Mudik Lebaran 2022
Covid-19 Masih Ada, Pemudik Diminta Perketat Disiplin Protokol Kesehatan Saat Libur Lebaran
Masyarakat harus melengkapi diri dengan vaksin booster saat mudik, disiplin menjalankan protokol kesehatan, dan selalu bermasker saat di keramaian.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah daerah (pemda) harus bisa menjamin protokol kesehatan selalu dijalankan selama masa liburan mudik lebaran mendatang.
Potensi kenaikan kasus Covid-19 tetap ada karena virus belum benar-benar hilang.
"Pemda sebagai penanggung jawab pemerintahan di tingkat daerah tentu harus tetap memberdayakan segenap perangkatnya untuk menjamin protokol kesehatan tetap berjalan. Utamanya di ruang-ruang publik. Tentu saja dengan tetap mengedepankan pendekatan yang manusiawi dan bersahabat," kata Direktur Eksekutif Lembaga Kajian dan Konsultasi Pembangunan Kesehatan (LK2PK) dr Ardiansyah Bahar, dalam pernyataannya, Rabu (20/4/2022).
Presiden Joko Widodo memutuskan mengizinkan masyarakat mudik Lebaran tahun ini dengan syarat.
Masyarakat usia di atas 18 tahun harus melengkapi diri dengan vaksin booster saat mudik, disiplin menjalankan protokol kesehatan, dan selalu bermasker saat di keramaian.
Sedangkan anak di bawah 18 tahun harus minimal mendapatkan dua kali vaksin.
Tanpa harus menunjukkan hasil tes Covid-19 saat mudik.
Pemerintah memprediksi 85 juta orang akan mudik tahun ini.
Baca juga: Cara Daftar Program Kirim Motor Gratis PT KAI, Berlaku bagi Pemudik Bus, Travel dan Kereta Api
Saat euforia bertemu keluarga di kampung, Ardiansyah mengingatkan masyarakat mesti menyadari bahwa kita masih dalam masa pandemi, Covid-19 masih ada.
Karena itu, meskipun sekarang sudah boleh mudik, protokol kesehatan harus tetap diperketat.
Dia berharap disiplin protokol kesehatan yang ketat bisa mengurangi risiko peningkatan kasus Covid-19 setelah libur Lebaran.
"Semoga saja tidak akan terjadi lagi lonjakan kasus seperti tahun-tahun sebelumnya. Karena sebagian besar masyarakat sudah pernah terpapar dan juga telah divaksinasi Covid-19. Namun sekali lagi, jangan pernah lengah menjalankan protokol kesehatan," tegas dia.
Menurut dia, kebijakan booster maupun tes Covid-19 tentu bermanfaat dalam upaya penanganan COVID-19. Karena kita masih terus mengejar tercapainya Herd Immunity di masyarakat.
"Bagi yang belum booster, tes merupakan upaya untuk memastikan bahwa mereka yang akan mudik ini tidak sedang menderita Covid-19 yang berpotensi menularkan virus Covid-19 di kampung halamannya," ujar dr Ardiansyah.
Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan, diprediksi bahwa jumlah pemudik tahun ini akan jauh lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya.
Bahkan diikuti pergerakan di luar wilayah luar Jawa yaitu sebesar 85,5 juta orang. Untuk itu tantangan lainnya adalah terjadinya kemacetan yang panjang.
Sehingga perlu meminimalisir penularan Covid-19 akibat kerumunan di beberapa tempat.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito berharap masyarakat yang melakukan mudik bisa sehat saat berangkat dan pulang nanti.
Wiku pun mengimbau pada masyarakat untuk tetap berhati-hati dalam beraktivitas menimbang nantinya akan banyak orang berkumpul kegiatan, dari tempat asal beragam.
Baca juga: Mudik Lebaran, Kini Penambahan Pengaturan Perjalanan Bagi PPDN dan PPLN
"Diimbau dengan cermat menimbang kegiatan yang akan dilakukan di hari raya nanti. Tetap pakai masker dan menjaga kebersihan diri. Terutama kontak dengan orang lain, atau pun aktivitas lainnya," kata Wiku.
Meski kondisi saat ini terkendali, ancaman Covid-19 masih ada.
Terutama kondisi di hari Raya Idul Fitri. Kenaikan kasus usai periode libur panjang seperti hari Raya juga terjadi di banyak negara lainnya.
"Tidak terkecuali Indonesia. Sudah menjadi tugas bersama menekan angka Covid-19 periode lebaran," ujarnya.(Tribun Network/ais/wly)