Selasa, 7 Oktober 2025

Penyakit Hepatitis

Kemenkes: Ada 14 Kasus Dugaan Hepatitis Akut di Indonesia, 6 Orang Meninggal

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengumumkan jumlah kasus dugaan hepatitis akut di Indonesia berjumlah 14 orang, 6 di antaranya meninggal.

Freepik
Ilustrasi anak sakit. Dalam artikel mengulas tentang perkembangan terbatu kasus dugaan hepatitis akut di Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengumumkan jumlah kasus dugaan hepatitis akut sebanyak 14 orang di Indonesia.

Hingga kini, 6 kasus di antaranya meninggal, sedangkan 4 kasus dirawat, dan 4 kasus sudah dipulangkan.

Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, terdapat 1 kasus berstatus probable (kemungkinan) hepatitis akut dan 13 kasus pending klasifikasi per tanggal 17 Mei 2022.

Adapun dari 13 kasus pending klasifikasi itu, ada 1 kasus di Sumatera Utara, 1 kasus di Sumatera Barat, 7 kasus di DKI Jakarta, 1 kasus di Jambi, dan 3 kasus di Jawa Timur.

Baca juga: Kemenkes Tetap Sarankan Warga Pakai Masker untuk Cegah Hepatitis Akut

''Ini perubahan jumlah kasus dari hari sebelumnya tanggal 15 atau 16 Mei itu ada pengurangan kasus di probable.”

“Ternyata setelah dilakukan pemeriksaan terakhir dia sepsis bakteri, sehingga dia kasusnya discarded (dikeluarkan),'' kata Syahril, dikutip Tribunnews.com dari Kemenkes.go.id, Kamis (19/5/2022).

Syahril mengatakan, dari segi usia, kelompok umur di bawah 5 tahun paling banyak terjangkit kasus dugaan hepatitis akut yaitu sebanyak 7 orang.

Kemudian, untuk usia 6-10 tahun ada 2 orang dan usia 11-16 tahun sebanyak 5 orang.

Lebih lanjut, Jubir Kemenkes ini menjelaskan soal kasus meninggal diduga hepatitis akut.

Di antara 6 kasus meninggal, ada yang usianya 2 bulan dan 8 bulan.

"Nah saat ini 14 ini, yang meninggal itu ada 6, ada usia 2 bulan, 8 bulan, 9 bulan, 1 tahun, 8 tahun dan 14 bulan, yang masih dirawat itu ada 4, dipulangkan/sembuh 4," jelasnya.

Sementara itu, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menjelaskan virus penyebab hepatitis akut pada anak masih belum bisa dipastikan.

Hingga kini, penelitian terkait penyebab hepatitis akut masih berlangsung.

Menurut Menkes, Indonesia telah bekerjasama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait penelitian hepatitis akut.

Budi  pun menyebut, pihaknya telah berdiskusi dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat dan Inggris setelah Idul Fitri.

Namun, belum ada jawaban pasti soal penyebab kasus hepatitis akut.

"Dan kami sudah mendapatkan banyak informasi, memang kesimpulannya belum bisa dipastikan virus apa yang 100 persen menyebabkan adanya penyakit hepatitis akut," dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Sekretariat Presiden.

“Sekarang penelitian sedang dilakukan bersama-sama oleh Indonesia bekerjasama dengan WHO dan juga bekerjasama dengan Amerika dan Inggris untuk mendeteksi secara cepat penyebabnya apa,” imbuhnya.

Baca juga: Transplantasi Hati Pasien Hepatitis Akut Sangat Rumit, Butuh Waktu Satu Bulan

Lebih lanjut, Menkes menjelaskan, virus penyebab hepatitis akut menular melalui asupan makanan atau lewat mulut.

Untuk itu, Menkes mengimbau masyarakat untuk rajin cuci tangan dan memastikan kesehatan asupan makanan setiap anak-anak.

"Jadi kita pastikan apa yang masuk ke anak-anak kita untuk bersih, karena ini menyerang di bawah 16 tahun dan lebih banyak lagi di bawah lima tahun," ungkap Budi saat konferensi pers beberapa waktu lalu.

Sebagai informasi, Kemenkes telah meningkatkan kewaspadaan dalam dua minggu terakhir setelah WHO menyatakan kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak yang belum diketahui penyebabnya ini ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual, Selasa (17/5/2022).
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual, Selasa (17/5/2022). (Tangkap layar YouTube Sekretariat Presiden)

Gejala Hepatitis Akut

Diberitakan Tribunnews.com, Kementerian Kesehatan sedang berupaya untuk melakukan investigasi penyebab kejadian Hepatitis Akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap.

Adapun sebagai informasi, berikut ini gejala yang ditemukan pada pasien-pasien tersebut, dikutip Tribunnews.com dari laman Kemenkes:

- Mual

- Muntah

- Diare berat

- Demam

- Kuning

- Kejang dan

- Penurunan kesadaran.

Baca juga: Mengenal Klasifikasi Kasus Hepatitis Akut

Langkah Pencegahan

Siti Nadia Tarmizi mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang.

Masyarakat bisa melakukan langkah pencegahan, seperti:

- Mencuci tangan

- Memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih,

- Tidak bergantian alat makan

- Menghindari kontak dengan orang sakit

- Melaksanakan protokol kesehatan

Lebih lanjut, Nadia mengingatkan, jika anak-anak memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, penurunan kesadaran agar segera memeriksakan anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.

Kemenkes juga meminta pihak terkait untuk menginformasikan kepada masyarakat untuk segera mengunjungi Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) terdekat apabila mengalami sindrom Penyakit Kuning, dan membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sektor.

“Tentunya kami lakukan penguatan surveilans melalui lintas program dan lintas sektor, agar dapat segera dilakukan tindakan apabila ditemukan kasus sindrom jaundice akut maupun yang memiliki ciri-ciri seperti gejala hepatitis,” ucap Nadia.

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Rina Ayu/Tio, Kompas.com/Haryanti Puspa Sari, Kontan.co.id/Syamsul Ashar)

Simak berita lainnya terkait Hepatitis Akut

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved