Selasa, 30 September 2025

Anak Muda Negara G20 Dorong Kepedulian Terhadap Transformasi Digital Lewat Y20 Summit

Y20 menekankan harus ada upaya yang terstruktur bukan hanya dari NGO atau civil society.

ISTIMEWA
Ilustrasi. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Komunikasi Y20 Indonesia Pangeran Siahaan mengatakan Y20 merupakan sarana untuk mengampanyekan kepedulian anak muda terhadap transformasi digital.

Dirinya mengajak semua pihak untuk menyadari bahwa Indonesia memiliki kekuatan dalam sektor itu.

"Jadi akan sangat sayang sekali kalau kita cuma jadi penonton atau pengguna bukan pemain atau pembangun," kata Pangeran melalui keterangan tertulis, Selasa (14/6/2022).

Pangeran berkata Y20 memiliki agenda Pre-summit yang diselenggarakan di Palembang, Nusa Tenggara Barat, Balikpapan, dan Manokwari.

Sedangkan Y20 Summit akan diselenggarakan di Jakarta dan Bandung pada bulan Juli 2022.

Baca juga: HNSI Papua Barat Dukung Penuh Penyelenggaraan Y20 dan W20

"Hasil dari Y20 Summit itu adalah sebuah communica, sebuah kesepakatan bersama dari anak muda 20 negara G20 yang nanti akan datang ke Jakarta dan Bandung," ungkap Pangeran.

"Communica itu akan diberikan kepada pada pengambil kebijakan, kepada para pemimpin, leader summit pada saat nanti digelar akhir tahun di Bali nanti," tambah Pangeran.

Meta Indonesia menggelar acara perayaan Ruang Komunal Indonesia 4th Anniversary. Salah satu topik yang dibahas dalam acara itu adalah transformasi digital.

Pangeran menyampaikan topik dalam acara Meta Indonesia sejalan dengan isu yang diusung oleh Y20 Indonesia.

Anak muda, menurut Pangeran, harus berperan dalam kemajuan teknologi digital.

Dia menilai anak muda harus menjadi pelaku utama, misalnya dalam Metaverse.

"Anak muda Indonesia itu bukan cuma jadi sekedar penonton, tapi juga bisa aktif ketika nanti industrinya sudah matang, bisa menjadi pelaku utama," ujar Pangeran.

Pangeran menuturkan ada beberapa hal yang memang perlu dibenahi agar anak muda di Indonesia bisa berperan aktif di dunia digital.

Baca juga: Jelang KTT Y20, Menteri LHK: Anak Muda Harus Beri Solusi dalam Pelestarian Lingkungan

Dalam White Paper Y20 yang berisi hasil riset dari 20 negara anggota G20 diketahui bahwa 61 persen responden mengatakan konektivitas internet masih menjadi masalah utama, misalnya internet tidak tersedia, ada tapi lambat, atau juga putus nyambung.

"Ini sebenarnya masalah yang tidak hanya terjadi di negara lain, tapi terjadi juga di Indonesia kan. Di satu sisi kita sudah ada teknologi yang sangat advance, webtree, blockchain, dan lain sebagainya. Nah di sisi lain, masalah kita itu masih sangat-sangat basic, tidak semua orang punya internet atau tidak semua cepat internetnya," pungkas Pangeran.

Y20 menekankan harus ada upaya yang terstruktur bukan hanya dari NGO atau civil society. Dia berharap ada usaha serius dari pemerintah dalam membenahi hal tersebut.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved