui zoom meeting.

"Pengamatan visual di lapangan di Padang tidak ada kerusakan rumah dan infrastruktur lain," tambahnya.

Informasi dari Kabupaten Kepulauan Mentawai menyebutkan, masyarakat di Desa Sikabaluan Siberut Utara dan Sigapokna di Siberut Barat masih bertahan di ketinggian.

'Pengalaman tsunami Mentawai 2010 masih sangat membekas, sehingga masyarakat memilih masih bertahan di tempat evakuasi," ujar Abdul.

Pihaknya masih berkoordinasi dengan BPBD Provinsi dan kabupaten/ kota, meski peringatan dini tsunami diakhiri, masyarakat harus tenang namun tetap siaga.

Menurutnya, gempa yang dirasakan ialah dalam skala IV hingga V MMI. "Dinding dan kaca berderik, barang-barang diatas meja bergeser," kata dia.

Laporan reporter Rezi Azwar | Sumber: Tribun Padang

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved