Ketua KPK: Korupsi Bertentangan dengan Tiap Butir Pancasila
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyatakan perilaku koruptif bertentangan dengan setiap butir Pancasila.
Penulis:
Ilham Rian Pratama
Editor:
Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyatakan perilaku koruptif bertentangan dengan setiap butir Pancasila.
Bahkan, ia sampai menyebut seorang yang melakukan tindakan korupsi sebagai pengkhianat.
"Dalam konteks pemberantasan korupsi, jelas korupsi sebagai kejahatan kemanusiaan, sangat bertentangan dengan setiap butir sila Pancasila, sehingga banyak yang mengatakan para koruptor tidak pancasilais, karena telah mengkhianati seluruh nilai-nilai dalam dasar negara kita," kata Firli lewat keterangan tertulis terkait perayaan Hari Lahir Pancasila, Rabu (1/6/2022).
Menurut Firli, tidak sedikit yang menyangsikan sisi religi dan kemanusiaan para koruptor.
Baca juga: Rompi Biru KPK Disindir Novel Baswedan: Makin Cerdas
"Mengingat nilai-nilai ketuhanan seperti tergurat dalam butir pertama Pancasila, berani diingkari, apalagi sisi kemanusiaan yang adil dan beradab, seperti bunyi sila kedua Pancasila," katanya.
Apabila dibiarkan berlarut, menurut Firli, dampak destruktif kejahatan korupsi salah satunya dapat merusak nilai-nilai persatuan dalam sila ketiga.
"Mengingat para koruptor lazimnya mementingkan diri dan kelompoknya sendiri, ketimbang kepentingan nasional bangsa dan negara," tuturnya.
Firli mengibaratkan kejahatan korupsi sebagai nada sumbang yang dapat menggangu harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Yang dipimpin dengan khidmat dan penuh kebijaksanaan di bumi pertiwi, sebagaimana tertera pada butir keempat sila Pancasila," imbuhnya.
Baca juga: Peringati Hari Lahir Pancasila, Ganjar Gelar Dialog Pancasila dengan Kaum Milenial
Firli juga menyebut korupsi telah mengamputasi keadilan bagi rakyat. Sehingga penanganan korupsi harus dilakukan dengan cepat.
"Melibatkan seluruh eksponen-elemen bangsa, agar keadilan sosial benar-benar tercipta serta dirasakan bagi seluruh rakyat Indonesia, seperti termaktub dalam sila kelima Pancasila," sebutnya.
Dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila, Firli mengajak masyarakat untuk tidak menjadikan Pancasila sekadar hafalan wajib, apalagi hanya diperingati sebagai rutinitas seremoni tahunan belaka.
Kelahiran Pancasila, lanjutnya, harus dimaknai agar Indonesia agar terbebas dari rongrongan individu maupun golongan, di antaranya koruptor, yang anti atau mengkhianati prinsip-prinsip falsafah Pancasila.
"Penting bagi kita untuk senantiasa menjiwai Pancasila agar dapat jernih melihat ragam permasalahan bangsa seperti persoalan penanganan korupsi, yang jangan hanya disorot dari kacamata pribadi, melainkan pandangan luas sebagai bagian dari elemen bangsa dan negara," ujarnya.