Jumat, 3 Oktober 2025

Koalisi Partai Politik

Politisi Golkar: Selama Tak Ada Syarat Khusus, KIB Terbuka untuk Partai Mana Saja

Lamhot Sinaga menegaskan KIB tak mempersoalkan partai mana yang akan bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), termasuk Partai Demokrat.

Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
Ist
Anggota DPR Fraksi Golkar Lamhot Sinaga. 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai Golkar Lamhot Sinaga menegaskan KIB tak mempersoalkan partai mana yang akan bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), termasuk untuk Partai Demokrat.

"Dari awal kan telah kita sampaikan bahwa KIB ini terbuka buat partai politik manapun untung bergabung, sepanjang tidak ada syarat-syarat yang diminta secara khusus," kata Lamhot kepada wartawan, Jumat (15/7/2022).

Lamhot menegaskan, KIB bersepakat segala keputusan dilakukan secara musyawarah mufakat,btermasuk mengusung capres dan cawapres yang akan diusung.

"Ya kalau Demokrat mau gabung, jangan minta AHY jadi cawapres, semisal begitu," ujar Lamhot

Anggota Komisi VII DPR RI itu mengatakan platform dan visi misi partai yang akan bergabung ke KIB harus sama, yakni mengedepankan musyawarah mufakat.

Maka itu, andai Demokrat bergabung dan tetap menawarkan AHY sebagai sosok cawapres, menurut Lamhot hal itu akan sulit untuk diwujudkan

"Partai mana yang akan bergabung, biar nanti diumumkan dari ketua umum KIB, saya tak mau mendahului mereka," katanya.

Sebelumnya, Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Jakarta, Adi Prayitno, mengatakan partai yang lebih berpeluang bergabung dengan Koalisi Indonesia Baru (KIB) yakni Partai Demokrat dibanding partai lain seperti PKS.

Baca juga: Partai Demokrat Tepis Isu AHY Minta Jadi Capres-Cawapres Syarat Koalisi

"PKS kan belum ada pernyataan sikap. Malah cenderung dekat sama Nasdem kan. Demokrat yang kemudian menggoda Golkar kemudian Golkar juga menggoda balik untuk gabung dengan KIB," ujar Adi saat dihubungi Tribunnews, Selasa (12/7/2022).

Adi mengatakan bergabungnnya partai Demokrat tidak akan menggangu soliditas KIB, meski Adi menilai sejumlah politisi partai berlambang Mercy ini sering kali liar dan sulit dikontrol.

Dia mencontohkan saat pilpres 2019 dimana partai Demokrat bagian dari koalisi pendukung capres Prabowo Subianto. Namun dalam perjalanan koalisi, politisi Demokrat sering mengkritik Prabowo hingga tercetus ucapan "Jenderal Kardus" untuk ketua partai Gerindra tersebut.

"Enggak mungkin terpengaruh KIB nantinya dengan celetukan itu. KIB ini sudah solid. Mereka ini para pemain lama, jadi tidak gampang untuk terpengaruh oleh statement-statement politik Demokrat," tambahnya.

Adi mengatakan semakin banyak partai yang bergabung di KIB akan semakin membuat koalisi ini dinamis.

Banyaknya kepentingan yang muncul akan cukup menyulitkan dalam mencari kompromi politik antara mereka.

Misalnya, Partai Demokrat pasti akan menawarkan AHY sebagai capres atau cawapres.

Sementara di KIB, sudah ada Airlangga Hartarto dan Zulkifkli Hassan yang mulai didorong para pendukungnnya untuk maju di pilpres 2024.

Baca juga: KIB Disebut Bakal Bentuk Tim untuk Bahas Mekanisme Penentuan Capres-Cawapres

Terkait persamaan platform nantinya jika Demokrat bergabung, Adi menilai hal itu normatif aja.

Dia menilai ada kecenderungan KIB ingin melanjutkan kebijakan kebijakan yang sudah dilakukan Presiden Jokowi.

"Itu sulit membayangkan bagi Demokrat. Karena Demokrat kan semangatnya anti jokowi dan bahkan bisa menghilangkan semua legacy yang sudah dicapai Jokowi. Itu saja sudah enggak ketemu," tandas dia.

Sebelumnya Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan bahwa akan ada partai lain yang akan masuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas oleh Golkar, PAN dan PPP.

Ia bilang partai yang hendak bergabung itu masih dalam proses.

“Sedang dalam proses," kata Airlangga di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Minggu (10/7/2022).

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved