Minggu, 5 Oktober 2025

Mudik Lebaran 2022

Cerita Sopir Travel Jakarta-Bandung, Pilih Tak Mudik Karena Belum Punya Bekal

Menjelang senja, sejumlah kendaraan pribadi dan travel datang ke Rest Area KM 72 A Tol Cipularang, Purwakarta, Jawa Barat.

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/Fersianus Waku
Dani Mulyana (48), Sopir Travel Lintas Shuttle rute Cengkareng, Bandara Soekarno Hatta-Bandung, Jawa Barat. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjelang senja, sejumlah kendaraan pribadi dan travel datang ke Rest Area KM 72 A Tol Cipularang, Purwakarta, Jawa Barat.

Tampak seorang pria sedang duduk melepaskan lelahnya di sebuah warung makan di rest area.

Pria tersebut, Dani Mulyana, berusia 48 tahun.

"Saya sebagai pengemudi Lintas Shuttle," katanya kepada Tribunnews.com saat ditemui di Rest Area KM 72 A, Kamis (28/4/2022) kemarin.

Dani merupakan pengemudi travel dengan rute Cengkareng, Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandung, Jawa Barat.

Setiap hari, Dani melakukan perjalanan pergi pulang atau PP Cengkareng-Bandung mengantar para penumpang.

Total waktu perjalanan yang ia tempuh dari Cengkareng menuju Bandung biasanya sekitar tiga jam.

Baca juga: Pemudik asal Bogor Berhentikan Kendaraannya di Bahu Jalan Tol Japek KM 47 karena Overheat

"Untuk hari ini (H-4 Lebaran 1443 Hijriah) mudah-mudahan tiga jam juga yah," ucapnya.

Dani memiliki lima orang anak.

Istri dan kelima buah hatinya tinggal di sebuah kontrakan di Soreang, Bandung.

Dia memilih tinggal di Soreang bukan tanpa alasan.

Hal itu lantaran biaya untuk kebutuhan sehari-hari tak semahal di Kota Bandung.

Anak-anak Dani rata-rata pendidikannya hanya sampai di jenjang sekolah teknik menengah (STM).

Sebab, dirinya tak mampu melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi (PT) lantaran tak punya biaya.

Baca juga: Contraflow Diberlakukan di Tol Jakarta-Cikampek Km 47 Sampai Km 70

"Enggak ada yang dikuliahin, enggak mampu saya. Jadi biar langsung kerja saja masuk STM," ujarnya.

Menjadi driver bukan pekerjaan baru bagi Dani.

Dia menekuni pekerjaan ini sejak 20 tahun silam.

Gaji Dani dihitung per rit.

Sekali jalan pulang pergi (PP) Cengkareng-Bandung dibayar Rp 130 ribu.

Awalnya, Dani belum terpikirkan sama sekali bakal menjadi driver travel.

Sebelum bekerja sebagai dirver, Dani sempat bekerja di sebuah pabrik di Bandung.

Ia berhenti bekerja dari perusahaan tersebut lantaran adanya krisis moneter pada tahun 1998.

Kini, Dani memiliki tekad untuk naik haji dan memiliki sawah.

Hal itu telah dipikirkannya sejak lama.

"Saya cita-cita pengen naik haji dan punya sawah, itu aja. Karena cape kalau hidup di jalan," ucapnya lalu tertawa.

Niat Dani bersama keluarganya untuk mudik Lebaran tahun ini terpaksa pupus.

Sebab, dirinya belum memiliki tabungan yang cukup untuk membiayai perjalanan mudik.

"Maunya ke kampung halaman istri di Cianjur Selatan. Cuman ya karena belum ada bekal (uang). Zakat juga belum bayar," ungkapnya.

Dani berharap anak-anaknya memiliki pekerjaan yang lebih baik.

"Mudah-mudahan (anak-anak) tak seperti saya. Jangan seperti saya. Mudah-mudahan memiliki pekerjaan yang layak," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved