Selasa, 7 Oktober 2025

Pemilu 2024

Wacana Menunda Pemilu, AHY: Suara Rakyat yang Mana? Jangan Permainkan Suara Rakyat

AHY mengaku sudah keliling ke 34 provinsi di Indonesia, yang ada masyarakat justru mengeluh atas kondisi hari ini yang tidak kunjung membaik.

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Dewi Agustina
Istimewa
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menolak tegas wacana penundaan pemilu yang belakangan ini digaungkan pihak tertentu.

Sikap itu disampaikan AHY saat melantik kepengurusan DPD Partai Demokrat Provinsi Banten dan Riau pada Sabtu (26/2/2022).

"Usul untuk menunda pemilu adalah usul yang tidak logis, apa dasarnya? Ini tidak sesuai dengan konstitusi. Ada masa kepemimpinan yang harus dipatuhi bersama di tingkat nasional, provinsi," tegas AHY melalui telekonferensi.

"Kok ringan-ringan saja menabrak konstitusi?" tegas AHY menambahkan.

AHY mengatakan Demokrat harus tegas menyampaikan bahwa tidak boleh siapapun, apapun pangkat dan jabatannya di negeri ini, yang kemudian dengan entengnya mengatakan ini aspirasi masyarakat.

"Masyarakat yang mana yang didengarkan?" ujarnya.

AHY mengaku sudah keliling ke 34 provinsi di Indonesia, ratusan kabupaten dan kota, yang ada masyarakat justru mengeluh atas kondisi hari ini yang tidak kunjung membaik.

"Kalaupun ada, melambat. Prioritas pun tidak ada. Ekonomi juga masih dirasakan sulit oleh masyarakat. Kok tiba-tiba ada yang mengatakan masyarakat ingin diperpanjang, ingin diundur? Saya tidak melihat ada masyarakat yang memiliki harapan itu," tegas AHY.

AHY mengatakan usul penundaan Pemilu adalah harapan segelintir pihak yang ingin melanggengkan kekuasaannya dan mereka takut kehilangan kekuasaan.

Baca juga: Perludem Sebut Tak Ada Negara Tunda Pemilu dengan Alasan Pemulihan Ekonomi

"Negeri kita mau dibawa kemana kalau diisi, diawaki oleh orang-orang seperti itu? Sekali lagi tidak logis, dan menurut saya, memalukan cara berfikir seperti itu. Memain-mainkan suara rakyat, seolah-olah ini desakan rakyat. Rakyat yang mana?" ujarnya.

AHY kemudian mengungkapkan, "Alasannya masih pandemi, alasannya masih pemulihan ekonomi. Kemarin Pilkada 2020, mereka juga yang mengatakan tidak ada negara manapun menunda pemilunya hanya karena pandemi dan ekonomi. Dijalankan juga Pilkada 2020. Padahal itu lagi gawat-gawatnya Pandemi Covid-19. Artinya bangunan narasi yang mereka katakan itu tidak logis, tidak adil dan tidak berpihak pada rakyat."

Kepada para pengurus DPD yang baru, AHY mengingatkan, 'Kalau mereka mengatakan itu suara rakyat, rakyat yang mana? Jangan sampai kita meng-entertain hasrat dan ambisi mereka yang ingin melanggengkan kekuasaannya, melabrak akal sehat, menciderai hati nurani."

AHY menegaskan bahwa Partai Demokrat harus menyampaikan ini pada siapapun agar jangan salah, sebab kalau sudah salah mengambil keputusan, salah mengambil kebijakan, rakyat yang menanggung ruginya.

"Menanggung dampak buruknya, kita semua, rakyat Indonesia," katanya.

AHY melanjutkan, "Demokrat tidak boleh takut bersuara. Banten harus berani. Riau harus berani. Berani asalkan itu sesuai dengan kebenaran, bukan diluar kebenaran. Insyaallah rakyat kita semakin cerdas dan tidak mudah diombang-ambingkan. Teruslah berjuang untuk menyuarakan akal sehat, menyuarakan kebenaran dan keadilan."

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved