Hari Raya Nyepi
Sambut Nyepi, KMHDI Ajak Umat Hindu Refleksi Diri
Hari Raya Nyepi adalah perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan kalender caka yang dimulai pada tahun 78 masehi.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Umat beragama Hindu akan merayakan Hari Raya Nyepi 2022 pada 3 Maret 2022.
Hari Raya Nyepi adalah perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan kalender caka yang dimulai pada tahun 78 masehi.
Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), melalui Ketua Presidium, I Putu Yoga Saputra, mengajak umat, khususnya mahasiswa Hindu di Indonesia untuk memaknai Nyepi sebagai refleksi.
Menurut dia, refleksi atas segala problem-problem fundamental umat hindu yang masih dijumpai saat ini.
“Banyak sekali persoalan yang dihadapi oleh Hindu hari ini seperti, minimnya tenaga pengajar agama Hindu di wilayah pelosok-pelosok, juga pemahaman dan pengamalan ajaran-ajaran Hindu dalam keseheharian,” kata Ketua Presidium PP KMHDI I Putu Yoga Saputra, dalam keterangannya, pada Rabu (2/3/2022).
Baca juga: Jelang Nyepi, Umat Hindu Jakarta Gelar Upacara Tawur Agung Kesanga di Pura Aditya Jaya
Menurut dia, hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah di internal umat Hindu untuk melakukan refleksi dan konsolidasi.
"Agar bisa menghadirkan tenaga pengajar agama Hindu yang lebih merata di daerah-daerah agar hak siswa-siswa Hindu mengakses pendidikan agama bisa terpenuhi," ujarnya.
I Putu Yoga Saputra, juga menyoroti persoalan politik identitas yang sering dijumpai oleh umat Hindu.
Dia menilai, kehadiran politik identitas dalam bentuk penistaan agama sama saja memojokkan keyakinan umat Hindu itu sendiri.
Persoalan ini juga dapat menjadikan momentum untuk refleksi diri sebagai umat Hindu dan ke depannya dapat memperkokoh pondasi dalam beragama Hindu.
Ia juga menyoroti persoalan ekonomi umat yang masih belum optimal dengan baik.
“Kita harus sadari bersama bahwa salah satu persoalan fundamental umat Hindu hari ini adalah soal ekonomi dan ketahanan umat di tengah persaingan yang tidak memiliki batas,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, masih banyak umat di daerah yang cenderung tidak memiliki ketahanan ekonomi yang kemudian berdampak pada kemampuan umat dalam mengakses pendidikan.
"Tentu ini menjadi perhatian kita bersama, lembaga-lembaga Hindu untuk fokus pada penguatan ekonomi umat," ujarnya.
Ia juga menambahkan, bahwa masih banyak daerah-daerah yang didiami oleh umat Hindu tidak memiliki lembaga pendidikan Hindu berbasis formal dalam ini pasraman.