Selasa, 30 September 2025

Gandeng Indolife, PPAD Laksana Tank Leopard

Dalam waktu tiga bulan, semua medan berat diterobos. Maju terus pantang mundur, dengan misi tunggal “prosperity policy”

Editor: Erik S
Ist
Ketua Umum PP PPAD, Letjen TNI Purn Dr (HC) Doni Monardo 

Doni juga menyebut nama Mohammad Rasyid Djazuli yang mengikuti zoom meeting dari Inggris. Mohammad adalah mahasiswa Doktoral bidang Kebijakan Publik University College London.

Mohammad baru-baru ini membuat sebuah artikel analisis mengenai kolaborasi pasca pensiun. Bagaimana memanfaatkan energi berlimpah dari para purnawirawan untuk kepentingan bangsa. Konteksnya tidak lagi dalam hal pertahanan dan keamanan, tetapi ekonomi.

Saat dunia menghadapi persaingan global, dibutuhkan effort lebih besar dari rakyatnya untuk sama-sama meningkatkan perekonmian negara. Idealnya, 20 persen dari populasi penduduk, bergerak di sektor wirausaha. Di Indonesia, persentasenya baru 3,5 persen. “Padahal, semakin kuat ekonomi suatu negara, semakin kuat pula sistem pertahanannya. Dengan kekayaan, kita bisa memperbarui dan menambah alutsista. Prajurit juga lebih sejahtera,” papar Doni.

PPAD pun tidak ingin sejahtera sendiri, tapi juga memberi dampak kesejahteraan bagi masyarakat sekitar. Untuk itu PPAD harus berkolaborasi dengan banyak pihak. “Semangat ini harus ada di mindset kawan-kawan di PPAD. Setiap saat harus berpikir bagaimana caranya mempercepat proses ini,” tegas Doni.

*Prosperity Policy*

Harianto Solichin menyimak dengan sangat baik semua paparan tim PPAD. “Sangat luar biasa. Hanya dalam waktu tiga bulan, sudah begitu banyak yang dikerjakan PPAD. Bahkan secara kongkrit sudah melakukan penandatangan kerjasama dengan berbagai pihak,” puji Harianto.

Ia juga mendukung “prosperity policy” yang dicanangkan Ketum Doni Monardo. Potensi 117 ribu anggota sungguh luar biasa. Jika bisa disatukan, akan menjadi satu kekuatan besar yang bisa menggerakkan roda ekonomi. 

“Sebelumnya saya perkenalkan diri saya dulu, bahwa sejak tahun 1985 saya bergerak di bidang risiko. Saya seorang aktuaris,” ujar Harianto.

Aktuaris adalah seorang ahli yang bekerja di bidang pengukuran dan manajemen risiko serta ketidakpastian dalam usaha. Bidang ilmu yang ditekuninya disebut ilmu aktuaria. Secara tradisional, bidang tersebut dibagi dua, yaitu aktuaria jiwa dan aktuaria umum.

Dari paparan Doni Monardo, Haryanto menyimpulkan adanya benang merah yang ia sebut sebagai titik temu. Ia mencatat semua potensi yang ada di depan mata. Tinggal bagaimana ditentukan skala prioritas. “Muaranya ada dua, yang pertama mencari profit dan kedua job creation, agar menjadi pahlawan seperti yang disampaikan pak Ketum, mengutip presiden Korsel Roh Tae-woo tadi,” katanya.

Harianto merasa senang, karena banyak hal yang digarap PPAD dan disampaikan Ketum Doni Monardo, sebagian besar pernah ditanganinya. Yang perlu dipertebal ke depan adalah menciptakan link and match. “Terutama dalam kaitan tatanan ekonom baru. Harus adaptif dengan e-commerce, start up. Di sisi lain, tetap harus memprioritaskan penciptaan lapangan kerja baru,” ujarnya.

*Cucu Latuharhary*

Zoom meeting pagi itu juga menghadirkan Bara Muskita, seorang pengusaha udang. Ia adalah keturunan langsung Gubernur Maluku yang pertama, sekaligus tokoh perintis kemerdekaan, Johannes Latuharhary.

Mr. Johannes Latuharhary (6 Juli 1900 – 8 November 1959) adalah politikus dan perintis kemerdekaan Indonesia. Ia menjabat Gubernur Maluku yang pertama antara tahun 1950 dan 1955, dan memperjuangkan masuknya Maluku ke dalam NKRI.

Latuharhary lahir di Saparua. Sebagai remaja ia pindah ke Batavia untuk pendidikan lanjut. Belakangan, ia memperoleh beasiswa belajar ilmu hukum di Universitas Leiden. Sepulangnya ke tanah air, ia menjadi hakim di Jawa Timur dan mulai turut serta dalam pergerakan kebangkitan nasional Indonesia melalui organisasi pemuda Sarekat Ambon. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan