Bursa Capres
Cara Menteri Jokowi Tebar Pesona Menyongsong Pilpres 2024, Mejeng di Mesin ATM hingga Baliho
Sejumlah tokoh termasuk menteri Jokowi mulai tebar pesona dalam menyongsong Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah tokoh mulai mempersiapkan diri menyongsong Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Meskipun Pilpres masih dua tahun lagi, tetapi berbagai langkah sejumlah tokoh dalam memperkenalkan diri kepada masyarakat luas sudah dilakukan.
Tak terkecuali sejumlah menteri yang kini duduk dalam Kabinet Indonesia Maju.
Sejumlah pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut mulai 'tebar pesona' untuk menaikan elektabilitasnya.
Nama-nama menteri yang santer digadang-gadang sebagai kandidat Calon Presiden (Capres) 2024 itu pun mulai 'beraksi'.
Mereka adalah Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Para menteri itu memang terus menunjukan 'pesonanya' meski tak secara terang-terangan siap maju sebagai Capres 2024.
Baca juga: Simulasi 3 Paslon di Pilpres 2024 Menurut Pengamat: Prabowo-Puan, Ganjar-Erick Thohir, dan Anies-AHY
Namun demikian, keempat nama ini dikabarkan telah menyatakan keinginannya bertarung di Pilpres 2024 kepada Presiden Jokowi.
Seiring dengan itu, 'restu' dari Presiden Jokowi juga sudah didapat.
Dari sederet pembantu Jokowi yang digadang-gadang akan maju di perhelatan Pilpres 2024, Erick Thohir mungkin menjadi sosok yang paling rajin 'bersolek'.
Belakangan, namanya menjadi pembicaraan lantaran tampangnya selalu muncul di sejumlah mesin anjungan tunai mandiri (ATM) milik bank-bank pelat merah.
Sejumlah kalangan menilai memunculkan wajah Erick Thohir di mesin ATM menjadi cara Erick menaikan tingkat keterkenalan dan elektabilitasnya di masyarakat.
Tak sampai di situ, mantan Ketua Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf itu juga kerap menunjukan gestur politik dengan sering turun ke bawah menyapa masyarakat.
Baca juga: Pakar Komunikasi Nilai Puan Layak Maju Pilpres 2024, Apa Alasannya?
Padahal, kerap kegiatannya itu di luar job desk-nya sebagai menteri BUMN.
Erick juga dikenal eksis di sejumlah platform media sosial.
Ia kerap mengunggah kegiatan hariannya di media sosial Instagram hingga Tiktok.
Bahkan, konten-konten yang dibagikan Erick Thohir tersebut sangat erat kaitannya dengan anak-anak muda.
Tentu, ini bisa dibaca sebagai cara Erick Thohir menggaet kelompok muda.
Sementara itu kolega Erick, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno justru tak begitu menunjukkan secara terbuka soal niatnya maju sebagai Capres 2024.
Ia terlihat masih fokus pada kerjanya meningkatkan ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Tanah Air setelah diterpa pandemi Covid-19.
Meski begitu, Sandiaga secara tak langsung juga turut 'tebar pesona' meningkatkan elektabilitas.
Ia kerap mengunggah hasil kerja serta kegiatannya di media sosial.
Baca juga: Survei LSJ: Mayoritas Milenial Pilih Prabowo sebagai Presiden Jika Pilpres Digelar Hari Ini
Mungkin dengan harapan makin banyak masyarakat yang mengenal sosoknya.
Harus disadari pula, kerja Menparekraf yang bersentuhan langsung dengan masyarakat menjadi 'bonus' tersendiri bagi Sandiaga.
Pasalnya, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini mendapat 'panggung gratis' untuk mempromosikan diri ke masyarakat.
Dorongan menjadi Capres kian kuat, setelah sejumlah elemen masyarakat dari petani, pelaku UMKM hingga nelayan mendeklarasikan mendukung Sandiaga.
Adapun Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memang digadang-gadang menjadi sosok dengan tingkat elektabilitas teratas dibanding nama menteri lainnya.
Ia terus menempati tiga besar di sejumlah rilis survei terkait kandidat capres 2024 pilihan masyarakat.
Prabowo sendiri juga dimajukan oleh Partai Gerindra sebagai Capres Pilpres 2024 mendatang.
Pada momen Lebaran, Prabowo tampak memulai silaturahmi dengan bertemu Presiden Jokowi.
Usai bertemu Jokowi, Prabowo melanjutkan silahturahmi ke kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Puan Maharani yang juga putri Megawati turut mendampingi dalam pertemuan itu.
Pertemuan tersebut berlangsung hangat.
Puan juga tampak membagikan foto momen kebersamaannya dengan Megawati dan Prabowo.
Santer kabar, Prabowo-Puan bakal di duetkan dalam Pilpres 2024.
Setelah itu, safari Prabowo berlanjut dengan menemui Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur.
Ketua Umum Partai Gerindra ini juga mengunjungi ulama karismatis, KH Cholil As’ad Sjamsul Arifin.
Prabowo juga menyempatkan bersilahturahmi dengan Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubawana X, di Kraton Yogyakarta.
Di sisi lain nama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto juga santer masuk ke dalam bursa capres 2024.
Bahkan, namanya juga kerap diduetkan dengan sejumlah nama tokoh yang juga dikabarkan maju di Pilpres.
Maka, belakangan Airlangga juga kerap melakukan safari politik ke sejumlah elit parpol lain dan tokoh agama hingga masyatakat.
Tentu, hal itu dilakukan untuk melakukan penjajakan dan membuka kemungkinan koalisi dengan parpol lain.
Ketua Umum Golkar ini diketahui telah melakukan sejumlah pertemuan dengan elit partai lain sejak tahun 2021 lalu.
Airlangga pernah bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa pada 2021 lalu.
Airlangga kemudian juga menggelar pertemuan dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada awal tahun 2022 ini.
Terbaru, Airlangga bertemu Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Ketua Umum Suharso Monoarfa untuk membicarakan soal politik 2024.
Ketiga parpol itu pun sepakat membentuk koalisi baru bernama, Koalisi Indonesia Bersatu.
Tak hanya penjajakan di tingkat elit parpol, Airlangga juga menyasar ke kelompok masyarakat bawah.
Hal itu bisa dilihat bagaimana wajah Airlangga juga kerap mejeng di sejumlah baliho di sudut-sudut jalan besar di Ibu Kota dan sekitarnya.
Tak hanya itu, Airlangga juga mulai aktif membagikan kegiatannya di media sosial.
Bahkan, konten-konten yang dibagikannya bernuansa ceria dan menyasar kelompok muda.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menyinggung sejumlah menteri yang dinilai memanfaatkan posisinya untuk melakukan kampanye-kampanye politik menjelang Pilpres 2024.
Menurutnya, menteri seharusnya fokus saja sebagai pembantu Presiden, bukan justru berkampanye dalam rangka Pilpres.
"Jangan gunakan posisi menteri untuk kampanye politik dalam konteks untuk menjadi capres-capres, itu kan ada," kata Jazilul, Kamis (24/3) lalu. Meski demikian, Jazilul tak mengungkapkan siapa sejumlah menteri yang dimaksudnya tersebut.
Terpisah, peneliti Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Rahardjo Jati menyebut manuver tebar pesona para menteri untuk menjadi Capres 2024 idealnya tidak mewakili kapasitasnya sebagai pejabat publik.
Tapi lebih tepatnya mereka disebut sebagai politisi.
"Hal ini dimaksudkan agar manuver itu tidak dianggap sebagai aji mumpung politik bagi publik," kata Wasisto saat dihubungi Tribunnetwork, Kamis (19/5).
Selain itu, Wasisto menilai akan lebih etis dan adil bagi para kontestan yang akan maju juga di bursa Capres 2024.
"Hal itu juga lebih etis dan "fair" bagi para kontestan lainnya dalam nominasi capres 2024," tambahnya.
Ia juga menilai, guna menaikan elektabilitas para menteri tersebut, perlu adanya peningkatan kinerja.
