Senin, 6 Oktober 2025

Pilpres 2024

'Kalau PKS dan PKB Bentuk Poros Ketiga, Politik Identitas akan Hilang'

Komunikasi yang intens antara PKS-PKB bisa menjadi magnet tersendiri terhadap parpol-parpol lain untuk bergabung.

TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Habib Aboe Bakar Al Habsyi berpose untuk difoto usai wawancara khusus dengan Tribun Network di Gedung Tribun Network, Palmerah, Jakarta Pusat, Kamis (9/6/2022). Pada kesempatan tersebut, Habib Aboe Bakar Al Habsyi menyatakan bahwa PKS membuka diri untuk mempersilakan partai lain merapatkan barisan bersama mereka. Tribunnews/Jeprima 

Sedangkan partai besar lainnya seperti di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) merupakan gajah yang fisiknya besar.

Ia pun optimistis semut mampu bersaing dengan gajah.

Menurutnya, saat ini PKB dan PKS masih menyamakan visi dan misi partai yang akan bergandengan.

"Apalah arti dari sebuah nama, tetapi yang menjadi visi dan misi menjadi nama yang akan dikenang dan sekaligus memenangkan nanti. Tentu akan memberikan nama yang terbaik," katanya.

Wakil Ketua MPR RI juga menyakini, jika nantinya PKS dan PKB duduk bersama, maka keterbelahan identitas di masyarakat berangsur-angsur menghilang jelang Pilpres 2024.

"Kalau PKS dan PKB duduk, politik identitas hilang. Pembelahan ilang, polarisasi hilang, kadrun-kadrun apa cebong-cebongan ilang," tegasnya.

Bangun Koalisi Islam

Peneliti Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Rahadjo Jati menilai, koalisi yang coba dibangun oleh PKS dan PKB berpotensi membentuk aliansi partai Islam.

Bahman, menurutnya, tak menutup kemungkinan jika PPP yang telah bergabung dengan KIB bisa merapat ke dalam koalisi semut merah ini.

Baca juga: PKS dan PKB Bentuk Koalisi Semut Merah, Begini Respon Ketua Bappilu Golkar

"Bisa jadi partai Islam lainnya, misalnya PPP bergabung," kata Wasisto, Sabtu (11/6/2022).

Ia pun mengatakan, koalisi PKS dan PKB ini akan solid tergantung pada massa pemilih muslim di akar rumput.

Pasalnya, ketiga partai itu juga punya diferensiasi pemilih muslim.

"Pasca Masyumi di Pemilu 1955, belum ada koalisi atau aliansi partai Islam yang solid," terangnya.

Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komaruddin menilai Koalisi Semut Merah yang diusung PKS dan PKB merupakan hal yang positif.

Menurut Ujang, hal itu bisa sekaligus meredam basis massa masing-masing parpol yang selalu berseteru.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved