Peringatan Dini BMKG Hari Ini, 24 Februari 2023: 33 Wilayah Berpotensi Terjadi Cuaca Ekstrem

TRIBUNNEWS.COM - Inilah peringatan dini cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk hari ini, Jumat, 24 Februari 2023.

Dilansir bmkg.go.id, cuaca ekstrem berpotensi terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.

Menurut laporan dari BMKG, cuaca ekstrem berpotensi terjadi di 33 wilayah.

Terdapat 3 wilayah yang akan terjadi hujan disertai kilat dan angin kencang.

Hujan disertai kilat dan angin kencang terjadi di wilayah Riau, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Barat hari ini.

Sedangkan di 30 wilayah lainnya berpotensi mengalami hujan lebat, kilat dan angin kencang.

Wilayah yang berpotensi terjadi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang adalah:

- Riau

- Kalimantan Barat

- Sulawesi Barat

Wilayah yang berpotensi terjadi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang adalah:

- Sumatera Utara

- Sumatera Barat

- Kep. Riau

Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG Jawa Barat Jumat, 24 Februari 2023: Singaparna Cerah Berawan, Bogor Hujan Petir

- Bengkulu

- Jambi

- Sumatera Selatan

- Kep. Bangka Belitung

- Lampung

- Banten

- Jawa Barat

- DKI Jakarta

- Jawa Tengah

- Yogyakarta

- Jawa Timur

- Bali

- Nusa Tenggara Barat

- Nusa Tenggara Timur

Baca juga: Prakiraan Hujan di Indonesia Hari Ini, 23 Februari 2023, BMKG: Kalimantan Barat Potensi Hujan Sedang

- Kalimantan Tengah

- Kalimantan Utara

- Kalimantan Timur

- Kalimantan Selatan

- Sulawesi Utara

- Gorontalo

- Sulawesi Tengah

- Sulawesi Selatan

- Sulawesi Tenggara

- Maluku Utara

- Maluku

- Papua Barat

- Papua

Baca juga: Cuaca Besok - BMKG: 30 Wilayah Diperkirakan Hujan Lebat, Jumat 24 Februari 2023

Pusat Tekanan Rendah terpantau di perairan barat Australia dan Australia Bagian Utara yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang di perairan selatan NTB hingga NTT.

Sirkulasi Siklonik lainnya terpantau di Aceh, di Samudera Hindia Barat Daya Lampung, di Sarawak, dan perairan Timur FIlipina, yang membentuk daerah konvergensi memanjang dari Selat Malaka hingga perairan Barat Aceh, dari perairan barat Sumatera Barat hingga Banten.

Kemudian, dari Samudera Hindia Barat Sumatera hingga perairan Selatan Banten, dari Laut Cina Selatan hingga Kalimantan Barat, dari Samudera Pasifik Timur Filipina hingga daratan Kep, Filipina Bag Selatan.

Daerah konvergensi lainnya juga terpantau memanjang dari Selat Malaka hingga Aceh, dari Selat Karimata hingga Kep. Riau, dari Banten hingga Jawa Timur, dari Laut Sulawesi hingga Kalimantan Utara, dari Kalimantan Timur hingga Sulawesi Tengah.

Lalu, di Laut Jawa, di Laut Banda, dari Kalimantan Tengah bagian Selatan hingga Kalimantan Selatan, dari Laut Maluku hingga Laut Seram, dan dari Papua Barat hingga Papua serta daerah pertemuan angin (konfluensi) di Selat Makassar Bagian Selatan hingga Laut Aru.

Kondisi tersebut, mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar pusat tekanan rendah/sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.

Peningkatan Kecepatan Angin Permukaan >25 knot terpantau di perairan timur Vietnam, Laut Natuna Utara, Laut Jawa, Laut Flores, dan perairan selatan Bali hingga NTT yang dapat meningkatkan ketinggian gelombang laut di wilayah perairan tersebut.

(Tribunnews.com/Oktavia WW)