Tentu, dengan hasil yang bisa dirasakan masyarakat secara langsung.
Wasisto menyebut, menteri yang memiliki terlibatan dalam urusan ekonomi akan lebih disorot oleh publik.
Karena saat ini waktunya untuk pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.
"Hal yang dilakukan tentu adalah meningkatkan kinerjanya agar berdampak di level masyarakat, apalagi dalam konteks rehabilitasi ekonomi paska pandemi ini," ucapnya.
Ia juga membeberkan tantangan yang dihadapi para menteri dalam menaikan elektabilitas.
Di mana, para menteri yang tak bersentuhan langsung dengan masyarakat akan mendapat kesusahan dalam mengenalkan dirinya.
"Tantangannya adalah tidak semua kinerja menteri itu bersentuhan langsung dengan masyarakat sehingga belum tentu pula menteri tersebut dikenal luas di level publik," jelasnya.
Sementara, pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komaruddin mengingatkan para menteri untuk mundur jika berniat maju nyapres.
"Saya sudah mengingatkan mereka untuk mundur, karena paling tidak ada tiga hal yang bisa jadi masalah," kata Ujang.
Pertama, kata Ujang, para menteri akan tidak akan fokus kerja.
Dan presiden sendiri yang minta menteri-menterinya untuk fokus bekerja.
"Artinya bisa bertolak belakang dengan keinginan presiden," ucapnya.
Kedua, lanjut Ujang, akan banyak konflik kepentingan yang terjadi jika menteri maju capres.
"Ketiga, bisa menggunakan fasilitas kementerian tuk sosialisasi pencapresan. Mestinya sih secara etika, harus mundur. Tapi mereka beralasan tak ada aturan," katanya.
Ujang turut mengingatkan, pemerintah sendiri sudah menyatakan melalui Menko Polhukam Mahfud MD bahwa menteri-menteri itu tak perlu mundur sekarang.
"Kecuali sudah ditetapkan sebagai capres atau cawapres," ujarnya
Hasil Survei Para Menteri
Sementara itu jika mengacu hasil survei Indikator Politik pada April 2022, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi bakal capres di posisi teratas dengan elektabilitas sebesar 26,7 persen.
Disusul, Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Gerindra Prabowo mengekor di urutan kedua dengan elektabilitas 23,9 persen.
Kemudian diurutan ketiga ada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 19,4 persen.
Di papan tengah, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memiliki elektabilitas 3,5 persen, Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 3,2 persen.
Sedangkan Menparekraf yang juga politikus Gerindra Sandiaga Uno mendapatkan 2,4 persen dan Menteri BUMN Erick Thohir 2,4 persen.
Berikutnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa 1,9 persen, Mensos Tri Rismaharini 1,3 persen, dan Ketua DPR RI Puan Maharani 1,1 persen.
Di bawah satu persen ada nama Menko Polhukam Mahfud MD 0,7 persen, Ketum Golkar Airlangga Hartarto 0,5 persen, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar 0,5 persen, Menkeu Sri Mulyani 0,4 persen, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo 0,4 persen, serta Ketua MPR RI Bambang Soesatyo 0,3 persen.
Sedangkan, menurut Survei Charta Politika yang dilakukan pada 10-17 April 2022 terhadap simulasi 10 nama tokoh, menunjukan nama Ganjar menempati posisi teratas dengan persentase 29,2 persen.
Kemudian disusul Prabowo Subianto 23 persen, dan Anies 20,2 persen.
Survei Evaluasi Kebijakan Pemerintah dan Peluang Kandidat Capres-Cawapres 2024 ini juga memuat beberapa nama tokoh lainnya pada survei ini memperoleh elektabilitas di bawah 5 persen.
Mereka di antaranya adalah Sandiaga Uno (4,9 persen), Ridwan Kamil (4,8 persen), Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY (3,4 persen), Khofifah Indar Parawansa (3,3 persen), Puan Mahasani (1,8 persen), Erick Thohir (1,5 persen), dan Airlangga Hartarto (1 persen).
(tribun network/yud)