Jumat, 3 Oktober 2025

Bursa Capres

Terkait Pilpres 2024, Anies Dinilai Sulit Bila Tak Diusung Nasdem

Karyono Wibowo menilai posisi Anies Baswedan agak sulit bila tak didukung Partai Nasdem sebagai calon presiden (Capres) 2024.

Kompas.com/Singgih Wiryono
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat pencanangan HUT Ke-495 DKI Jakarta di Pulau Bidadari, Selasa (24/5/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo menilai posisi Anies Baswedan agak sulit bila tak didukung Partai Nasdem sebagai calon presiden (Capres) 2024.

Sebab menurut Karyono, hingga saat ini hanya PKS yang kelihatannya bersemangat mendukung Anies, itupun belum ada keputusan formal untuk mendukung.

"Agak sulit bagi Anies ya. Karena kelihatan partai yang bersemangat yang mendukung Anies kan hanya PKS. Itu pun belum secara resmi PKS memutuskan secara resmi Anies calon presiden yah," kata Karyono saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (2/6/2022).

Baca juga: Nasdem Gelar Silatnas Undang Tokoh Nasional, Surya Paloh Singgung Hubungannya dengan Bamsoet

Baca juga: Surya Paloh Kutip Pepatah Inggris soal Koalisi Nasdem-Gerindra: Semuanya Bisa Terjadi

Karyono mengatakan, dukungan dari PKS belum cukup bagi Gubernur DKI Jakarta itu, maka harapannya Partai Demokrat.

Namun, kata dia, Demokrat juga tentu memiliki target untuk memasang Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Capres.

"Tetapi tentu fleksibel juga yah, kalau dilihat dari segi elektabilitas misalnya Anies lebih unggul sebagai calon presiden dibanding AHY," ujar Karyono.

Maka dari itu, Karyono menilai mungkin Demokrat realistis bahwa AHY bisa dijadikan sebagai calon wakil presiden (Cawapres)

"Tetapi masalah adalah koalisi PKS dengan Demokrat itu kan tidak cukup memenuhi presidential threshold (PT) 20 persen," ucapnya.

Baca juga: Ambisi Cak Imin di Pilpres 2024, Buka Poros Baru hingga Mau Gabung Koalisi Asal Jadi Capres

Baca juga: Mensesneg Pratikno Bantah Isu Renggangnya Hubungan Jokowi dan PDIP

Untuk itu, kata dia, harus ada partai lain lagi agar bisa memenuhi persyaratan PT 20 persen, semisal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

"Maka kalau Nasdem misalnya akhirnya bergabung pada koalisi PDIP-Gerindra, misalnya ya kemudian di blok yang lain ada koalisi Indonesia bersatu, ya harapannya tinggal PKB," ucapnya.

Kendati demikian, Karyono juga menilai antara PKB dan PKS sangat sulit untuk bersatu atau berkoalisi.

"Tapi menurut saya PKB sangat sulit untuk berkoalisi dengan PKS. PKB kemungkinan besar akan memilih bergabung dengan koalisi PDIP-Gerindra gitu yah. Atau dengan koalisi Indonesia bersatu," ucap Karyono.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved