Anis Matta Ingatkan Pentingnya Agama Menjadi Inspirasi Menyelesaikan Persoalan di Tengah Krisis
Anis Matta mengingatkan pentingnya agama menjadi inspirasi untuk menyelesaikan persoalan di tengah krisis yang melanda dunia.
lihat foto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta mengingatkan pentingnya agama menjadi inspirasi untuk menyelesaikan persoalan di tengah krisis yang melanda dunia.
Anis mengungkapkan saat ini dunia dilanda berbagai krisis di antaranya pandemi, krisis ekonomi, hingga munculnya ancaman krisis pangan akibat perang Rusia dan Ukraina.
Menurutnya, agama tidak hanya bisa menjadi sumber inspirasi untuk menyelesaikan persoalan di level individu, melainkan juga pada level sistemik.
Hal tersebut diungkapkannya dalam Gelora Talks bertajuk Ramadan Tahun Ke-3 Dalam Suasana Krisis Berlarut, Apa Makna dan Pesan Islam yang disiarkan di kanal Youtube geloraTV pada Rabu (6/4/2022).
"Kita perlu melihat agama ini sebagai satu sumber inspirasi yang bisa menyelesaikan masalah ini bukan hanya pada level individu seperti tadi Nabi Yusuf ketika sengaja berlapar-lapar supaya tetap bisa mengingat orang yang lapar. Tetapi juga melahirkan satu gerakan yang bisa menawarkan agama sebagai solusi bagi penyelesaian sistemik terhadap masalah yang sekarang kita sedang alami," kata Anis.
Baca juga: Anis Matta Sebut Presidential Threshold Picu Polarisasi di Masyarakat
Anis berpendapat krisis-krisis tersebut akan menyebabkan negara-negara di dunia tampak bingung dan tidak berdaya karena tidak tahu bagaimana bersikap.
Menurutnya, hal tersebut akan menyebabkan negara-negara mengambil jalan pintas melakukan langkah-langkah represif untuk mempertahankan dirinya di tengah gelombang protes masa yang terus menerus datang.
Menurutnya hal tersebut akan menyebabkan terjadinya krisis sosial yang besar dan menyebabkan terjadinya revolusi sosial di seluruh negara.
Baca juga: Anis Matta Sebut Tahun 2022 Partai Gelora Bakal Ajukan Tiga Judicial Review ke MK
Krisis sosial tersebut, kata dia, bisa menyebabkan disintegrasi sosial, dan khususnya pada negara-negara besar seperti Amerika Serikat, China, dan Rusia.
"Dan saya kira juga termasuk Indonesia, termasuk ancaman disintegrasi teritorial," kata Anis.
