Minggu, 5 Oktober 2025

Warga Israel Tewas di Gunung Rinjani, Pemulangan Jasad Terkendala Hubungan Jakarta dengan Yerusalem

Langkah pemulangan jenazah Boaz sedikit menghadapi kendala karena kurangnya hubungan antara Yerusalem dan Jakarta.

Editor: Dewi Agustina
Kolase Tribunnews.com: TribunLombok.com/Ahmad Wawan Sugandika dan YouTube TribunLombok
(Kiri) Tim gabungan yang dikerahkan untuk mengevakuasi penaki asal Israel yang tewas terjatuh di Gunung Rinjani dan (Kanan) Kondisi jasad Boaz Bar Anam. Jasad Boaz Tan Anam akhirnya berhasil dievakuasi, Senin (22/8/2022) di hari keempat. Rencananya jenazah korban akan dipulangkan ke negara asalnya Israel. Namun pemulangan jenazah korban menghadapi kendala karena Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. 

Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan pada akhir pekan utusan Israel di Singapura mengikuti upaya untuk mengambil mayat, karena Israel tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia yang mayoritas Muslim.

Kisah di Balik Evakuasi Korban

Sejak korban dilaporkan jatuh, Tim SAR gabungan telah berupaya melakukan proses evakuasi namun belum berhasil.

Kendala medan dan cuaca menjadi kendala tim dalam proses evakuasi.

Lalu di hari keempat, Tim SAR akhirnya berhasil mengavakuasi korban.

Proses evakuasi selama tiga hari itu berlangsung dramatis.

Tim SAR menghadapi banyak tantangan cukup berat.

Kepala Kantor SAR Mataram Nanang Sigit PH dalam rilisnya mengatakan, pukul 09.45 Wita tim SAR tiba di puncak Gunung Rinjani.

Selanjutnya melakukan assessment, menyiapkan peralatan dan penurunan rescuer ke posisi korban berada.

Beberapa jam kemudian Boaz Tan Anam (37), pria kelahiran Israel berhasil dievakuasi dengan menggunakan tali dalam keadaan meninggal dunia.

"Pukul 14.22 Wita korban berhasil dibawa ke puncak Gunung Rinjani, kemudian dilakukan packing ulang jenazah," kata Nanang melalui siaran pers yang diterima TribunLombok.com.

Selanjutnya korban dibawa turun pada pukul 15.05 Wita menuju posko evakuasi di Sembalun.

Kondisi cuaca yang kurang bersahabat seperti angin kencang dan kabut yang menyelimuti pada saat-saat tertentu, menyebabkan sempitnya waktu untuk evakuasi.

Baca juga: VIRAL Pendaki asal Israel Tewas di Gunung Rinjani, Terjatuh ke Jurang Sedalam 150 Meter saat Selfie

Disamping itu, kendala lainnya adalah tanah yang labil dan tebing yang curam dengan kedalaman hingga ratusan meter.

"Karena itu (kendala), evakuasi memakan waktu yang cukup lama, korban baru berhasil diangkat pada hari keempat," ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved